BPJS Ketenagakerjaan Sukses Gelar ToT K3, Tekan Angka Kecelakaan Sawit

1 month ago 10

INFO NASIONAL BPJS Ketenagakerjaan bersama dengan International Labour Organization (ILO) telah sukses menyelenggarakan pelatihan Training of Trainers (ToT) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan metode PAOT (Participatory Action-Oriented Training) yang diikuti oleh 400 peserta dari 200 perusahaan di sektor sawit. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pekerja terkait K3 dan diharapkan mampu menurunkan angka kecelakaan kerja di sektor perkebunan sawit yang masih tinggi.

Rangkaian pelatihan ini ditutup di Pangkalan Bun setelah sebelumnya juga diadakan di beberapa kota lain, yaitu Palembang, Medan, dan Riau. Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia, menyampaikan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit, terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan, memiliki risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Oleh karena itu, pelatihan K3 sangat penting untuk memastikan pekerja memiliki kesadaran yang cukup tentang pentingnya keselamatan di tempat kerja.

Menurut Roswita, Kalimantan menjadi salah satu wilayah dengan jumlah perusahaan sawit terbanyak di Indonesia, sehingga implementasi K3 di kawasan ini sangat krusial. "Setiap pekerja perlu memahami dan menerapkan K3 dengan baik, untuk mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang berpotensi menghambat produktivitas dan kesejahteraan mereka," ujarnya, Rabu, 16 Oktober 2024.

Sepanjang tahun 2023, BPJS Ketenagakerjaan mencatat lebih dari 370 ribu kasus kecelakaan kerja, dengan sektor perkebunan menyumbang 60,5 persen atau sekitar 224 ribu kasus. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar 169 ribu kasus. Roswita menekankan bahwa peningkatan jumlah klaim kecelakaan ini bukan hanya sekadar angka, melainkan berdampak langsung pada produktivitas perusahaan dan kesejahteraan pekerja.

Iklan

Untuk menanggulangi tingginya angka kecelakaan ini, BPJS Ketenagakerjaan bersama ILO mengembangkan pelatihan ToT K3 yang bertujuan mencetak pelatih internal di setiap perusahaan. Mereka diharapkan mampu menyebarluaskan budaya K3, meningkatkan kesadaran pekerja tentang pentingnya keselamatan kerja, dan mengurangi kecelakaan di lapangan. "Kami berharap pelatihan ini dapat menghasilkan agen perubahan yang aktif dalam membudayakan K3 di lingkungan kerja mereka," tambah Roswita.

National Coordinator ILO, Yunirwan Gah, juga menyampaikan apresiasinya terhadap pelatihan ini. Ia menegaskan bahwa sektor kelapa sawit, yang menjadi penyumbang besar ekonomi nasional dan lapangan kerja, menghadapi risiko tinggi kecelakaan kerja. "Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat, terutama di sektor perkebunan kelapa sawit yang kerap dihadapkan pada berbagai risiko," ujarnya.

Yunirwan juga mengingatkan pentingnya menumbuhkan budaya K3 yang positif di perusahaan, terutama dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko di tempat kerja. Melalui pelatihan PAOT, para pekerja diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam proses identifikasi ini, sehingga langkah-langkah pencegahan dapat segera diambil dan rencana aksi perbaikan dapat diterapkan secara praktis dan berkelanjutan.(*)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online