Kumpulan Doa Berhubungan Intim Suami Istri dalam Islam, Baca Sesudah dan Sebelum 

3 hours ago 1

Bagi pasangan Muslim yang baru menikah, perlu tahu nih bahwa doa berhubungan suami istri dapat diamalkan, seperti dari doa sebelum berhubungan suami istri dan doa setelah berhubungan. Dengan membaca doa berhubungan suami istri secara Islam, sepasang suami istri menjadi terhindar dari gangguan setan dan mendapat keberkahan.

Memanjatkan doa berhubungan suami istri  juga dapat dilakukan dengan penuh pengharapan, baik membaca doa setelah berhubungan suami istri dengan harapan agar cepat hamil maupun agar punya anak.

Terdapat keutamaan dalam membaca doa berhubungan suami istri. Selain itu, dalam membaca doa berhubungan suami istri, terdapat hal-hal yang penting untuk diperhatikan.

Mari simak kumpulan doa berhubungan suami istri berikut ini, mulai dari doa sebelum berhubungan suami istri hingga doa setelah berhubungan.

Wasiat Rasulullah kepada pengantin baru

Ketika menikahkan anaknya, Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib, Rasulullah memberikan tuntunan, pandangan, dan wejangan kepada pengantin baru tersebut. Dikutip dari buku Menjadi Suami dan Ayah Hebat oleh Haikal Hassan Baras, ada tiga hal penting yang disampaikan Rasulullah dalam khutbah pernikahan Fatimah dan Ali.

Pertama, pernikahan adalah kuasa Allah. Tidak ada satupun semua hal yang ada di jagat raya ini tidak luput dari kekuasaan dan ketetapan Allah, termasuk pernikahan. Dalam hal pernikahan, Allah telah menetapkan sebuah ketentuan. Jika pasangan suami istri mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan-Nya, maka pernikahan bisa langgeng dan bahagia.

Kedua, pernikahan merupakan sarana memperoleh keturunan. Rasulullah juga menegaskan bahwa pernikahan adalah sarana untuk memperoleh keturunan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menikah dengan perempuan yang subur sehingga dapat melahirkan banyak anak. Namun, jumlah anak juga harus dibarengi dengan upaya menjadikan anak sebagai generasi yang berkualitas.

Ketiga, menikah dapat memperkuat tali kekerabatan. Pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga dua keluarga yang berbeda. Dengan demikian, tali kekerabatan akan semakin meluas.

Etika berhubungan suami istri dalam Islam

Melansir laman detikcom, terdapat etika berhubungan suami istri dalam Islam sebagaimana yang dirangkum dari buku Fikih Wanita oleh Ustaz Muiz al Bantani berikut ini.

1. Membersihkan diri

Pasangan suami istri hendaknya membersihkan diri terlebih dahulu sebelum berhubungan. Membersihkan diri dapat diawali dengan mandi untuk menghilangkan hadas kecil yang ada menempel di tubuh. Selain itu, disarankan untuk buang air kecil sebelum melakukan hubungan badan.

2. Melaksanakan salat sunnah

Melaksanakan salat dua rakaat sebelum melakukan hubungan suami istri disunahkan untuk dilakukan. Tujuan sholat sunnah ini bertujuan agar jiwa pasangan suami istri bersih dari berbagai macam penyakit hati. Salat sunah ini bisa dilaksanakan secara berjamaah.

3. Diawali dengan senda gurau

Hubungan suami istri hendaknya diawali dengan perasaan sukacita yang dirasakan di antara keduanya. Salah satu cara untuk menghadirkan perasaan sukacita tersebut dapat dilakukan dengan bersenda gurau atau bercanda.

4. Mencium dan memeluk istri

Sebaiknya suami melakukan sentuhan kecil kepada sang istri. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mencium dan memeluk penuh kasih sayang.

5. Membaca doa

Membaca doa menjadi adab yang paling penting ketika hendak melakukan hubungan suami istri, agar hubungan intim tidak diganggu setan dan mendapat keberkahan.

