Tinggi badan anak sebelumnya tidak diprediksi dapat memengaruhi kemampuan akademik di sekolah, tapi sebuah studi baru-baru ini justru menemukan kaitan antara dua hal ini. Ditemukan bahwa anak yang lebih tinggi cenderung berprestasi di sekolah. Wah!
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Economics and Human Biology menunjukkan bahwa secara rata-rata, siswa yang lebih tinggi mendapatkan hasil yang sedikit lebih baik pada ujian standar dibandingkan teman-teman mereka yang lebih pendek.
Studi ini dilakukan pada sampel besar dari siswa sekolah negeri di New York, Amerika Serikat. Secara detail, studi ini menemukan bahwa setiap peningkatan satu standar deviasi dalam tinggi badan dikaitkan dengan peningkatan skor yang moderat dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika untuk siswa kelas 3 hingga 8.
Latar belakang studi
Sebelumnya, para peneliti mengungkapkan bahwa mereka tertarik untuk melakukan studi ini dengan tujuan melengkapi studi sebelumnya. Mereka ingin memahami lebih dalam mengapa individu yang berpostur tinggi sering memperoleh penghasilan lebih banyak di masa dewasa.
Salah satu penjelasannya adalah bahwa individu yang lebih tinggi mungkin sudah memiliki keunggulan akademik sejak dini, yang kemudian berkontribusi pada kesuksesan di dunia kerja.
"Sudah lama diketahui dalam ilmu sosial bahwa pria dan wanita yang lebih tinggi memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan mereka yang berpostur lebih pendek. Ini terjadi di berbagai negara di seluruh dunia," ungkap Stephanie Coffey, asisten profesor ekonomi di Saint Anselm College, yang melakukan penelitian ini bersama Amy Ellen Schwartz dari University of Delaware, dikutip dari PsyPost.
Data yang ditemukan oleh tim peneliti
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data dari hampir 500 ribu siswa sekolah negeri di New York, antara tahun 2010 hingga 2017. Tim peneliti mencatat pengukuran tinggi badan tahunan, skor tes standar dalam matematika dan Bahasa Inggris, serta informasi demografis lainnya.
Hasilnya, ditemukan bahwa setiap peningkatan satu standar deviasi dalam tinggi badan dikaitkan dengan peningkatan skor tes yang kecil namun konsisten.
Pada anak laki-laki, peningkatan ini sebesar 0,03 standar deviasi dalam matematika dan 0,039 dalam Bahasa Inggris. Sementara pada anak perempuan, peningkatan masing-masing sebesar 0,034 dan 0,04 standar deviasi.
Meskipun angka-angka ini tampak kecil, perbedaan ini dapat menjadi signifikan dalam konteks penilaian pendidikan skala besar.
Lalu, apa alasan dari penemuan studi ini?
Tim peneliti telah menyimpulkan beberapa alasan di balik fenomena ini. Salah satunya melalui situasi sosial, Bunda.
Disebutkan bahwa orang yang memiliki tubuh lebih tinggi mungkin lebih percaya diri. Mereka juga kerap dipersepsikan lebih positif oleh orang lain.
Penjelasan lain adalah bahwa tinggi badan berasosiasi positif dengan kemampuan kognitif yang lebih baik. Salah satunya diketahui individu dengan postur tinggi cenderung mendapat skor lebih baik pada tes kemampuan kognitif.
Maka dari itu, bisa jadi kemampuanlah yang dihargai di dunia kerja, bukan tinggi badan saja.
Keterbatasan hasil studi
Meskipun hasil temuan ini konsisten di berbagai model statistik, tetapi tetap ada keterbatasan, Bunda.
Para peneliti tidak dapat mengukur secara langsung kondisi masa kecil seperti kesehatan prenatal atau status sosial ekonomi keluarga pada masa bayi, yang kemungkinan berkontribusi pada tinggi badan maupun performa akademik.
"Kami menemukan juga bahwa siswa pendek sebenarnya tidak lebih sering absen daripada yang lebih tinggi, jadi kami tidak berpikir ini soal kesehatan. Namun, sulit untuk mencari tahu apakah ini dipengaruhi oleh lingkungan anak di masa kecil awal. Ini berpotensi membantu anak tumbuh tinggi dan cerdas, dibandingkan manfaat sosial dari tinggi badan itu sendiri," tutur Coffey.
Hal-hal lain yang juga membentuk perkembangan anak
Selain postur tubuh, sebenarnya ada beberapa faktor utama lain yang juga dapat membentuk perkembangan anak. Termasuk perkembangan kognitif, yang berpengaruh pada kemampuan akademik di sekolah kelak.
Dikutip dari Raising Children, berikut beberapa hal lain yang juga dapat membentuk perkembangan Si Kecil:
1. Pola makan sehat
Makanan sehat memberi anak energi dan nutrisi yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Selain itu, asupan makanan sehat juga mengembangkan indra perasa anak. Pola makan dan makanan keluarga yang sehat di tahun-tahun awal dapat membentuk kebiasaan makan sehat seumur hidup.
2. Aktivitas fisik
Menjadi aktif secara fisik sangat penting bagi kesehatan anak. Aktivitas fisik rutin membuat anak terus bergerak, mengembangkan keterampilan motorik, membantu anak berpikir kritis, dan memberi anak kesempatan untuk menjelajahi dunianya.
Dengan kata lain, anak membutuhkan banyak kesempatan untuk bermain dan bergerak aktif, termasuk bermain di luar ruangan.
3. Lingkungan sekitar
Perkembangan anak juga didukung oleh hubungan yang positif dengan lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya dan tetangga. Pun demikian dengan akses ke taman bermain, taman, pertokoan, dan layanan setempat seperti sekolah, pusat kesehatan, dan perpustakaan.
Demikian ulasan tentang hasil studi yang menyebutkan tentang anak yang lebih tinggi cenderung berprestasi di sekolah.
Ingat, meskipun studi ini menunjukkan adanya korelasi antara tinggi badan dan prestasi akademik, penting untuk dicatat bahwa hubungan ini bersifat awal. Hasilnya tidak menunjukkan bahwa tinggi badan secara langsung menyebabkan peningkatan prestasi.
Faktor-faktor lain seperti kepercayaan diri, persepsi sosial, dan kemampuan kognitif juga dapat memainkan peran penting dalam pencapaian akademik anak di sekolah.
Demikian ulasan mengenai pendapat bahwa anak yang lebih tinggi juga cenderung berprestasi di sekolah. Semoga informasinya membantu dalam mengasuh Si Kecil!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)