9 Tanda Mertua yang Bisa Membahayakan Pernikahan dan Cara Mengatasinya

1 month ago 25

Jakarta -

Mertua toxic dapat menciptakan ketegangan yang dapat memengaruhi kehidupan pernikahan Bunda dan pasangan. Untuk mengatasinya, Bunda perlu mengenali beberapa tandanya terlebih dahulu.

Apa yang dimulai sebagai gangguan kecil dapat berkembang menjadi sesuatu yang memengaruhi ketenangan, hubungan, dan kesejahteraan mental Bunda.

Mungkin Bunda telah memperhatikan pola yang membuat tidak nyaman, atau terjebak di tengah-tengah ekspektasi dan batasan sendiri.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Sulit rasanya ketika orang-orang yang seharusnya mendukung hubungan, justru malah menghancurkan. Terkadang, memahami apa yang sedang terjadi adalah langkah pertama untuk menemukan jalan keluar.

9 Tanda mertua membahayakan pernikahan Bunda dan cara mengatasinya

Memiliki hubungan yang buruk dengan mertua tentunya terasa sangat berat, terutama ketika perilaku mereka mulai memengaruhi hubungan dan kesejahteraan.

Berikut adalah beberapa tanda mertua toxic yang dapat membahayakan pernikahan Bunda dan pasangan:

1. Selalu memberikan kritik

Melansir dari laman Marriage, jika mertua bersikap buruk dan selalu memberikan kritik, baik itu tentang gaya parenting, pilihan gaya hidup, atau penampilan, rasanya semua yang dilakukan Bunda tidak akan pernah cukup baik.

Sikap negatif yang terjadi secara terus-menerus ini dapat mengikis harga diri dan menciptakan ketegangan dalam pernikahan.

Untuk mengatasinya, tetapkan batasan tentang apa yang ingin didiskusikan, dan pertimbangkan untuk membatasi interaksi untuk menghindari stres. Bunda juga perlu membicarakannya dengan pasangan tentang bagaimana kritik tersebut memberikan pengaruh buruk.

2. Tidak bisa menghargai batasan

Mertua toxic sering kali mengabaikan batasan, baik datang tiba-tiba, ikut campur urusan pribadi, atau memaksakan pendapat mereka. Tindakan ini dapat membuat Bunda merasa tidak dihargai dan kewalahan menanggapinya.

Sikap ini dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya dan frustrasi, sehingga sulit untuk mempertahankan rasa kendali atas kehidupan dan rumah tangga sendiri.

Bunda dapat mengatasi masalah ini dengan berbicara terus terang kepada mertua tentang apa yang dapat dan tidak dapat diterima. Jika mereka terus melanggar batasan, mungkin Bunda perlu membatasi interaksi dengan mereka untuk melindungi ketenangan mental.

3. Meremehkan gaya parenting

Tak jarang mertua memiliki pendapat yang berbeda terkait gaya parenting. Bahkan, sering kali mereka justru malah meremehkan pola asuh yang dipilih oleh anak dan menantunya.

Campur tangan yang terjadi secara terus-menerus ini dapat membuat Bunda tidak berdaya dan mengikis rasa percaya diri dalam pengasuhan bersama pasangan.

Oleh karena itu, diskusi dengan pasangan dibutuhkan untuk memastikan memiliki pandangan yang sama terkait keputusan mengasuh anak

4. Manipulasi

Melansir dari laman Choosing therapy, beberapa manipulasi yang paling sering dilakukan adalah silent treatment, gaslighting, atau menawarkan bantuan dengan syarat. Manipulator emosional sering berperilaku seperti ini karena mereka tidak memiliki keterampilan untuk berkomunikasi secara langsung.

Untuk mengatasinya, Bunda dianjurkan mendorong pasangan untuk menyadari manipulasi tersebut dan menegaskan kemandirian mereka dari kendali orang tua mereka. Saling mendukung dalam proses ini dapat memperkuat ikatan dan mengurangi dampak manipulasi.

5. Membandingkan Bunda dengan orang lain

Mertua yang toksik mungkin melakukan ini untuk membuat Bunda merasa tidak mampu atau menegaskan kekuasaan mereka. Perbandingan ini dapat menimbulkan perasaan kesal dan tidak aman saat Bunda berusaha memenuhi standar yang tidak realistis.

Alih-alih terlibat dengan perbandingan mereka, Bunda perlu fokus pada kekuatan dan kualitas unik yang dibawa ke dalam hubungan. Jika terus dibandingkan, ungkapkan dengan tenang bagaimana komentar tersebut membuat Bunda tidak nyaman.

6. Bergosip tentang Bunda

Perilaku ini dapat menciptakan lingkungan toxic dan merusak hubungan Bunda dengan anggota keluarga lainnya.

Jika mengetahui mertua bergosip tentang Bunda, pertimbangkan untuk membicarakan masalah tersebut dengan tenang dan langsung kepada mereka. Beri tahu mereka bahwa Bunda mengetahui apa yang dikatakan dan hal tersebut menyakitkan.

7. Tidak menghargai pernikahan Bunda

Mertua toxic mungkin tidak menghargai pernikahan Bunda dan ikut campur, memberikan komentar negatif, atau mencoba membuat jarak antara Bunda dan pasangan. Sikap ini dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan dendam.

Untuk mengatasinya, jelaskan kepada mertua bahwa hubungan Bunda dengan pasangan adalah prioritas dan segala upaya untuk ikut campur tidak akan ditoleransi. Dorong pasangan juga untuk mengambil sikap, yang akan memperkuat hubungan.

8. Selalu menciptakan drama

Jika mertua senang membuat drama, baik itu memicu konflik, menyebarkan rumor, atau membesar-besarkan situasi sepele, itu dapat membuat acara kumpul keluarga terasa melelahkan dan menegangkan.

Drama yang terjadi secara terus-menerus ini dapat memengaruhi kesehatan mental dan hubungan Bunda.

Jika memungkinkan, fokuslah untuk tetap tenang dan netral selama berinteraksi, menolak untuk terlibat atau meningkatkan drama.

9. Menggunakan rasa bersalah sebagai senjata

Rasa bersalah adalah senjata yang digunakan mertua toksik untuk mengendalikan dan memanipulasi orang-orang di sekitarnya. Ini dapat melemahkan Bunda dan merusak harga diri.

Tetaplah teguh pada keputusan dan nilai-nilai Bunda, dan ingatkan diri bahwa Bunda tidak berkewajiban untuk menjalani hidup sesuai harapan mereka.

Nah, itulah beberapa tanda mertua yang membahayakan pernikahan Bunda dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing  soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online