Hukum berjimak atau berhubungan suami istri dalam Islam

Dikutip dari buku Ensiklopedia Fiqih Indonesia: Pernikahan karya Ahmad Sawarawat, Lc., terdapat lima macam hukum dalam hubungan intim antara pasangan suami istri menurut Islam .

1. Wajib

Melakukan hubungan suami istri menjadi wajib bagi seseorang saat ia sudah memiliki pasangan yang resmi. Sehingga saat kondisi biologis membutuhkannya, maka ia dapat melakukan hubungan badan tersebut tanpa melakukan zina dan lainnya.

2. Sunah

Hukum berjimak atau berhubungan suami istri berubah menjadi sunnah, ketika ada hal lain yang menyertainya. Misalnya, jimak dilakukan dengan niat ibadah dari hamba pada Allah SWT, serta dengan niat memenuhi perintah-perintah Rasulullah SAW.

3. Mubah

Melakukan hubungan suami istri mubah atau diperbolehkan, serta halal, jika dilakukan dengan pasangan hidup yang sah statusnya di mata agama. Oleh karenanya, berjimak pada suami-istri adalah jimak yang hukumnya termasuk mubah.

4. Makruh

Hukum hubungan suami istri dinilai makruh ketika dilakukan pada waktu tertentu, seperti di malam takbiran di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Hal ini dikarenakan pada waktu- waktu tersebut akan lebih baik, apabila diisi dengan amalan ibadah yang lain. Namun, melakukan hubungan suami istri tidak masalah.

5. Haram

Melakukan hubungan suami istri dikategorikan hukum haram jika termasuk dalam dua kategori ini, yaitu jimak yang masyru’ tetapi terlarang dan jimak yang tak masyru’ sejak awal.

Jimak masyru’ terlarang adalah saat berhubungan suami istri ketika istri sedang masa nifas, ketika sedang berpuasa Ramadhan di siang hari, sedang beriktikaf di masjid, dan sebagainya. 

Sementara itu, jimak yang tidak masyru’ yakni bersetubuh dalam dengan bukan mahramnya (zina), menggauli istri dalam duburnya, dan sebagainya.

Keutamaan membaca doa sebelum berhubungan seks suami dan istri

Mengamalkan doa berhubungan suami istri memiliki keutamaan. Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِى ذَلِكَ لَمْ يَضُرُّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا

Artinya: "Kemudian jika ditakdirkan (lahirnya) anak bagi mereka berdua dari hubungan intim tersebut, maka syaitan tidak akan bisa mencelakai anak tersebut selamanya." [HR. al-Bukhâri no. 6388 dan Muslim no. 1434].

Berdasarkan hadis tersebut, doa berhubungan dapat dibaca agar punya anak yang kehidupannya senantiasa diliputi keberkahan. Anak yang dilahirkan nantinya akan terjaga dari godaan setan yang menyebabkan seseorang keluar dari Islam dan fitrah. Apabila terjerat godaan setan, anak tersebut akan segera bertobat.

Waktu yang makruh berhubungan intim

Makruh didefinisikan sebagai perbuatan yang jika dikerjakan tidak mendapat dosa. Namun, jika ditinggalkan akan mendapat pahala. Sehingga, hal-hal yang makruh ada baiknya untuk dihindari.

Dalam melakukan hubungan suami istri, terdapat waktu-waktu yang makruh. Berikut waktu yang makruh berhubungan intim.

  • Pada malam takbir sebelum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha
  • Pada malam Nisfu Sya'ban
  • Malam Rabu
  • Saat gerhana Matahari atau gerhana Bulan
  • Di antara azan dan iqamah
  • Pada awal, pertengahan, dan akhir bulan
  • Pada awal malam
  • Saat dalam perjalanan

Waktu yang dianjurkan berhubungan intim

Selain terdapat waktu-waktu yang sebaiknya dihindari dalam melakukan hubungan suami istri, ada pula waktu yang dianjurkan berhubungan intim, yaitu:

  • Malam Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat
  • Hari Kamis, saat setelah matahari turun dari garis tengah
  • Malam Jumat selepas akhir waktu Isya
  • Hari Jumat selepas waktu Asar
  • Malam pertama di bulan Ramadhan

Dalam Islam, terdapat aturan mengenai waktu yang dianjurkan dan dilarang untuk berhubungan suami istri. Dirangkum dari buku Fiqih Keluarga Terlengkap karya Rizem Aizid, terdapat lima waktu yang dilarang berjima.

