Bunda merasa sering nyeri sendi? Mungkin karena kekurangan kolagen. Pahami tanda tubuh kekurangan kolagen.
Kolagen merupakan protein yang sangat penting bagi tubuh manusia. Protein ini berperan dalam memberikan kekuatan dan elastisitas pada berbagai jaringan tubuh, seperti kulit, tulang, ligamen, dan tendon.
Kolagen tidak hanya berfungsi sebagai penyangga struktural bagi tubuh tapi juga penting dalam proses penyembuhan luka sekaligus menjaga kelenturan sendi. Sayangnya, produksi kolagen dalam tubuh dapat menurun seiring bertambahnya usia atau faktor-faktor lain, seperti paparan sinar matahari, kebiasaan merokok, dan pola makan yang tidak sehat.
Kekurangan kolagen bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah nyeri sendi yang sering menjadi gejala pertama saat tubuh kekurangan kolagen. Yuk pahami tanda tubuh kekurangan kolagen.
Mengutip dari Cleveland Clinic dan ASTR, begini serba-serbi kolagen yang dibutuhkan tubuh.
Mengenal kolagen dan manfaatnya
Kolagen adalah molekul protein yang terdiri dari asam amino. Fungsi utama kolagen adalah untuk memberikan dukungan pada jaringan ikat ekstraseluler. Ini berarti memberikan dukungan struktural pada berbagai jaringan tubuh.
Tipe I kolagen merupakan jenis yang paling umum ditemukan di dalam tubuh manusia, memberikan kekuatan pada kulit, tulang, dan tendon. Namun,seiring bertambahnya usia, tubuh akan mengalami penurunan produksi kolagen yang mulai terasa setelah usia 25 tahun.
Selain itu, faktor-faktor seperti merokok, paparan sinar UV yang berlebihan, serta pola makan yang kaya akan gula dan karbohidrat olahan juga dapat mempercepat kerusakan kolagen di tubuh. Ketika produksi kolagen berkurang, tubuh akan mulai menunjukkan tanda-tanda kekurangan kolagen, seperti nyeri sendi, kulit kendur, hingga masalah pada tulang dan penglihatan.
Tanda-tanda kekurangan kolagen pada tubuh
Berikut tanda-tanda Bunda kekurangan kolagen pada tubuh.
1. Nyeri sendi
Kekurangan kolagen pada tubuh dapat mengakibatkan hilangnya kelenturan dan kekuatan pada sendi. Hal ini menyebabkan sendi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan peradangan yang berujung pada nyeri sendi.
Kondisi tersebut seringkali berkembang menjadi osteoartritis, yaitu kondisi degenerasi sendi yang sering menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari. Penurunan kadar kolagen di sendi juga dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memperbaiki dan melindungi jaringan sendi yang rusak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi kolagen dapat membantu mengurangi gejala osteoartritis, termasuk nyeri sendi.
2. Penyembuhan luka yang lambat
Kolagen berperan sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Saat tubuh kekurangan kolagen, penyembuhan luka bisa terhambat.
Hal ini terjadi karena kolagen membantu memperbaiki jaringan yang rusak dan menjaga kekuatan serta elastisitas kulit. Kekurangan kolagen dapat menyebabkan luka menjadi lebih lama sembuh bahkan dapat memperburuk kondisi luka tersebut, menyebabkan infeksi atau komplikasi lainnya.
3. Tulang lemah dan rapuh
Kolagen tidak hanya berfungsi untuk kulit dan sendi tapi juga merupakan komponen penting dalam pembentukan tulang. Ketika tubuh kekurangan kolagen, kepadatan tulang dapat berkurang yang meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.
Kolagen membantu menjaga kekuatan dan elastisitas tulang sehingga saat produksinya berkurang. Tulang menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
4. Muncul kerutan
Salah satu tanda paling jelas dari kekurangan kolagen adalah munculnya kerutan pada kulit. Kolagen membantu menjaga kekencangan dan elastisitas kulit, dan penurunan produksinya seiring bertambahnya usia dapat menyebabkan kulit kehilangan kekencangannya.
Ini akan menyebabkan garis halus dan kerutan muncul lebih cepat. Selain itu, kulit juga menjadi lebih kendur dan kurang elastis, yang membuat tampilan wajah tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
5. Gangguan penglihatan
Kolagen juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mata. Kekurangan kolagen dapat menyebabkan penurunan kualitas jaringan di mata, yang dapat mempengaruhi penglihatan.
