Jakarta -
Memahami tonggak pertumbuhan dan perkembangan anak di fase 0-2 tahun yang terus berubah, menjadi bagian penting dari pengasuhan anak. Saat bayi dan anak-anak melewati serangkaian tahap pertumbuhan, mereka mungkin menghadapi tantangan fisik atau emosional yang umum.
Keterampilan seperti merangkak atau tersenyum untuk pertama kalinya disebut sebagai tonggak perkembangan. Ini perlu diamati apakah anak usia 0 bulan - 2 tahun berkembang normal dan tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan.
Mereka mencapai tonggak tersebut dalam beragam cara, seperti bermain, belajar, berbicara, dan bergerak. Meski setiap anak memiliki kecepatan yang berbeda, ada beberapa tanda red flag atau keterlambatan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui.
Tahap perkembangan anak
Dokter spesialis anak dari RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr. Nitish Basant Adnani, BMedSc, M.Sc, Sp.A, menjelaskan secara singkat bahwa perkembangan merupakan tahapan ketika anak memiliki keterampilan yang dikuasai.
“Jadi kalau perkembangan itu bagaimana seiring waktu anak berkembang. Jadi skills apa saja? Keterampilan apa saja? yang bisa dikuasai anak tersebut,” jelas Nitish dalam HaiBunda x RSPI Live Instagram, Selasa (15/4/2025).
Ia pun mengatakan tahap perkembangan ini dibagi menjadi tiga yang terdiri dari motorik kasar, motorik halus, dan wicara.
“Motorik kasar yakni kemampuan anak menggunakan anggota gerak yang lebih besar, motorik halus menggunakan anggota gerak yang lebih kecil, sosial emosional, dan bahasa seperti berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya,” ungkapnya.
1. Motorik kasar
Nitish pun menjelaskan tahapan perkembangan motorik kasar pada anak usia 0-2 tahun. Ia menjelaskan motorik kasar yang dimaksud adalah Si Kecil bisa menegakkan kepala, merangkak, berdiri, berjalan, lari, melompat, dan naik tangga.
“Sebelum merangkak, biasanya anak menguasai head control dapat mengangkat kepala sampai 90 derajat dengan tegak. Kemudian, bisa tengkurap dan terlentang dengan sendirinya,” ungkap Nitish.
Biasanya bayi mulai belajar merangkak dari 6-11 bulan dan berdiri pada usia 7-12 bulan. Namun, ia mengatakan tidak semua bayi melewati fase tersebut, sebanyak 15 persen anak justru langsung belajar berdiri.
“Tapi terkadang ada 15 persen mereka skip fase merangkak mereka belajar berdiri dulu, nanti sudah tegak dan lepas tangan baru belajar merangkak,” tuturnya.
2. Motorik halus
Pada tahap perkembangan yang satu ini, Si Kecil memiliki kemampuan menggerakkan anggota tubuh yang lebih kecil atau halus, seperti jemari.
“Motorik halus adalah anggota gerak yang lebih halus atau jari jemari. Itu biasanya menatap tangan di usia 3 bulan, dia bisa menggenggam yang kuat, bisa memindahkan objek dari tangan kiri ke kanan, dan sebaliknya. Mengambil dengan jempol dan telunjuk, coret-coret, minum pakai cangkir, dan menggunakan sendok,” jelas Nitish.
Di awal biasanya anak menatap tangan sendiri, kemudian menggunakan jari-jari untuk menggenggam sesuatu.
“Pada usia 6-7 bulan, dia bisa memindahkan objek dari tangan kiri ke kanan, dan sebaliknya. Biasanya menggenggam mulai usia sembilan bulan, mulai coret-coret mendekati satu tahun atau di atasnya sedikit, dua tahun akan bisa menarik garis menggambar lingkaran persegi, dan menulis saat besar,” tuturnya.
3. Sosial emosional
Sosial emosional menjadi tahap anak untuk membangun hubungan atau berinteraksi dengan orang sekitarnya. Pada tahap ini, mereka juga mulai belajar untuk menyatakan keinginannya.
“Paling awal kita menilai interaksi dari senyuman, makan sendiri, eye contact usia tiga bulanan, kemudian ada komunikasi dua arah, kemampuan menyatakan keinginannya,” jelasnya.
4. Bahasa
Ada juga tahap perkembangan yang dinilai dari bahasa. Nitish menjelaskan Bunda dapat memperhatikannya ketika bayi mulai bersuara dari lahir, seperti menangis.
“Kalau kita menilai bahasa dari lahir itu bayi sudah bersuara baik dari menangis atau lainnya kemudian salah satu milestones wicara itu cooing bayi mengeluarkan huruf vokal dari sebulan atau dua bulan. Sudah bisa tertawa dan teriak pada 2-4 bulan. Kemudian, menoleh ke sumber suara, ada yang memanggil, atau mendengar suara mainan,” ungkap Nitish.
Tanda-tanda keterlambatan perkembangan anak
Memahami tanda-tanda keterlambatan pada anak tentunya juga sangat penting agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pada kesempatan ini, Nitish juga menjelaskan ada tanda-tanda red flag utama dari dua segi perkembangan. Berikut di antaranya:
1. Segi motorik kasar
- Usia 6 bulan belum ada head control atau belum dapat mengangkat kepala dengan tegak
- Usia 9 bulan belum dapat duduk secara mandiri tanpa dukungan
- Usia 18 bulan belum bisa berjalan
2. Segi bahasa atau wicara
- Usia 12 bulan belum bisa babbling, yakni komunikasi dengan mengulang dua suku kata
- Usia 18 bulan belum mengucapkan setidaknya satu kata
- Usia 2 tahun belum dapat mengombinasikan dua kata
Salah satu cara yang dapat Bunda lakukan untuk mengenali keterlambatan itu adalah rutin melakukan kunjungan ke dokter anak.
“Pertama tentunya ketemu dokter anak saat lahir, kunjungan pertama yaitu satu minggu pertama. Dianjurkan pada usia satu bulan, dua bulan, empat bulan, enam bulan, usia 6-18 bulan setiap tiga bulan sekali, atau bisa juga dibarengi jadwal Si Kecil imunisasi,” jelas Nitish.
Ia pun menyarankan orang tua untuk selalu pastikan pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil bagus dan sesuai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/rap)