1. Siang hari di waktu berpuasa Ramadan

Jika dalam kondisi yang memenuhi syarat puasa, umat Muslim diwajibkan berpuasa selama satu bulan penuh. Apabila suami istri melakukan hubungan intim di siang hari, maka puasanya batal. Hal ini tercantum dalam firman Allah di QS Al-Baqarah ayat 187.

Selain itu, dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

Abu Hurairah mengatakan bahwasanya seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW. dan berkata, “Celakalah aku, wahai Rasulullah!” Nabi SAW terheran, “Apa yang sudah mencelakakanmu?” Lelaki itu menimpali, “Aku telah menyetubuhi istriku di (siang hari) bulan Ramadhan.”

Kemudian, Rasulullah SAW bertanya kesanggupan lelaki tersebut untuk membayar kafarat bersetubuh di siang hari bulan Ramadhan.” (HR. Muslim).

2. Saat i'tikaf di masjid

Larangan melakukan hubungan suami istri ketika beri'tikaf di masjid dijelaskan dalam  QS Al-Baqarah 187:

اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ

Artinya: ““Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.”

3. Saat haid atau nifas

Suami istri dilarang berhubungan badan sewaktu istri sedang berada dalam masa haid atau nifasnya. Sebagaimana yang tercantum dalam QS Al-Baqarah ayat 222:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ ۖ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ ۖ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطْهُرْنَ ۖ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah suatu kotoran.” Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib), campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.

4. Ketika melaksanakan ibadah haji atau umroh

Waktu keempat yang menjadi larangan berhubungan suami istri menurut pandangan Islam ialah saat bepergian dalam ibadah haji atau umroh. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah 197:

اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

Artinya: (Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Rafas merupakan kegiatan dari berbicara yang membangkitkan birahi, perbuatan tak senonoh, hingga hubungan intim. Sehingga, dapat dikatakan haram hukumnya sepasang suami istri melakukan hubungan badan semasa mereka beribadah di tanah suci Mekkah.

5. Suami Melakukan Zhihar pada Istri

Zhihar merupakan suatu ucapan yang dilontarkan suami pada pasangannya dengan menyamakan punggung sang ibunya dengan istri, atau ucapan lain yang bermaksud menyamakan nilai antara istri dan ibu. 

Apabila seorang suami melakukan zhihar pada istrinya, maka berhubungan badan menjadi haram baginya. Hal tersebut dijelaskan dalam firman Allah SWT surah Al-Mujadilah ayat 2 dan 3:

الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ ۖ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلَّا اللَّائِي وَلَدْنَهُمْ ۚ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ

وَالَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ۚ ذَٰلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya: "Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."

"Orang-orang yang menzihar istri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Siapa yang sebaiknya membaca doa sebelum berhubungan suami istri?

Mengutip laman detikcom, dalam kitab Minhatul 'Allâm 7/348, Syaikh Abdullah Al-Fauzan berpesan bahwa seorang suamilah yang sebaiknya mengamalkan doa sebelum berhubungan suami istri.

"Semestinya seorang (lelaki) bersemangat kuat untuk mengamalkan doa ini (ketika akan berhubungan intim dengan istrinya) sehingga menjadi kebiasaan, dalam rangka mengamalkan arahan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan harapan besar agar anaknya menjadi terjaga dan terpelihara dari syaitan dan tumbuh di atas jalan yang lurus melalui barokah doa ini."

Doa sebelum berhubungan intim suami istri dalam Islam

Berikut ini doa sebelum berhubungan suami istri dalam Bahasa Arab disertai bacaan latinnya.

