Jelang persalinan, Bunda tentu pernah merasakan kontraksi kuat sebagai tanda akan melahirkan. Tapi tahukah Bunda? Rasa nyeri seperti kontraksi juga bisa muncul kembali setelah persalinan, lho. Kondisi ini dikenal sebagai kontraksi pasca persalinan atau afterpains.
Rasanya mirip seperti kram menstruasi, dari nyeri ringan hingga cukup menyakitkan, dan bisa berlangsung selama beberapa hari. Bahkan, sakit perut ini bisa membuat Bunda tidak nyaman beraktivitas.
Lalu, apa sebenarnya penyebab kontraksi setelah melahirkan? Dan bagaimana cara meredakannya agar Bunda tetap nyaman saat merawat Si Kecil? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Penyebab alami kontraksi rahim setelah persalinan
Kontraksi setelah melahirkan adalah hal yang normal, Bunda. Mayo Clinic menyebutkan bahwa ini adalah tanda pemulihan positif pada organ reproduksi. Kontraksi pasca persalinan umumnya bersifat sporadis dan tidak seperti kontraksi saat persalinan.
Meskipun begitu, ada beberapa penyebab kontraksi yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Mengutip dari Healthline dan BabyCenter, berikut lima penyebab alami kontraksi rahim setelah melahirkan:
1. Penyusutan ukuran rahim
Penyebab paling umum dari kontraksi setelah melahirkan adalah penyusutan rahim kembali ke ukuran semula. Selama kontraksi, tubuh juga berusaha menekan pembuluh darah di rahim guna mencegah perdarahan berlebihan.
Rasa sakit yang timbul bisa mirip dengan kram menstruasi, mulai dari ringan hingga cukup parah. Kontraksi ini biasanya lebih terasa pada kehamilan kedua atau ketiga. Umumnya, rasa nyeri dan sakit perut ini paling terasa dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan, namun secara bertahap akan berkurang.
2. Bekas jahitan caesar
Kontraksi pasca persalinan tidak hanya dialami oleh ibu yang melahirkan secara normal, tetapi juga oleh ibu yang menjalani persalinan caesar. Rahim tetap perlu kembali ke ukuran semula, meskipun melalui prosedur operasi caesar.
Setelah operasi caesar, Bunda mungkin merasakan ketidaknyamanan tambahan pada bagian perut bawah. Hal ini wajar, karena caesar adalah prosedur bedah besar, yang menyebabkan rasa sakit akibat penyembuhan luka sayatan dan jaringan di sekitarnya.
3. Aktivitas menyusui
Menyusui dapat memicu atau memperburuk kram pasca persalinan. Hal ini disebabkan karena isapan bayi di puting akan merangsang pelepasan hormon oksitosin, hormon yang sama yang menyebabkan kontraksi rahim saat melahirkan.
Meskipun terasa tidak nyaman, kontraksi ini sebenarnya membantu rahim kembali ke ukuran semula lebih cepat, sekaligus mengurangi risiko anemia akibat kehilangan darah setelah melahirkan.
4. Sembelit
Sembelit juga dapat menjadi penyebab kontraksi setelah melahirkan. Bunda kemungkinan besar akan mengalami gerakan usus pertama dalam beberapa hari setelah melahirkan. Namun, sembelit bisa terjadi akibat tingginya kadar progesteron selama kehamilan, pola makan yang rendah serat, atau penurunan tingkat aktivitas.
Sembelit sering disertai dengan kram dan rasa tertekan pada perut. Kondisi ini lebih sering terjadi jika Bunda menjalani persalinan caesar, karena Bunda perlu lebih banyak istirahat di tempat tidur setelah operasi. Selain itu, beberapa obat penghilang rasa sakit juga bisa memperlambat sistem pencernaan, yang berujung pada sembelit dan kram.
5. Infeksi
Meski jarang, infeksi setelah melahirkan bisa menyebabkan rasa sakit dan kram yang tidak terkait langsung dengan proses persalinan. Beberapa jenis infeksi yang mungkin terjadi antara lain:
- Endometritis: Peradangan pada lapisan rahim yang disebabkan oleh infeksi. Gejalanya meliputi demam, sembelit, keputihan yang tidak normal, dan nyeri panggul.
- Bacterial vaginosis: Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di rahim. Gejalanya termasuk rasa terbakar saat buang air kecil, keputihan berbau, dan rasa gatal atau nyeri di area vulva.
- Infeksi saluran kemih (ISK): Infeksi yang mempengaruhi saluran kemih, mulai dari ginjal hingga uretra. Gejalanya termasuk demam, sering buang air kecil yang disertai rasa sakit, nyeri panggul, dan urine yang keruh atau berdarah.
- Apendisitis: Peradangan pada usus buntu yang tidak terkait langsung dengan persalinan. Walaupun jarang, apendisitis bisa terjadi setelah melahirkan, dengan gejala seperti demam ringan, mual, nyeri perut yang semakin parah dengan gerakan, serta diare atau sembelit.
Berapa lama alami kontraksi setelah melahirkan
Kontraksi pasca persalinan biasanya dimulai segera setelah melahirkan. Dilansir Tommy's, rasa sakit akan terasa paling intens pada hari kedua dan ketiga, dan umumnya berlangsung antara satu hingga sepuluh hari, atau bahkan lebih lama, hingga rahim kembali ke ukuran semula.
