TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi BEM Seluruh Indonesia melakukan aksi untuk mengkritik 10 tahun pemerintahan Jokowi, Rabu, 16 Oktober 2024. Aksi yang digelar menjelang lengsernya Jokowi pada 20 Oktober 2024 ini bertema 'Menghitung Hari Menuju Pengadilan Jokowi'. Aksi BEM SI itu dilakukan dengan long march dari TVRI sampai pada titik pusat aksi di Gedung DPR RI.
Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Satria Naufal, mengatakan, aksi ini dilakukan untuk memperingati 10 tahun pemerintahan Jokowi. Menurut Satria, selama itu, pemerintah Jokowi telah membuahkan darah dan tangisan kepada rakyat melalui berbagai sikap, kebijakan, dan perundang-undangan yang menyengsarakan.
“Aksi simbolik namun begitu esensial dalam memaknai 10 tahun kepemimpinan Joko Widodo. Kesengsaraan, tangisan, ketakutan, kepalsuan dan lainnya akan kita luapkan dalam berbagai simbol dan narasi," kata Satria dalam keterangannya, Rabu.
Satria mengatakan, aksi ini mengulas berbagai dosa Jokowi selama 10 tahun menjabat. Sepuluh dosa itu yakni autocratic legalism, omnibus law, deforestasi, perusakan lingkungan, politik sandera, undang-undang bermasalah, represifitas aparat, pelemahan KPK, hingga dinasti politik.
"Aksi ini juga merupakan sinyal pantikan dari jakarta yang kami kirimkan kepada wilayah-wilayah dan daerah-daerah untuk kemudian juga turut melakukan Aksi Massa secara besar mulai hari ini sampai tanggal 20 Oktober nanti", kata Satria.
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) sebelumnya juga menggelar aksi unjuk rasa mengkritik 10 tahun pemerintahan Jokowi pada Senin, 22 Juli 2024. Aksi itu berlangsung di area Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat.
Iklan
Fawwaz Ihza Mahendra, Koordinator Isu Reformasi Hukum dan HAM BEM SI menilai Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan gagal untuk menjalankan amanah konstitusi, alih alih fokus dalam menyelesaikan masalah presiden justru menahkodai negara ini dengan ugal ugalan. Dia mengaku perasaannya campur aduk melihat sikap Jokowi.
“Sedih, kecewa, geram, marah dan merasa bahwa kami mahasiswa tidak berarti bagi Jokowi. Padahal yang kami lakukan demi bangsa sebagai penerus negeri ini. Saya rasa presiden yang mementingkan datang ke nikahan selebriti daripada rakyat yang sedang kesulitan itu sikap kurang ajar,” kata Ketua BEM Unpad tersebut
Hatta Muarabagja berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Menjelang Pensiun, Jokowi Mengaku Belum Beli Tiket Pesawat ke Solo