TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC menggelar sigi mengenai elektabilitas pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2024. Survei SMRC menyatakan Pramono Anung-Rano Karno unggul dari dua pasang rivalnya dengan elektabilitas mencapai 46 persen.
Direktur Eksekutif SMRC Deni Irvani mengatakan pengumpulan data dilakukan sejak 31 Oktober hingga 9 November 2024. Adapun responden yang dilibatkan sebanyak 1.210 orang. Mereka dipilih secara random atau stratified multistage random sampling.
“Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling,” kata Deni dikutip dari keterangan resminya.
Deni menyebut responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Demi menjaga quality controlnya, survei ini melibatkan wawancara tandem atau dua pewawancara sebanyak 50 persen, serta callback seusai wawancara sebanyak 63 persen dari total sampel.
“Dalam survei ini primary sampling unit adalah RT, bukan kelurahan. Tujuannya untuk mendapatkan variasi lebih baik. Diharapkan meningkatkan representasi populasi secara lebih baik pula,” ucap Deni.
Hasil Survei SMRC
Survei terbaru dari lembaga ini mencatat Pramono Anung-Rano Karno unggul dengan perolehan dukungan 46 persen. Disusul oleh Ridwan Kamil-Suswono 39,1 persen, dan Dharma POngrekun-Kun Wardana 5,1 persen.
Dalam survei SMRC ada 9,8 persen responden yang belum menjawab. Adapun perilisan survei ini ditujukan untuk melihat tingkat keterpilihan setiap pasangan calon di pilkada Jakarta menjelang tiga minggu hari pencoblosan.
Keunggulan Pramono-Rano, kata Deni, kemungkinan karena kualitas popularitas pasangan tersebut. Popularitas Rano Karno jauh di atas Ridwan Kamil maupun Suswono dengan angka 93 persen, sedangkan Pramono 77 persen.
“Ridwan Kamil 74 persen, Suswono 61 persen, Dharma Pongrekun 57 persen dan Kun Wardana 59 persen,” ujar Deni, sembari menyebut, “Popularitas dan kesukaan ini diperkirakan menyebabkan elektabilitas dari setiap pasangan calon."