12 Penyebab Bayi Marah saat Menyusu, ASI Kurang Deras hingga Sakit

2 days ago 7

Jakarta -

Ulah bayi saat menyusu memang ada-ada saja ya, Bunda. Tak sekadar menangis tetapi juga kerap marah saat menyusu. Simak penyebab bayi marah saat menyusu lebih lanjut yuk, Bun.

Bayi marah dan menjadi rewel saat menyusu merupakan hal yang kerap muncul ya, Bunda. Marah dan kerewelannya biasanya menjadi bahasa tubuh bayi untuk memberi tahu bahwa ia tidak senang menyusu. 

Ketahui penyebab bayi marah saat menyusu

Ekspektasi bayi tenang setiap kali menyusu mungkin hanyalah angan-angan semata ya, Bunda. Pada praktiknya, bayi kerap marah saat menyusu dan para busui dibuat bingung dengan kondisi tersebut. Ketahui penyebab bayi marah saat menyusu agar Bunda tak lagi panik yuk:

1. Bayi tidak lapar

Ketika mereka rewel dan marah, mungkin bayi perlu bersantai sejenak dan menikmati waktunya. Adakalanya, bayi sedang tidak lapar dan dipaksa menyusu sehingga justru marah.

2. Bayi sudah kenyang

Pola menyusu dan tidur bayi secara alami berubah seiring pertumbuhannya. Ia mungkin tidak menyusu sesering atau selama yang Bunda harapkan. Pada beberapa sesi menyusu, ia mungkin hanya menginginkan satu payudara, bukan dua.

Polanya dapat berubah dari menyusu saat ia bangun menjadi menunggu hingga sebelum tidur siang berikutnya. Perubahan alami dalam pola menyusu ini mungkin membuat Bunda khawatir bahwa ia tidak cukup menyusu, sehingga Bunda terus menawarkan payudara saat ia tidak menginginkannya lagi dan malah berakibat bayi marah.

3. Posisi menyusui yang salah

Bayi perlu diposisikan dengan baik di payudara agar dapat menyusu dengan dalam dan mendapatkan semua ASI yang dibutuhkannya. Menyusu yang dangkal tidak akan merangsang aliran ASI yang baik, dan rewelnya menunjukkan rasa frustrasi.

4. Aliran ASI terlalu cepat

Terkadang, satu payudara memiliki aliran ASI yang terlalu cepat daripada yang lain dan ini membuat bayi kewalahan saat menyusu. Akibatnya, bayi menjadi marah.

5. Aliran ASI terlalu lambat

Tidak hanya aliran ASI yang terlalu cepat, ketika alirannya terlalu lambat pun menjadi masalah bagi bayi ya, Bunda. Sebab, hal tersebut bisa membuatnya frustrasi dan berujung kemarahan, seperti dikutip dari laman Parentsyouvegotthis.

6. Kombinasi pemberian ASI dan susu botol

ASI mengalir secara berbeda dari susu botol. Sehingga bayi perlu mengisap payudara selama beberapa saat untuk merangsang aliran ASI. Ini berbeda ketika mereka mengisap dari botol. Menggabungkan pemberian ASI dengan pemberian susu botol dapat menyebabkan bayi rewel pada payudara karena lebih menyukai botol yang lebih cepat dan mudah.

7. Bayi sakit

Bayi perlu merasa nyaman untuk menyusu dengan baik. Mungkin kelahirannya baru-baru ini menyebabkan memar di kepala atau lehernya? Apakah ia baru saja diimunisasi dan merasa sedikit 'tidak enak badan'? Atau, apakah bayi sedang tumbuh gigi?

Apakah ia demam atau menunjukkan tanda-tanda awal sakit dan tampak kurang berminat untuk menyusu daripada biasanya? Apakah bayi tampak kesakitan atau muntah setelah menyusu?

Ya, ketidaknyamanan yang berhubungan langsung dengan menyusui dapat membuat setiap kali menyusui menjadi stres dan sulit bagi ibu dan bayi termasuk ketika mereka menjadi marah saat menyusu karena tak nyaman.

8. ASI tidak cukup

Bayi mungkin marah saat menyusu karena ia tidak mendapatkan cukup ASI. Dalam kasus ini, ia mungkin tidak menunjukkan pertambahan berat badan yang stabil. Karena pertambahan berat badan mingguan dapat bervariasi, hitung rata-rata pertambahan berat badan bayi selama beberapa minggu.

9. Thrush pada mulut bayi

Seorang bayi mungkin mengalami gangguan di mulutnya. Ibu juga dapat mengalami thrush di puting yang menyakitkan. Gejala utamanya adalah rewel saat menyusui karena mulut yang sakit dan puting yang sakit, gatal, dan perih. Selain itu, bayi juga mungkin mengalami ruam popok yang membuat mereka tidak nyaman.

10. Penyakit refluks

Bayi dengan gastro-oesophageal reflux memiliki kelemahan pada jaringan di sekitar bukaan antara esofagus dan lambung, yang memungkinkan isi lambung kembali naik ke tenggorokannya. Gejalanya meliputi muntah, menangis kolik, dan tiba-tiba terbangun di malam hari.

11. Pyloric stenosis

Ini adalah penyempitan dinding otot saluran antara lambung dan usus halus. Gejala stenosis pilorus umumnya muncul antara usia 2 dan 6 minggu dengan peningkatan frekuensi muntah  disertai dengan berat badan yang tidak bertambah seperti dikutip dari laman La Leche.

12. Diare

Bayi atau balita yang mengalami diare karena sakit akan mengeluarkan 12–16 tinja encer dan berbau per hari, yang tidak mengandung zat. Bayi mungkin juga mengalami tanda-tanda penyakit lainnya, termasuk demam atau muntah. Bahkan setelah sakitnya sembuh, bayi atau balita yang sehat dapat mengalami diare terus-menerus, dengan tinja encer, sementara ususnya masih dalam tahap penyembuhan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online