Jakarta -
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang dirancang untuk membunuh sperma. Cara ini tentu dapat mencegah terjadinya pembuahan.
Spermisida ini seringnya digunakan sebagai kontrasepsi tambahan, sama seperti kondom. Produk ini juga tersedia dalam berbagai bentuk seperti spermisida gel, busa, film, maupun spermisida tablet.
Apa itu spermisida?
Spermisida adalah bahan kimia yang Bunda masukkan jauh ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Penggunaan spermisida ini tentunya untuk mencegah kehamilan.
Bunda tidak memerlukan resep untuk mendapatkan spermisida. Bunda dapat membelinya tanpa resep di sebagian besar toko obat, apotek, dan toserba di bagian kondom.
Salah satu cara pakai spermisida, penggunanya memasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim untuk mencegah kehamilan.
Cara kerja spermisida dalam mencegah kehamilan
Spermisida mengandung bahan kimia yang merusak sperma. Sebagian besar spermisida mengandung bahan kimia nonoksinol-9 (N-9).
Bahan kimia yang ada di spermisida tidak benar-benar membunuh sperma, namun dapat mencegahnya mencapai sel telur.
Dilansir dari Planned Parenthood, cara kerja spermisida untuk mencegah kehamilan yakni dengan menghalangi jalan masuk ke serviks sehingga sperma tidak dapat mencapai sel telur. Serta menghentikan pergerakan sperma agar tidak dapat berenang dengan baik menuju sel telur.
Spermisida dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lainnya. Jika menggunakan spermisida ditambah kondom dapat memberikan perlindungan ekstra dari kehamilan. Bonusnya, kondom juga mencegah penyakit menular seksual (PMS).
Untuk amannya, Bunda harus mengikuti petunjuk pada kemasan agar spermisida dapat bekerja. Jika tidak digunakan dengan benar, spermisida tidak efektif.
Jenis spermisida
Brian Levine, Dokter Spesialis Obstetri/Ginekologi mengatakan bahwa spermisida tersedia dalam berbagai bentuk. Beberapa dimasukkan langsung ke dalam vagina, seperti gel spermisida, foam, krim, lapisan tipis, atau supositoria. Sedangkan bentuk lainnya dimasukkan ke dalam spons kontrasepsi atau kondom yang sudah dilumasi.
Setiap jenis spermisida memiliki manfaatnya, tetapi semuanya bekerja dengan cara yang sama—dengan membunuh sperma dan menyumbat serviks sehingga sperma tidak dapat mencapai sel telur.
Berikut beberapa jenis spermisida untuk mencegah kehamilan:
1. Spermisida krim
Levine menjelaskan, spermisida krim digunakan dengan cara yang sama seperti jeli spermisida.
Krim dan gel kontrasepsi tersedia dalam berbagai tekstur. Keduanya cenderung tidak mudah menetes atau bocor dibandingkan bentuk spermisida lainnya.
"Untuk menggunakannya, putar aplikator ke ujung tabung. Isi dengan krim atau gel. Putar aplikator dan masukkan ke dalam vagina dekat serviks. Tekan pendorong untuk melepaskannya," jelas Levine dilansir dari VeryWellHealth.
Spermisida krim ini bekerja paling baik jika digunakan tepat sebelum berhubungan seks. Sebagian besar tidak boleh dimasukkan lebih dari 15 menit sebelum berhubungan seks.
2. Spermisida jeli
Jeli kontrasepsi adalah bentuk lain dari spermisida pekat. Jeli tersedia dalam bentuk tabung. Jeli biasanya digunakan dengan diafragma atau tutup serviks.
Untuk menggunakannya, tekan spermisida jeli ke dalam aplikator. Masukkan ke dalam vagina. Masukkan dosis kedua jika hubungan seks berlangsung lebih dari satu jam atau jika pasangan suami istri (pasutri) berhubungan seks lagi.
Jika digunakan dengan diafragma, perlindungan dapat bertahan hingga enam jam. Tidak seperti busa, film, dan sisipan spermisida, jeli juga dapat memberikan pelumasan.