Bagi Bunda yang melahirkan dengan caesar, rasa tidak nyaman mungkin terasa lebih kuat pada beberapa hari pertama. Namun, kontraksi pasca persalinan tetap berlangsung dengan pola yang sama seperti pada persalinan normal.
Apabila kontraksi disebabkan oleh kondisi lain seperti sembelit atau infeksi, durasinya bisa bervariasi dan rasa sakit akan berlanjut sampai penyebabnya ditangani. Kontraksi juga cenderung lebih terasa saat menyusui, karena hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui turut mempengaruhi kontraksi rahim.
Jika kontraksi atau nyeri tidak berkurang setelah beberapa hari, atau semakin memburuk, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah lain yang memerlukan perhatian medis. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Demam
- Rasa sakit atau sensasi terbakar saat buang air kecil
- Keputihan yang berbau tidak sedap
- Nyeri hebat pada perut bagian bawah yang bisa disebabkan oleh infeksi rahim (endometritis)
- Rasa sakit yang menjalar ke bagian punggung bawah atau samping tubuh, yang mungkin disebabkan oleh infeksi saluran kemih
- Nyeri atau kemerahan yang bertahan pada bekas jahitan caesar atau robekan perineum yang tidak sembuh dengan baik
Cara menghilangkan nyeri atau rasa sakit kontraksi rahim setelah melahirkan
Nyeri kontraksi setelah melahirkan bisa menjadi salah satu hal yang mengganggu kenyamanan Bunda saat masa pemulihan. Untuk membantu menguranginya, Cheryl Axelrod, M.D., dokter kandungan dari Midwest Center for Women's Healthcare, membagikan beberapa tips yang bisa Bunda coba. Berikut detailnya, melansir dari laman BabyCenter:
1. Minum obat pereda nyeri
Obat seperti ibuprofen atau paracetamol yang dijual bebas dapat membantu meredakan nyeri akibat kontraksi rahim setelah melahirkan. Jika rasa sakit terasa berat, dokter bisa meresepkan obat dengan dosis yang lebih kuat untuk penggunaan jangka pendek. Bagi Bunda yang menyusui, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat lain, ya.
2. Lakukan gerakan ringan
Selain obat, ada juga cara non-medis yang bisa Bunda coba. Meskipun terasa kurang nyaman, bergerak atau berjalan pelan-pelan setelah diizinkan oleh dokter dapat membantu meredakan kontraksi setelah melahirkan. Aktivitas ringan ini juga bermanfaat untuk mengurangi konstipasi, yang kerap terjadi pasca persalinan.
3. Teknik relaksasi dan pernapasan
Saat nyeri datang, cobalah bernapas dalam dan perlahan untuk menenangkan tubuh. Teknik ini membantu Bunda tetap rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa sakit akibat kontraksi rahim. Latihan pernapasan juga mendukung keseimbangan emosi selama masa pemulihan.
4. Gunakan kompres hangat
Mengompres perut bagian bawah dengan botol air hangat atau bantal pemanas bisa membantu mengendurkan otot dan memberikan rasa nyaman. Suhu hangat bekerja secara alami untuk mengurangi kram akibat kontraksi setelah melahirkan. Bunda bisa menggunakan alat pemanas yang tersedia di pasaran atau membuat sendiri di rumah.
5. Rutin buang air kecil
Setelah melahirkan, keinginan untuk buang air kecil mungkin tidak terasa seperti biasa. Namun, kandung kemih yang penuh bisa menekan rahim dan membuat kontraksi terasa lebih nyeri. Karena itu, usahakan tetap rutin ke kamar mandi, bahkan saat belum merasa kebelet, ya, Bunda.
6. Rajin menyusui Si Kecil
Menyusui setiap 2–3 jam di siang hari dan 3–4 jam di malam hari tidak hanya membantu memperlancar produksi ASI, tetapi juga merangsang kontraksi rahim secara alami. Hal ini membantu rahim kembali ke ukuran semula dan mengurangi perdarahan pasca persalinan.
Meski bisa memicu kontraksi, menyusui membantu mempercepat proses pemulihan rahim. Lama-lama, kontraksinya akan berkurang seiring rahim kembali ke ukuran semula.
7. Pijat lembut di perut bawah
Pijat ringan di area perut bawah bisa membantu melancarkan sirkulasi darah, mengurangi ketegangan otot, dan memberi efek relaksasi. Pijatan ini juga dapat mendukung kontraksi rahim agar bekerja lebih efektif.
Lakukan pijatan secara lembut dan hindari tekanan berlebihan. Jika Bunda juga mengalami konstipasi, pertimbangkan menggunakan pelunak feses atau laksatif yang aman untuk ibu menyusui sesuai anjuran dari dokter atau apoteker.
Itulah penjelasan mengenai penyebab munculnya kontraksi setelah melahirkan. Meski merupakan hal yang normal, penting bagi Bunda untuk mengenali penyebabnya dan mengetahui cara meredakan nyerinya.
Dengan begitu, Bunda bisa lebih nyaman dan bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari bersama Si Kecil. Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Bunda!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)