Jakarta -
Pernahkah Bunda melihat Si Kecil mengalami gatal-gatal berupa bentol kecil di tubuhnya? Kondisi ini dikenal juga sebagai kaligata, biduran, atau urtikaria. Kenali lebih jauh tentang kaligata pada anak, termasuk penyebab dan pertolongan pertamanya.
Munculnya bentol kemerahan di tubuh anak merupakan kondisi kulit yang sering kali membuat orang tua khawatir. Tak selalu karena reaksi alergi, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Mulai dari alergi makanan, hingga paparan suhu ekstrem. Penting bagi orang tua untuk mengenali faktor pemicu munculnya kaligata pada anak.
Apa itu kaligata?
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kaligata sering dikenal oleh orang tua dengan sebutan biduran. Dalam bahasa medis, lebih dikenal dengan nama urtikaria.
Kaligata memiliki bentuk seperti bentol-bentol di tubuh, berbatas tegas, memudar bila ditekan, dan disertai dengan gatal. Bentuknya seperti digigit nyamuk atau terkena ulat bulu.
Ciri-ciri kaligata pada anak
Sesuai namanya, ciri-ciri kaligata pada anak yang utama adalah munculnya bentol merah yang menonjol di berbagai bagian tubuh. Dikutip dari Kids Health, bentol-bentol merah yang muncul biasanya sangat gatal dan memiliki ciri khas seperti:
- Bagian tengahnya pucat
- Muncul dalam kelompok atau ada dalam area yang cukup luas
- Dapat berubah bentuk dan lokasi dalam hitungan jam
- Ukurannya bervariasi, ada yang kecil dan besar
- Disertai gatal, perih, atau menyebabkan sensasi terbakar
Kaligata dapat menjadi bagian dari reaksi alergi yang berat, atau yang disebut anafilaksis. Tanda-tandanya antara lain kaligata muncul di seluruh badan, lesinya luas, disertai dengan bengkak di area mata atau bibir, dan keluhan lain seperti sesak, nyeri perut, atau anak menjadi tidak sadar.
Hal-hal di atas dapat menjadi tanda bahaya bagi orang tua bila anaknya mengalami kaligata. Bila tidak ditangani dengan baik dan cepat, dapat mengakibatkan kematian.
Penyebab kaligata pada anak
Penyebab kaligata pada anak bisa bermacam-macam. Ketika anak mengalami kaligata, orang tua biasanya langsung beranggapan bahwa penyebabnya adalah alergi. Namun, tidak hanya alergi yang dapat menyebabkan kaligata. Berikut faktor-faktor penyebab kaligata lainnya pada anak:
1. Infeksi virus dan bakteri
Pilek, infeksi saluran pernapasan atas, atau virus gastrointestinal dapat memicu gatal-gatal. Bayi dan anak-anak lebih mungkin terkena gatal-gatal akut akibat virus daripada orang dewasa.
Selain infeksi virus, kaligata juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit atau cacing.
2. Makanan
Anak mungkin juga memiliki reaksi tertentu terhadap makanan yang bersentuhan atau tertelan. Misalnya, waspadai reaksi alergi langsung dari makanan seperti kacang-kacangan dan telur.
3. Obat-obatan
Dikutip dari Healthline, obat-obatan umum yang dapat memicu gatal-gatal termasuk antibiotik dan obat antiinflamasi nonsteroid.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang dingin dan panas atau perubahan lingkungan secara ekstrem juga dapat memicu gatal-gatal. Misalnya, paparan suhu panas, dingin, atau mungkin tekanan tertentu.
5. Alergen lainnya
Alergen lain seperti gigitan serangga atau sengatan lebah bisa menjadi salah satu penyebab kaligata pada anak. Termasuk juga paparan terhadap serbuk sari dan iritan seperti bahan kimia dan wewangian.
Kaligata dapat berlangsung sampai lebih dari 24 jam dan berpindah-pindah lokasi. Namun umumnya, kaligata pada lokasi yang sama tidak menetap sampai 24 jam, kecuali apabila urtikaria yang disebabkan oleh penyakit autoimun.
Jenis-jenis biduran pada anak
Ilustrasi gatal pada anak/Foto: Getty Images/Graphicscoco
Kaligata dapat timbul dalam waktu 1-2 jam setelah terpajan dengan faktor pencetus. Kaligata dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan lama berlangsungnya kaligata yaitu akut dan kronik.
1. Biduran Akut
Biduran akut mengacu pada gatal-gatal yang tidak berlangsung lama (kurang dari 6 minggu). Beberapa ciri gatal-gatal akut meliputi:
- Muncul bentol yang menonjol pada kulit.
- Bentol mungkin tampak kemerahan pada kulit yang berwarna lebih terang.
- Biduran memucat (bagian tengah gatal-gatal menjadi pucat saat ditekan).
- Kulit gatal.
- Pembengkakan di bawah kulit yang menyebabkan bengkak (angioedema).
- Kadang disertai dengan pembengkakan yang nyeri pada bibir, mata, dan bagian dalam tenggorokan.
2. Biduran Kronis
Biduran kronis spontan adalah sebutan untuk gatal-gatal kronis yang tidak memiliki penyebab yang jelas, berlangsung lebih dari 6 minggu. Kondisi ini sebelumnya disebut sebagai chronic idiopathic urticaria.