3. Spermisida busa
Spermisida busa tersedia dalam kaleng aerosol dengan aplikator. Produk ini tampak mirip dengan produk tata rambut mousse.
Untuk menggunakannya, kocok kaleng setidaknya selama 30 detik. Tekan ujung aplikator pada nosel dan tekan ke bawah. Ini akan mengisi aplikator dengan busa.
Berbaringlah dan masukkan aplikator beberapa inci ke dalam vagina. Dorong pendorong untuk melepaskan busa. Busa langsung aktif. Ini berarti Bunda harus memasukkannya tidak lebih dari 60 menit sebelum berhubungan seks.
Cuci aplikator dengan sabun dan air. Simpan di tempat yang bersih dan kering sehingga dapat digunakan lagi.
4. Spermisida tablet
Spermisida tablet itu berbentuk padat yang meleleh menjadi busa. Tablet kontrasepsi berbusa bekerja dengan cara yang sama seperti supositoria. Beberapa orang melaporkan sensasi hangat di vagina saat spermisida tablet ini meleleh menjadi busa.
5. Vaginal contraceptive film (VCF)
Bentuk spermisida VCF berupa lembaran tipis yang larut ketika berada di dalam vagina. Setelah larut, VCF bekerja seperti jenis spermisida lainnya untuk mencegah kehamilan.
6. Spons
Kontrasepsi spons adalah alat lunak berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2 inci. Spons ini terbuat dari busa poliuretan padat dan mengandung spermisida.
Spons kontrasepsi memiliki tali nilon yang terpasang di bagian bawah untuk dilepas. Basahi spons dengan air dan masukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Spons berfungsi untuk mencegah kehamilan dengan cara menyumbat serviks dan membunuh sperma.
Keunggulan penggunaan spermisida
Dilansir Cleveland Clinic, berikut ini sejumlah keunggulaan penggunaan spermisida:
- Harganya murah.
- Mudah digunakan dan diaplikasikan.
- Spermisida dapat dibeli di sebagian besar toko dan supermarket.
- Tidak mengandung hormon.
- Dapat berfungsi ganda sebagai pelumas.
- Penggunaannya tidak perlu mengunjungi penyedia layanan kesehatan.
Efek samping penggunaan spermisida
Beberapa orang mungkin mengalami efek samping spermisida. Efek samping yang paling umum adalah:
- Iritasi pada vagina atau penis.
- Setelah iritasi ini terjadi, infeksi akan lebih mudah masuk ke kulit. Pasutri berisiko mengalami infeksi saluran kemih.
- Reaksi alergi pada beberapa pengguna.
- Penggunaan produk yang mengandung nonoxynol-9 dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS) karena kerusakan pada jaringan epitel vagina.
Pasutri sebaiknya berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan jika memiliki kekhawatiran tentang penggunaan spermisida sebagai metode kontrasepsi. Dokter mngkin merekomendasikan metode kontrasepsi lain berdasarkan riwayat kesehatan.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan spermisida
Pasutri, sebelum memutuskan menggunakan spermisida maka perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini:
- Efektivitas: Spermisida sendiri sekitar 70 persen efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, metode kontrasepsi ini paling tidak efektif jika digunakan sendiri atau hanya satu-satunya metode kontrasepsi. Jika mencoba mencegah kehamilan maka harus menggabungkannya dengan kontrasepsi lain seperti kondom atau diafragma. Ini akan meningkatkan efektivitasnya dalam mencegah kehamilan.
- Waktu aplikasi: Penggunaan beberapa jenis spermisida memerlukan waktu beberapa menit sebelum efektif. Karena itu pengguna perlu merencanakan dengan baik agar kontrasepsi efektif.
- Harga spermisida: Harga spermisida ini bervariasi, tergantung dari jenis dan merek. Beberapa merk spermisida yang populer termasuk Encare, VCF, dan Gynol II.
- Konsultasi dengan dokter. Pengguna yang sensitif dengan bahan kimia tertentu atau memiliki alergi, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menggunakan spermisida.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)