Salah satu kondisi yang terkait dengan kekurangan kolagen di mata adalah glaukoma. Kondisi di mana kolagen yang melemah menyebabkan peningkatan tekanan pada mata yang dapat merusak saraf optik dan menurunkan kemampuan penglihatan.
6. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Kolagen juga berperan dalam memperkuat jaringan di sepanjang saluran pencernaan, termasuk di esofagus. Kekurangan kolagen pada dinding esofagus dapat menyebabkan jaringan menjadi lebih rapuh, membuatnya rentan terhadap cedera dan luka.
Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti GERD, di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan rasa terbakar dan peradangan.
Kolagen tipe II sangat penting dalam menjaga kesehatan telinga, terutama dalam komponen-komponen seperti membran basilar dan ligamen spiral. Kekurangan kolagen dapat mempengaruhi struktur telinga bagian dalam, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pendengaran atau bahkan kehilangan pendengaran pada beberapa individu.
Penyebab kekurangan kolagen
Beberapa faktor dapat menyebabkan penurunan kadar kolagen dalam tubuh. Salah satunya adalah penuaan yang menyebabkan tubuh secara alami mengurangi produksi kolagen.
Faktor lain seperti merokok, paparan sinar UV yang berlebihan, dan konsumsi gula berlebihan dapat mempercepat kerusakan kolagen. Merokok, misalnya, mengurangi aliran darah ke kulit dan merusak serat kolagen yang dapat menyebabkan kulit kendur dan mempercepat proses penuaan.
Konsumsi gula yang berlebihan juga menyebabkan kolagen menjadi keras dan rapuh melalui proses yang disebut glikasi yang merusak ikatan antara kolagen dan elastin.
Makanan yang merusak kolagen
Berikut deretan makanan yang bisa merusak kolagen.
1. Gula dan karbohidrat olahan
Gula berlebih dapat merusak kolagen melalui proses yang disebut glikasi. Proses di mana gula berlebihan mengikat molekul kolagen, menyebabkan kolagen menjadi lebih keras dan kurang elastis.
Ini dapat mempercepat keriput dan penuaan kulit. Makanan yang tinggi gula seperti permen, kue, dan minuman manis dapat menyebabkan kerusakan kolagen.
Karbohidrat olahan, seperti roti putih, pasta, dan nasi putih juga dapat meningkatkan kadar gula dalam darah, yang berisiko merusak kolagen.
2. Makanan yang mengandung lemak trans
Lemak trans ditemukan pada makanan yang digoreng, kue-kue kemasan, dan makanan cepat saji. Lemak trans dapat merusak sel-sel tubuh dan mengganggu produksi kolagen. Makanan yang mengandung lemak trans dapat menyebabkan peradangan, mengurangi kemampuan tubuh untuk memproduksi kolagen yang sehat.
3. Alkohol
Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi penting seperti vitamin C dan zinc, yang keduanya dibutuhkan untuk produksi kolagen. Alkohol juga meningkatkan peradangan dalam tubuh yang dapat mempercepat kerusakan kolagen dan elastin di kulit.
Selain itu, alkohol dapat mengurangi kualitas tidur yang juga mempengaruhi regenerasi kolagen.
4. Makanan tinggi garam
Makanan tinggi garam dapat menyebabkan dehidrasi, mempengaruhi kelembapan kulit dan mengurangi kemampuannya untuk menghasilkan kolagen. Dehidrasi juga dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan kehilangan elastisitasnya.
Makanan yang mengandung garam tinggi, seperti makanan kaleng, makanan olahan, dan makanan cepat saji, bisa merusak kolagen dalam tubuh.
Cara mengatasi kekurangan kolagen
Untuk mengatasi kekurangan kolagen, ada beberapa langkah yang dapat diambil, baik melalui pola makan maupun suplementasi. Beberapa makanan yang kaya akan vitamin C, prolin, glisin, serta tembaga dan zinc dapat membantu meningkatkan produksi kolagen secara alami.
Makanan seperti ikan, alpukat, telur, dan sayuran hijau adalah sumber yang baik untuk nutrisi-nutrisi tersebut. Selain itu, suplemen kolagen juga dapat dipertimbangkan untuk membantu mengisi kekurangan kolagen di tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen kolagen, terutama tipe II dan kolagen terhidrolisis, dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi gejala osteoartritis. Namun sebelum mengonsumsi suplemen, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan dosis yang tepat dan menghindari efek samping yang mungkin timbul.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)