4 Kebiasaan untuk Menurunkan Kadar Asam Urat yang Tinggi, Termasuk Makanan yang Harus Dihindari

3 hours ago 3

Jakarta -

Kondisi asam urat tinggi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Salah satu dampak yang umum dirasakan adalah nyeri sendi pada jari tangan, siku, hingga kekakuan.

Kadar asam urat yang tinggi tidak hanya disebabkan pola makan yang salah. Meskipun dengan menghindari alkohol dan membatasi beberapa makanan dan minuman dapat membantu menurunkan kadarnya, waspadai juga kondisi kesehatan hingga faktor genetik tertentu yang dapat menyebabkan tingginya kadar asam urat.

Pelajari lebih lanjut terkait kondisi dan faktor apa saja yang dapat menyebabkan asam urat tinggi, sehingga bisa mendapat perawatan yang tepat.

Apa itu asam urat?

Tubuh setiap orang memiliki kemampuan untuk memecah purin menjadi zat sisa. Zat inilah yang disebut dengan asam urat.

Purin adalah senyawa yang dapat ditemukan dalam berbagai macam makanan. Namun, purin juga dapat diproduksi secara alami oleh tubuh.

Dalam kondisi normal, asam urat dapat larut dalam darah dan terbuang melalui ginjal. Namun, jika tubuh memproduksi asam urat terlalu banyak dan ginjal tidak berfungsi dengan baik, otomatis kadar asam urat dalam tubuh juga semakin meningkat.

Kebiasaan yang menyebabkan kadar asam urat tinggi

Banyak faktor yang berkontribusi pada melonjaknya kadar asam urat dalam tubuh, termasuk pola makan, faktor genetik, dan gaya hidup.

Berikut beberapa kebiasaan pemicu tingginya kadar asam urat yang sebaiknya dikelola dengan baik:

1. Makanan tinggi purin

Penyebab utama asam urat adalah makanan dengan kandungan purin yang tinggi, seperti daging merah (daging sapi dan kambing), jeroan (ati ampela), serta seafood (udang, kepiting, cumi-cumi, dan ikan-ikan tertentu seperti ikan makarel dan teri).

2. Minuman kaleng dan minuman yang mengandung fruktosa tinggi

Selain makanan, beberapa minuman juga berisiko menyebabkan seseorang mengalami kadar asam urat yang tinggi. Ini termasuk minuman kaleng, minuman dengan tinggi fruktosa (kadar gula), hingga minuman yang mengandung alkohol.

3. Faktor genetik

Kadar asam urat yang tinggi memiliki faktor disebabkan oleh sejumlah faktor, ada yang dapat dikendalikan, tetapi ada juga yang tidak dapat dikendalikan. Salah satu sebab tingginya asam urat yang tidak dapat dikendalikan adalah faktor genetik. Sebagai contoh, orang tua memiliki riwayat asam urat tinggi, besar kemungkinan keturunannya juga akan memiliki risiko asam urat yang tinggi.

4. Jenis kelamin

Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap kadar asam urat seseorang. Asam urat tinggi paling sering dialami oleh laki-laki berusia 30 tahun ke atas. Pada kondisi ini, hormon juga berperan dalam meningkatkan kadar asam urat seseorang.

Pada perempuan, ada kandungan estrogen dan progesteron yang sangat berperan. Perempuan yang belum mengalami menopause umumnya masih terlindungi dari beberapa penyakit metabolik, seperti darah tinggi, diabetes, atau asam urat. Namun, ketika memasuki usia menopause, satu per satu penyakit tersebut mulai muncul.

5. Gaya hidup tidak sehat

Gaya hidup tentunya memainkan peran penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan. Menjalani gaya hidup yang tidak sehat juga dapat memengaruhi kadar asam urat Bunda menjadi lebih tinggi.

Kebiasaan yang paling umum adalah kurang aktivitas. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, kurangnya asupan cairan juga dapat meningkatkan kadar asam urat.

6. Penggunaan obat tertentu

Penggunaan obat-obatan tertentu dapat berkontribusi terhadap kadar asam urat yang tinggi. Contohnya riwayat konsumsi obat diuretik dalam jangka panjang pada pasien jantung berisiko meningkatkan kadar asam urat. Hal ini juga dapat terjadi karena adanya penyakit penyerta selain asam urat, ya, Bunda.

Gejala asam urat paling umum

Simak ulasannya di bawah ini:

1. Nyeri sendi

Gejala yang paling sering muncul pada pengidap asam urat adalah mendadak nyeri sendi yang terasa semakin parah dan tak kunjung reda. Nyeri tersebut paling sering muncul di jempol kaki dan ditandai dengan bengkak dan merah.

Namun, rasa nyeri ini juga dapat terjadi di beberapa bagian tubuh lainnya, seperti lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, hingga jari-jari tangan.

