TEMPO.CO, Jakarta - Eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim melakukan serah terima jabatan kepada tiga menteri baru yang bergerak di bidang pendidikan, kebudayaan, serta sains dan teknologi di Kantor Kemendikbudristek, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, pada Senin, 21 Oktober 2024.
Tiga menteri baru tersebut adalah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonehori, serta Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Ketiganya tiba di Kantor Kemendikbudristek pada pukul 12.20 usai dilantik oleh Presiden Prabowo di Istana Negara pada Senin pagi.
Dalam kata sambutannya, Nadiem Makarim mengatakan ia merasa terhormat karena telah diberi kepercayaan oleh Joko Widodo untuk memimpin Kemendikbudristek selama lima tahun terakhir.
“Di sisi lain ini juga momen yang mengharukan karena tiba saatnya untuk berpamitan dan menyerahkan amanah besar ini kepada para pemimpin-pemimpin baru,” ucapnya.
Ia pun meyakini dengan dipilihnya ketiga menteri baru tersebut, sektor pendidikan, kebudayaan, sains, dan teknologi akan semakin berkembang.
Saat menjadi menteri, Nadiem melahirkan kurikulum baru yang kini diterapkan untuk siswa sekolah dasar hingga SMA, yaitu, Kurikulum Merdeka. Sebelumnya, Nadiem menitipkan agar program itu tetap dilanjutkan oleh menteri di Kabinet Merah Putih.
Iklan
"Selamat dari saya dan kalau bisa melanjutkan Merdeka Belajar, dan pasti sukses menteri berikutnya," katanya saat menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta, pada Jumat pekan lalu, untuk berpamitan kepada Presiden Jokowi menjelang purnatugas.
Adapun Kurikulum Merdeka adalah inisiatif Kementerian Pendidikan RI yang memberikan kebebasan kepada siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Tujuannya adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang fleksibel dan relevan, dengan kurikulum yang dapat disesuaikan, pilihan pembelajaran sesuai minat, dan kolaborasi antara sekolah dan masyarakat.
Program ini bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan lulusan untuk tantangan dunia nyata.
Pilihan Editor: Dirjen Kebudayaan Kosongkan Ruangan Buat Menteri Kebudayaan