بِسْمِ اللهِ العِلِيِّ العَظِيْمِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنْ قَدَّرْتَ أَنْ تَخْرُجَ مِنْ صُلْبِيْ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنِي الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنِيْ

Arab latin: Bismillâhil 'aliyyil 'azhîm. Allâhummaj'alhu dzurriyyatan thayyibah in qaddarta an takhruja min shulbî. Allâhumma jannibnis syaithâna wa jannibis syaithâna mâ razaqtanî.

Artinya: "Dengan nama Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Tuhanku, jadikanlah ia keturunan yang baik bila Kau takdirkan ia keluar dari tulang punggungku. Tuhanku, jauhkan aku dari setan, dan jauhkan setan dari benih janin yang Kau anugerahkan padaku."

Doa saat berhubungan intim suami istri dalam Islam

Berikut ini doa berhubungan agar lama dan dijauhkan dari gangguan setan dilansir dikutip dari buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi oleh Imam an-Nawawi:

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Arab latin: "Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa".

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."

Bacaan doa berhubungan intim ketika mengeluarkan air mani

Berikut ini doa berhubungan intim yang dapat dibaca sesaat suami mengeluarkan air mani. Doa ini dapat dibaca dalam hati atau cukup dengan menggerakan bibir tanpa suara.

اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً

Arab latin: Allahummaj'alnuthfatanaa dzurriyyatan thayyibah.

Artinya: "Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (saleh)."

Doa setelah berhubungan intim suami istri

Berikut doa yang dapat dilafalkan setelah berhubungan suami istri.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا

Arab latin: Alhamdu lillaahi ladzii khalaqa minal maa i basyaraa.

Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).

Gaya berhubungan seks suami Istri yang dilarang dalam Agama Islam

Meskipun berhubungan intim bagi suami istri diperbolehkan, terdapat gaya berhubungan seks suami Istri yang dilarang dalam Agama Islam. Bukan tanpa alasan, ada alasan tertentu, baik secara agama maupun medis, terkait pelarangan gaya berhubungan seks berikut.

1. Gaya berhubungan WOT

Dikutip dari buku Mahkota Pengantin karya Majdi bin Manshur bin Sayyid asy-Syuri’, posisi seks woman on top (WOT)  tidak  disarankan dalam Islam dengan alasan agama dan kesehatan.

Dalam pandangan agama Islam, posisi seks WOT tak disarankan karena menyelisihi posisi lumrah yang dikodratkan Allah SWT atas pria dan wanita. Sementara itu, secara medis, posisi ini berisiko memberi dampak buruk, seperti sperma suami sulit keluar secara keseluruhan.

Apabila masih ada sperma dalam kelamin, maka sperma bisa membusuk dan membahayakan kesehatan suami. Selain itu, posisi WOT juga memungkinkan cairan dari kelamin istri mengalir ke lubang penis suami yang bisa menyebabkan penyakit kuning.

2. Gaya berhubungan intim apa pun yang dilakukan tanpa foreplay

Posisi seks apa pun yang dilakukan tanpa foreplay juga dilarang dalam Islam. Dalam sebuah hadis, Rasullulah SAW bersabda, “Janganlah menyetubuhi istrimu begitu menemuinya, tapi tempatkanlah ia di kamar sesaat, lalu cumbulah, ciumlah dan dekaplah. Sebab jika engkau langsung melakukan hal itu saat bertemu maka itu suatu yang tercela.”

Dari segi medis, posisi seks apa pun yang dilakukan tanpa foreplay dapat menyakiti wanita. Seks yang dilakukan tanpa foreplay bisa menyebabkan vagina kering dan mengalami kesakitan, iritasi, hingga infeksi saat bercinta.

Asisten profesor klinis ginekologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York, Amerika Serikat, Alyssa Dweck, MD berpendapat bahwa  "Vagina kering bisa membuat hubungan seks tidak nyaman dan menjadi penyebab paling umum ketidaknyamanan pascaseks," ujarnya, dilansir Women's Health.