2. Pembengkakan persendian

Selain nyeri, persendian Bunda dengan kondisi asam urat yang tinggi juga akan berubah warna menjadi kemerahan, bengkak, terasa panas, dan sakit yang menyebabkan gerakan jadi terbatas.

Nyeri persendian ini dapat dihilangkan dengan obat nyeri, tetapi dapat muncul kembali ketika Bunda mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi purin. Jadi, sifat nyeri sendi ini dapat terjadi berulang kali.

Dampak kadar asam urat tinggi

Asam urat yang tinggi dapat mengganggu pembuluh darah yang berisiko menyebabkan penyakit jantung. Selain itu, asam urat yang tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit batu ginjal.

Asam urat dalam kadar yang tinggi secara terus-menerus dapat menyebabkan munculnya tumpukan kristal urat di persendian berupa tofus atau benjolan. Kondisi ini lama kelamaan dapat menyebabkan radang sendi yang mengganggu kontur tubuh. Tentunya, hal ini berisiko mengganggu mobilitas atau aktivitas pasien.

Kebiasaan sehat untuk mengendalikan kadar asam urat

Ada beberapa kebiasaan yang dapat dilakukan Bunda untuk mengendalikan kadar asam urat. Berikut di antaranya:

1. Batasi makanan dengan kandungan tinggi purin

Pertama, perbaiki pola makan dengan membatasi kebiasaan makan yang mengandung tinggi purin.

Bunda dapat membatasinya dengan mengontrol konsumsi daging merah. Jadwalkan makan daging hanya seminggu sekali.

Pada individu normal, sebaiknya asupan purin tidak lebih dari 399 miligram (mg) per hari. Sementara pada penderita Gout (asam urat) sebaiknya mengonsumsi diet rendah purin kurang dari 150 mg/hari, bahkan jika kadar asam urat lebih dari 10 mg/dl ditambah adanya gejala pada persendian dan nyeri, maka disarankan untuk mengonsumsi diet bebas purin.

2. Rutin latihan fisik

Orang dengan kadar asam urat yang tinggi dianjurkan untuk rutin berolahraga. Pastikan untuk rutin beraktivitas untuk mencegah berat badan berlebih atau obesitas.

Kelebihan berat badan dapat memicu resistensi insulin atau kekebalan insulin pada metabolisme tubuh. Hal ini kemudian dapat meningkatkan risiko kadar asam urat yang tinggi.

Untuk pasien yang overweight atau obesitas, disarankan memilih jenis olahraga aerobik. Selain itu, pastikan saat berolahraga diimbangi juga dengan minum cukup air agar terhidrasi dengan baik.

Disarankan memilih olahraga dari sedang ke berat. Paling tidak 30 menit per hari atau 150 menit per minggu. Namun, dalam kondisi asam urat tinggi dianjurkan untuk menunggu reda terlebih dulu ya, Bunda.

3. Manajemen stres dengan baik

Meski stres tidak berhubungan langsung dengan asam urat, tetapi dapat meningkatkan risiko gaya hidup tidak sehat yang menjadi faktor penyebab asam urat, seperti sering makan junk food, malas berolahraga, dan malas minum.

Selain itu, stres juga memicu peradangan sel, misalnya sel sitokin inflamasi. Sel yang mengalami peradangan dapat memengaruhi metabolisme tubuh. Jadi, hormon stres itu sendiri dapat berpengaruh terhadap kemampuan ginjal untuk mengeksresi asam urat.

4. Pantau kadar asam urat secara rutin

Normalnya, nilai asam urat berada di antara 5 sampai 6. Asam urat yang terlalu rendah, misalnya kurang dari 3 milligram/desiliter yang terjadi dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit lain, seperti parkinson, Alzheimer, atau penyakit lain yang berkaitan dengan otot motorik.

Jadi, asam urat itu tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena itu, penting untuk tetap melakukan kontrol rutin ke dokter spesialis penyakit dalam ya, Bunda.

Bolehkah minum obat untuk atasi asam urat tanpa resep dokter?

Tentunya tidak boleh, Bunda. Jika ingin mengonsumsi obat, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sehingga terapi pengobatan sesuai dengan kondisi yang Bunda alami.

Selain itu, tidak disarankan juga untuk mengatasi asam urat dengan obat herbal. Apalagi jika tidak diketahui proses pembuatannya. Obat herbal dikhawatirkan memiliki kandungan tertentu yang justru berisiko meningkatkan kristal asam urat atau radang sendi.

Meski begitu, Bunda dapat mengonsumsi obat untuk menghilangkan nyeri sendi yang dialami, yakni dengan Ibuprofen atau Paracetamol.

Namun, saat nyeri hebat terjadi secara mendadak disertai dengan bengkak, merah, bahkan sakit saat disentuh, Bunda harus segera berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(asa/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online