Jakarta -
Bunda sering mendapati anak berbohong? Bukan tanpa alasan, kebiasaan ini bisa saja terjadi karena adanya kesalahan pada gaya pengasuhan yang selama ini Bunda terapkan.
Anak yang berbohong umumnya menjadi bagian dari proses perkembangan mereka. Berbohong pun bisa muncul karena berbagai alasan, mulai dari menghindari hukuman, agar mendapatkan perhatian, atau karena mereka belum sepenuhnya memahami perbedaan antara kenyataan dan imajinasi.
Ketika anak memasuki usia dini, mereka sering sulit membedakan mana yang benar-benar terjadi dan mana yang hanya ada dalam pikirannya. Namun, ini adalah hal yang wajar mengingat otak anak masih dalam tahap perkembangan.
Selain itu, dikutip dari laman Child Mind, anak-anak mungkin berbohong untuk melihat apa yang terjadi. Mereka merasa tidak enak dengan dirinya sendiri sehingga berbohong bisa membuat mereka terlihat lebih keren.
Anak-anak yang depresi atau cemas juga mungkin berbohong karena mereka tidak ingin Bunda dan Ayah merasa khawatir. Terkadang, anak dengan kondisi ADHD pun akan langsung berbicara tanpa berpikir.
Anak biasanya berbohong dengan menceritakan kisah yang rumit. Sementara itu, anak yang lebih besar bisa saja berbohong tentang pekerjaan rumahnya. Namun, kebohongan ini juga bisa terjadi secara tiba-tiba dan intens.
"Ini adalah hal baru di mana mereka cukup jujur di waktu sebelumnya. Kemudian, tiba-tiba mereka berbohong tentang banyak hal," ujar psikolog klinis, Matthew Rouse, PhD, dikutip dari Child Mind.
Kesalahan parenting sehingga anak menjadi pembohong
Dikutip dari Times of India, ada beberapa kesalahan parenting yang membuat mereka tumbuh menjadi seorang pembohong, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Bereaksi berlebihan terhadap kesalahan
Ketika orang tua bereaksi secara kasar atau marah terhadap kesalahan anak, hal itu menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan kecemasan. Anak mungkin berbohong untuk menghindari konsekuensi negatif dari tindakan mereka karena takut dihukum atau dikecewakan oleh Bunda dan Ayah.
2. Berekspektasi tinggi
Orang tua terkadang menetapkan standar yang terlalu tinggi, mengharapkan kesempurnaan dalam bidang akademis, olahraga, atau perilaku anak. Mereka mungkin berbohong untuk memenuhi harapan ini atau menyembunyikan kegagalan mereka.
Ketika mereka mengatakan hal yang sebenarnya, anak akan merasa Bunda akan memberikan kritik atau penolakan pada mereka.
3. Menghukum saat anak berkata jujur
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Hispanolistic
Anak-anak mungkin saja mengakui kesalahannya. Ketika ini terjadi, Bunda pun langsung memberikan hukuman berat.
Saat ini terjadi, anak belajar bahwa kejujuran akan berujung pada hasil yang negatif. Untuk menghindari hukuman berat, mereka memilih untuk berbohong daripada mengatakan kebenaran tentang tindakan mereka.
4. Memberikan aturan dan konsekuensi yang tidak konsisten
Ketidakkonsistenan dalam aturan dan konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan anak tentu akan membuat mereka bingung. Anak mungkin berbohong untuk menghindari hukuman yang tidak terduga dan mengambil risiko atas apa yang mungkin diperbolehkan saat itu.
5. Memberi contoh kebohongan
Anak akan mempelajari perilaku dengan mengamati orang tua mereka. Jika Bunda dan Ayah sering berbohong, bahkan untuk hal-hal kecil, anak kemungkinan akan meniru perilaku tersebut.
Anak-anak melihat kebohongan sebagai cara yang bisa diterima untuk menangani berbagai situasi. Bukan tanpa alasan, hal ini karena mereka mengikuti contoh yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
6. Selalu menyudutkan anak ketika
Dikutip dari laman Child Mind, psikologi klinis, Carol Brady, PhD, menempatkan seorang anak bisa membuat mereka menjadi lebih gemar berbohong. Alih-alih bertanya pada anak apakah mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, Bunda bisa bicarakan hal ini dengan intonasi yang lembut sehingga anak merasa lebih nyaman dan tidak terintimidasi.
"(Katakan) Bunda tahu kamu tidak membuat PR. Jadi, mari kita bicara tentang mengapa hal itu bukan ide yang bagus," ungkap dr. Carol.
7. Selalu melabeli anak
Memberikan label pada anak bahwa mereka adalah seorang pembohong bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan. Luka yang ditimbulkannya bisa lebih besar daripada apa yang Bunda ucapkan.
"(Mereka akan merasa) Bunda tidak akan percaya padaku. Itu membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri dan mungkin membuat pola kebohongan," papar dr. Carol.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)