10 Cara Menjelaskan Berita atau Informasi Buruk pada Anak

1 month ago 26

Cara menjelaskan berita buruk ke anak perlu menjadi perhatian orang tua agar tidak memberikan pengaruh yang buruk juga. Bagaimana trik yang bisa diterapkan?

Seperti diketahui, saat ini di televisi maupun di media sosial adanya berita buruk seperti sudah tidak bisa dihindari. Agar hal-hal ini tidak membawa pengaruh buruk, cara menjelaskan berita buruk ke anak harus tepat.

Dikutip dari Huffington Post, orang tua dan anggota keluarga terdekat anak memiliki pengaruh untuk meredakan kekhawatiran anak-anak. Selain itu, orang tua juga bisa membantu membuat anak merasa aman dan terinformasi di saat-saat berita yang menakutkan ini.

"Orang tua dan orang dewasa lain yang bisa dijadikan panutan seperti guru, anggota keluarga, atau pemimpin masyarakat memainkan peran penting dalam mengajarkan anak-anak cara memproses informasi yang sulit atau traumatis," ungkap psikolog anak Nationwide Children’s Hospital, Parker Huston.

Cara-cara menjelaskan berita buruk ke anak 

Peristiwa buruk sering kali sulit dan sangat berat bagi orang dewasa. Maka dari itu, cara menjelaskan berita buruk ke anak juga perlu berhati-hati. Berikut cara yang tepat seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Batasi paparan berita terkini

Cobalah untuk membatasi paparan berita terkini pada anak. Kendalikan paparan anak terhadap tontonan yang bisa membawa pengaruh buruk bagi kesehatan mentalnya.

"Kita dapat mengendalikan jumlah informasi dan dapat mengendalikan jumlah paparan. Sebagai permulaan, cobalah untuk tidak membiarkan anak-anak menonton berita tanpa didampingi orang dewasa," ungkap praktisi pendidikan Rosemarie Truglio, dikutip dari NPR.

Termasuk juga menghentikan kebiasaan membiarkan televisi dinyalakan sebagai latar belakang. Meski orang tua tidak dapat mengatur pemilihan berita itu sendiri, tetap penting untuk orang dewasa mengendalikan teknologi yang memaparkan anak-anak pada berita yang berpotensi traumatis.

2. Tanyakan pendapat anak

Untuk berita besar, tanyakan pada anak tentang apa saja hal-hal yang sudah mereka dengar dan bagaimana perasaannya.

Meskipun penting untuk membatasi paparan anak-anak terhadap media yang berpotensi menakutkan, beberapa berita memang terlalu besar untuk dihindari. Seiring bertambahnya usia anak-anak, jika mereka tidak mendengarnya di rumah, mereka hampir pasti akan mendengarnya dari teman sekelas di sekolah.

Tara Conley, seorang peneliti media di Montclair State University, mengatakan orang dewasa harus memilih waktu yang tenang untuk menanyakan kabar anak-anak mereka, salah satunya saat sebelum tidur.

3. Beri tahu anak tentang fakta-faktanya

Anak-anak mungkin merasa kewalahan dengan hal-hal yang mereka dengar di berita, di media sosial atau dari teman-teman mereka. 

Jika tidak diberi penjelasan yang jelas dan jujur ​​tentang apa yang terjadi, hal itu dapat memberi mereka kepercayaan diri untuk menanyakannya. 

Apabila Bunda memang belum memiliki jawabannya, bersikaplah jujur. Cobalah membaca atau menonton sumber berita tepercaya bersama-sama, lalu jelaskan apa yang sedang terjadi secara lisan dengan cara yang tidak bias.

4. Hindari memberi label seperti 'orang jahat'

Truglio mengatakan orang tua sebaiknya menahan godaan untuk melabeli siapa pun sebagai 'orang jahat'. Hal ini sama sekali tidak membantu dan justru dapat meningkatkan rasa takut dan kebingungan pada anak. 

5. Arahkan perhatian 

Daripada fokus pada tokoh jahat, akan lebih baik untuk mengarahkan perhatian anak pada hikmah positif yang bisa didapat dari peristiwa tersebut. Misalnya carilah tentang orang-orang yang tetap saling membantu. 

Ada bukti bahwa berbicara tentang orang yang membantu benar-benar membuat perbedaan dalam cara anak-anak melihat dunia mereka.

6. Berikan ruang untuk pertanyaan

9 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja dengan Bijak, Efektif, dan Tanpa KekerasanIlustrasi/Foto: Getty Images/1shot Production

Anak-anak biasanya memiliki kesalahpahaman tentang peristiwa traumatis. Mereka cenderung mengarang apa yang tidak mereka ketahui, yang sering kali lebih buruk daripada kenyataan.

Maka dari itu, mendorong anak untuk mengajukan banyak pertanyaan sangat penting karena hal itu memberi ruang bagi penjelasan yang jujur ​​dan terbuka untuk membantu memperbaikinya.

7. Membantu anak merasa aman

Peristiwa terkini yang tidak menyenangkan sering kali memunculkan emosi pada anak-anak yang terkait dengan beberapa masalah yang berbeda: ketakutan akan keselamatan fisik mereka sendiri dan kebingungan ketika 'aturan' dunia mereka.

Psikolog Noelany Pelc menyarankan orang tua untuk memberikan pesan yang membuat anak merasa berdaya dan siap. Misalnya, Bunda dapat meninjau atau mempraktikkan rencana keselamatan atau membahas bagaimana orang tua tetap aman di tempat kerja.

Namun yang terpenting, yakinkan mereka bahwa pengasuh dan orang dewasa lainnya ada untuk menjaga mereka tetap aman dan memberikan dukungan. "Benar-benar tekankan bahwa lingkungan mereka aman dan ada orang dewasa yang akan ada untuk menjaga mereka," kata Pelc.

8. Tetap melangkah maju

Tunjukkan kepada anak-anak cara menggunakan perasaan mereka sendiri untuk menghadapi suatu kejadian. "Bantu anak menggunakan emosi mereka untuk beralih dari rasa tidak berdaya menjadi perasaan bahwa kita bisa bergerak maju menuju perubahan," pesan Pelc. 

Bantu anak melihat bahwa hal-hal seperti kemarahan dapat menandakan ketidakadilan atau menjadi katalisator untuk bertindak.

9. Sesuaikan percakapan dengan usia anak

Dikutip dari Mental Health Foundation, setiap anak memiliki temperamen dan kepekaan yang berbeda. Kemampuan mereka untuk memahami dunia dan menerima serta bereaksi terhadap berita buruk akan bergantung pada usia mereka.

10. Cari waktu yang tepat untuk membicarakannya

Mungkin anak sering mulai bertanya tentang suatu berita pada waktu yang tidak tepat. Dalam hal ini, beri tahu mereka bahwa Bunda mendengarkan dan menganggap apa yang mereka tanyakan itu penting.

Beri tahu mereka bahwa Bunda ingin membicarakannya nanti dan minta mereka untuk mengingatkan, sehingga mereka tahu bahwa Bunda benar-benar tertarik.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online