Dalam banyak hal, biduran akut dan kronis mungkin tampak sama: keduanya dapat muncul berupa bentol gatal, bengkak, dan berubah menjadi lebih terang di bagian tengah dan saat ditekan.
Namun secara lebih khas, biduran kronis dapat timbul dengan ciri-ciri:
- Bentol dapat berubah ukuran dan bentuk.
- Bentol muncul, menghilang, lalu muncul kembali setidaknya setiap beberapa hari dalam jangka waktu yang lama, bahkan berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
- Terjadi bersamaan dengan paparan panas, olahraga, atau stres.
3. Biduran Fisik
Ada juga kondisi yang disebut biduran fisik atau inducible urticaria. Biduran ini mungkin muncul saat anak berada di tempat yang dingin, panas, atau terik matahari.
Beberapa orang bereaksi terhadap getaran atau tekanan, aktivitas fisik, atau berkeringat. Biduran fisik biasanya muncul dalam waktu satu jam setelah terpapar. Jenis biduran ini juga bisa bersifat kronis.
4. Angioedema
Menurut Australasian Society of Clinical Immunology and Allergy (ASCIA), angioedema adalah kondisi ketika pembuluh darah kecil mengeluarkan cairan ke dalam jaringan di bawah kulit, yang menyebabkan pembengkakan di berbagai bagian tubuh.
Kondisi ini dapat berkembang karena reaksi alergi dan biasanya disertai dengan biduran. Namun, ada juga kemungkinan untuk mengalami angioedema tanpa disertai gatal-gatal.
Meskipun pembengkakannya bisa sangat parah, itu bersifat sementara. Angioedema biasanya tidak disebabkan oleh penyakit serius yang mendasarinya dan tidak mungkin menyebabkan penyakit atau kerusakan pada organ vital seperti ginjal, hati, atau paru-paru.
Dengan diagnosis dan penanganan yang tepat dengan pengobatan yang tepat, biasanya angioedema dapat dicegah.
Seseorang yang mengalami angioedema mungkin mengalami kemerahan, pembengkakan, atau benjolan besar di sekitar mata, bibir, tangan, kaki, alat kelamin, atau tenggorokan. Gejala lainnya dapat meliputi mual, muntah, atau sakit perut.
Jarang terjadi, seseorang dengan gatal-gatal dan angioedema juga dapat mengalami syok anafilaksis. Tanda-tanda syok anafilaksis meliputi kesulitan bernapas, penurunan tekanan darah, pusing, atau kehilangan kesadaran (pingsan).
Cara mengatasi biduran pada anak
Cara mengatasi biduran sebenarnya bergantung pada tingkat keparahan kondisi anak. Namun IDAI menyebutkan diperlukan konsumsi obat antihistamin.
Untuk itu, orang tua perlu membawa anak segera berobat ke dokter karena obat-obatan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan dan dosis. Pastikan untuk memberikan obat berdasarkan instruksi dokter.
Terlebih pada anak yang memang sudah berulang kali mengalami kaligata, biasanya dokter sudah membekali orang tua obat-obatan di rumah sebagai pertolongan pertama untuk mengatasi kaligata.
Apabila kaligata sudah terjadi luas dan terdapat tanda-tanda anafilaksis, maka diperlukan obat-obatan lain yang diberikan sesuai dengan penanganan pada anak yang mengalami anafilaksis, seperti adrenalin, steroid, dan lain-lain.
Dalam kasus tersebut, beberapa anak juga mungkin membutuhkan observasi di ruang rawat inap. Lama observasi di ruang rawat inap tergantung respons anak terhadap pengobatan, tapi paling lama sekitar 1-2 hari.
Sebagai pertolongan pertama di rumah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti:
- Hindari paparan panas dan sinar matahari.
- Memberikan kompres dingin atau memandikan anak dengan air dingin.
- Oleskan kulit anak yang gatal dengan losion kalamin.
- Pastikan kamar anak memiliki suhu yang cukup sejuk.
Cara mendiagnosa kaligata pada anak
Untuk mendiagnosis kaligata pada anak, dokter biasanya dapat melihat kulitnya. Guna mengetahui penyebabnya, orang tua perlu memberikan informasi tentang riwayat kesehatan anak. Termasuk penyakit yang baru saja dialami, konsumsi obat-obatan, paparan alergen, dan pemicu stres harian.
Jika anak mengalami biduran kronis, dokter mungkin akan meminta Bunda untuk mencatat aktivitas harian, seperti apa yang dimakan dan diminum anak dan bagian tubuh mana yang cenderung muncul gatal-gatal.
Tes diagnostik seperti tes darah, tes alergi, dan tes-tes lainnya dapat juga dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti gatal-gatal.
Kapan anak harus ke dokter?
Satu fase gatal-gatal tanpa gejala atau rasa tidak nyaman yang parah mungkin tidak memerlukan perhatian medis khusus. Namun jika anak tampak merasa tidak nyaman, tidak bisa tidur, atau bentol sudah menutupi sebagian besar tubuhnya, segera hubungi dokter.
Bicarakan dengan dokter segala riwayat kondisi anak untuk menentukan apakah diperlukan pengujian lebih lanjut.
Biduran kronis umumnya memerlukan perhatian medis, sehingga mungkin perlu dilakukan tes alergi atau tes lain untuk menentukan penyebabnya.
Kondisi ini sebenarnya umum terjadi dan dapat disebabkan oleh banyak hal. Jika Bunda ragu, lakukan konsultasi segera ke dokter, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)