INFO NASIONAL - Pasangan Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota Bogor nomor urut 3, Dedie Rachim dan Jenal Mutaqin memiliki visi “Bogor Beres, Bogor Maju”. Beres dan maju menjadi kata kunci bagi Dedie dan Jenal karena semangat untuk menjadikan Kota Bogor tertata dan berdaya saing di berbagai aspek kehidupan.
“Kami percaya dengan fokus pada perbaikan infrastruktur, penguatan ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, maka Kota Bogor dapat tumbuh menjadi kota yang maju dan berkelanjutan,” ujar Dedie. Karena itu, dia bersama Jenal mengajak masyarakat dari semua latar belakang yang memiliki kesamaan tekad untuk bekerja sama membangun Kota Bogor sampai beres.
“Beres pendidikannya, kesehatannya, infrastrukturnya, dan kesejahteraannya.” Dedie juga mendorong pemerataan infrastruktur berbasis teknologi dan tata kelola yang efektif di Kota Bogor. Tujuannya, memaksimalkan pertumbuhan ekonomi lokal, berkelanjutan, dan berdaya saing dengan ciri khas kebudayaan. “Visi Bogor Beres, Bogor Maju ini akan kami capai dengan tiga misi, yakni Bogor Cerdas, Bogor Sehat dan Sejahtera, serta Bogor Lancar,” kata Dedie.
Dedie bukan orang baru dalam pemerintahan Kota Bogor. Sebelumnya, Dedie mendampingi Bima Arya dalam memimpin Kota Bogor selama lima tahun. Berbekal pengalaman di Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK sebagai direktur setingkat eselon 2, Dedie Rachim bersama Wali Kota Bima Arya menjalankan roda pemerintahan di Kota Bogor, menjadi tantangan tersendiri.
Selama menjabat wakil wali kota, berbagai persoalan menahun dan sulit diselesaikan pada akhirnya dapat dibereskan. Hal ini tidak lepas dari sikapnya yang tulus membantu pimpinan dan mengayomi anak buah dalam menyelesaikan berbagai persoalan lama Kota Bogor. Salah satunya masalah lapak di Jalan Dewi Sartika yang saat ini sudah berubah menjadi bagian penting perubahan tata kota, di mana Alun Alun menjadi Hub Stasiun Kereta Bogor, Masjid Agung, dan Area Pasar Kebon Kembang.
Demikian halnya dengan Masjid Agung yang sebelumnya mangkrak dan terbengkalai bertahun-tahun akhirnya dapat tuntas dengan pendekatan teknis yang melibatkan Komite Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR. Tangan dingin Dedie dalam membantu wali Kota Bogor ditorehkan dengan menyelesaikan persoalan Jalan R3 yang sudah tersandera hampir sepuluh tahun.
Penyelesaian persoalan Pasar Induk TU Kemang, Pasar Jambu Dua, hingga sengketa hukum Plaza Bogor. Hadirnya Program BTS BisKita pun tidak lepas dari kegigihan Dedie Rachim dalam meyakinkan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan pihak investor untuk memulai kultur baru masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi ke sistem transportasi publik yang representatif dan andal.
Peran Dedie Rachim mendorong konsep pergeseran beban tengah kota dimulai dengan menyediakan lahan bagi Pusat Layanan Masyarakat Kota Bogor yang diperjuangkannya dari lahan eks-BLBI di Dirjen Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan. Memasuki Pilkada 2024, dengan dibekali tingkat elektabilitas dan popularitas hasil survei berbagai lembaga yang cukup tinggi, Dedie Rachim mendapat dukungan Partai Amanat Nasional, Partai Gerindra, Partai Demokrat, Perindo, dan Partai Prima.
Dia bersanding dengan Jenal Mutaqin yang berlatar belakang politisi Partai Gerindra, yang selama tiga periode menjadi anggota legislatif dengan jabatan terakhir Wakil Ketua DPRD Kota Bogor. Berakar dari keinginan kuat menjadikan Kota Bogor sebagai kota yang tertata dan berdaya saing tinggi di berbagai aspek kehidupan, Dedie dan Jenal percaya bahwa dengan fokus pada perbaikan infrastruktur, penguatan ekonomi lokal, dan peningkatan kualitas pelayanan publik, Kota Bogor dapat tumbuh menjadi kota yang maju dan berkelanjutan. (*)