3. Posisi seks yang dilakukan lewat anus

Bersetubuh lewat anus dilarang dalam Islam. Secara agama, posisi ini tak disukai Allah SWT dan itu dosa besar, Rasulullah SAW bersabda:

"Terlaknat siapa saja yang mendatangi istrinya pada duburnya." (HR. Abu Dawud (216)

"Allah SWT tidak memandang laki-laki yang menyetubuhi istrinya pada duburnya." (HR. Ahmad (2/344) dan At-Tarmidzi (1/218))

"Barang siapa menggauli wanita yang sedang haid atau wanita pada duburnya, atau mendatangi dukun lalu mempercayainya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad."

Sementara itu, menurut pandangan medis, dubur tidak disiapkan dan tak diciptakan untuk aktivitas seks. Ini bisa berbahaya bagi pria karena tak bisa menarik semua sperma dari penis karena posisinya menyimpang. Selain itu, posisi ini menyebabkan gerak yang melelahkan karena menyalahi sesuatu yang alami.

4. Posisi seks apa pun yang dilakukan saat haid

Larangan melakukan hubungan intim dengan posisi seks apa pun yang dilakukan saat haid tercantum dalam QS Al Baqarah ayat 222.

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ ۗ قُلْ هُوَ اَذًىۙ فَاعْتَزِلُوا النِّسَاۤءَ فِى الْمَحِيْضِۙ وَلَا تَقْرَبُوْهُنَّ حَتّٰى يَطْهُرْنَ ۚ فَاِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ اَمَرَكُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ - ٢٢٢

Artinya:

“Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”

Allah SWT melarang posisi seks apa pun saat haid karena darah yang keluar ketika haid merupakan kotoran yang dapat menimbulkan penyakit pada tubuh.

Sementara itu, dari segi kesehatan, melakukan hubungan intim saat haid berisiko terhadap infeksi rahim, mengalami endometriosis, terkena penyakit kelamin, hingga menyumbat pembuluh darah jantung. 

5. Gaya berhubungan intim apa pun saat puasa di siang hari pada bulan Ramadhan

Saat bulan Ramadhan, melakukan hubungan suami istri di siang hari dilarang dan dapat membatalkan puasa. Apabila hal ini dilanggar, maka harus membayar denda atau kafarat. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist nabi. 

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: هَلَكْتُ، وَقَعْتُ عَلَى أَهْلِي فِي رَمَضَانَ، قَالَ: أَعْتِقْ رَقَبَةً قَالَ: لَيْسَ لِي، قَالَ: فَصُمْ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ قَالَ: لاَ أَسْتَطِيعُ، قَالَ: فَأَطْعِمْ سِتِّينَ مِسْكِينًا

Artinya: "Abu Hurairah meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lantas berkata, "Celakalah aku! Aku mencampuri istriku (siang hari) di bulan Ramadan. Beliau bersabda, "Merdekakanlah seorang hamba sahaya perempuan." Dijawab oleh laki-laki itu, "Aku tidak mampu." Beliau kembali bersabda, "Berpuasalah selama dua bulan berturut-turut." Dijawab lagi oleh laki-laki itu, "Aku tak mampu." Beliau kembali bersabda, "Berikanlah makanan kepada enam puluh orang miskin.” (HR. Bukhari)

Dari segi kesehatan, posisi seks apa pun yang dilakukan saat puasa di bulan Ramadan dapat  melemahkan gairah seksual karena bercinta dalam keadaan lapar atau perut kosong. Ini memungkinkan tubuh gemetar dan kekuatan tubuh melemah.

6. Gaya berhubungan intim apa pun saat sedang i’tikaf

Melakukan hubungan seks saat i’tikaf adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam. Sehingga, melakukan gaya berhubungan intim apa pun saat sedang i’tikaf tidak diperbolehkan. Allah SWT berfirman dalam  Al-Baqarah ayat 187.

بَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ - ١٨٧

Artinya:

“Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.”

Itulah doa berhubungan suami istri bahasa Arab dan disertai latin yang bisa dibaca sebelum, saat, dan setelah berhubungan intim.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online