Studi Terbaru Temukan Dampak Polusi Udara Bisa Sebabkan Keguguran, Simak Faktanya Bunda

1 month ago 24

Jakarta -

Sudah bukan rahasia, polusi udara dapat meninggalkan dampak buruk pada kesehatan. Tapi tahukah Bunda, polusi udara ternyata juga bisa berdampak pada hasil kehamilan yang buruk lho.

Studi terbaru yang diterbitkan di Scientific Reports mengungkap dampak buruk polusi udara yang dapat menyebabkan keguguran. Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari Medical School of Yan'an University bekerja sama dengan Yan'an University Affiliated Hospital.

Dalam studi, peneliti membandingkan tingkat keguguran dan statistik polusi udara selama periode dua tahun di sebuah kota di China. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan nitrogen dioksida (NO2) selama kehamilan dapat menyebabkan peningkatan risiko keguguran, meskipun tidak diketahui alasannya.

Di studi terbaru ini, para peneliti mempelajari data yang dikumpulkan oleh stasiun pemantauan kualitas udara di kota Baoji, yang diketahui memiliki tingkat polusi udara yang tinggi, di mana sebagian besar disebabkan oleh aktivitas membakar batu bara di rumah untuk menghangatkan diri selama musim dingin.

Tim peneliti lalu memperoleh angka keguguran kota tersebut selama tahun 2017 hingga 2019. Mereka menemukan bahwa dari 770 kehamilan, 154 di antaranya terjadi keguguran. Peneliti juga menemukan bahwa terjadi lebih banyak keguguran pada musim dingin dan semi, ketika polusi udara berada pada kondisi terburuk bila dibandingkan pada musim panas dan gugur.

Para peneliti tidak dapat menjelaskan mengapa polusi udara dapat menyebabkan keguguran. Tetapi, mereka mencatat bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan beberapa jenis polusi udara dapat menyebabkan peradangan, Bunda.

Nah, polusi udara di Baoji diketahui memiliki kadar sulfur dioksida, partikulat halus, dan nitrogen dioksida yang tinggi. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa paparan polutan tersebut dapat menyebabkan harapan hidup yang lebih pendek, serta penyakit jantung dan paru-paru.

Para peneliti menduga bahwa partikulat halus di udara tersebut merupakan penyebab meningkatnya kasus keguguran. Partikulat diketahui menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan. Demikian seperti melansir dari laman Medical Xpress.

Dampak polusi udara dapat bertahan setelah melahirkan

Polusi udara tak hanya berisiko menyebabkan keguguran, Bunda. Studi terbaru lain yang diterbitkan dalam jurnal Science of the Total Environment juga menemukan dampak buruk polusi udara pada perempuan setelah melahirkan.

Studi menemukan bahwa perempuan yang terpapar nitrogen dioksida atau partikulat terhirup (PM10) dalam kadar tinggi selama trimester kedua kehamilan, berisiko mengalami depresi pasca persalinan hampir empat kali lipat lebih tinggi, dibandingkan dengan ibu hamil yang terpapar polutan udara dalam kadar rendah. Risiko yang lebih tinggi tersebut bertahan setidaknya selama tiga tahun.

"Temuan yang benar-benar baru dari penelitian ini adalah bahwa kami mampu memperluas pemeriksaan depresi melampaui tahun pertama pasca persalinan, dan telah menunjukkan efek berkelanjutan dari polusi udara selama kehamilan terhadap gejala depresi hingga tiga tahun pasca persalinan," kata profesor di Keck School of Medicine dan penulis utama studi, Tracy Bastain, Ph.D.

Perlu diketahui ya, nitrogen dioksida berasal dari pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan dan pembangkit listrik. Sementara itu, partikulat (PM10) merujuk pada partikel dengan diameter kurang dari 10 mikrometer, dapat mencakup segala hal mulai dari debu, serbuk sari, hingga polutan dari pabrik, dan kebakaran hutan.

Ilustrasi Ibu Hamil dan Polusi UdaraIlustrasi Ibu Hamil dan Polusi Udara/ Foto: Getty Images/iStockphoto/torwai

Ibu hamil termasuk kelompok rentan atau sensitif terhadap dampak polusi udara, Bunda. Sebab, ibu hamil memiliki daya tahan tubuh yang rendah.

Selain keguguran dan depresi, polusi udara juga dapat berisiko menyebabkan masalah pada perkembangan janin. Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Yassin Yanuar Mohammad SpOG-KFERM, polusi udara dapat menyebabkan ISPA pada ibu hamil yang berdampak pada perkembanan janinnya.

"Pada kehamilan jangkap panjang, ibu yang pernapasannya terganggu terus, bisa menyebabkan suplai oksigen ke janin terganggu dan berdampak kurang baik. Apalagi saat kehamilan terjadi proses pembentukan plasenta," ungkap Yassin saat dihubungi HaiBunda, beberapa waktu lalu.

"Kita enggak ingin chemical ini (polutan) mengubah prosesnya, akibatnya ibu jadi mengalami gangguan plasenta, tali pusat terganggu, akhirnya janin kecil, pertumbuhan janin terhambat."

Cara mencegah dampak polusi udara pada ibu hamil

Pencegahan dampak polusi udara pada ibu hamil dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) 6M+1S, yang dicanangkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Berikut isi prokes 6M+1S:

  1. Memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau website.
  2. Mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/tempat umum di saat polusi udara tinggi.
  3. Menggunakan penjernih udara dalam ruangan.
  4. Menghindari sumber polusi dan asap rokok.
  5. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi.
  6. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
  7. Segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan.

Salah satu poin terpenting dari prokes adalah penggunaan masker saat berada di luar rumah, Bunda. Penggunaan masker dengan filter particulate matter (PM) 2,5 sangat disarankan bagi ibu hamil yang termasuk kelompok rentan atau sensitif.

Bila melakukan aktivitas di luar ruangan dalam waktu lama, Bunda dapat menggunakan masker dengan spesifikasi filter PM 2,5, seperti N95, KN95, atau KN94. Namun, karena jenis masker bisa menimbulkan rasa pengap, Bunda dapat memilih masker biasa yang telah dilapisi filter PM 2,5.

Selain melakukan 6M+1S, jangan lupa juga untuk menjalani pola hidup sehat ya. Selain mengonsumsi makanan bergizi seimbang, Bunda juga perlu aktif bergerak dan mendapatkan istirahat yang cukup selama hamil. Pola hidup sehat dapat mendukung kesehatan dan menjaga daya tahan tubuh selama hamil.

Demikian hasil penelitian terkait polusi udara yang diketahui dapat menyebabkan keguguran dan dampak buruk lainnya pada ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online