Jakarta -
Kebiasaan mengisap jempol sering kali dianggap sebagai hal yang wajar pada bayi dan balita. Namun, kapan batas usia normal bayi mengisap jempolnya?
Aktivitas mengisap jempol secara alami muncul sebagai bentuk refleks untuk menenangkan diri atau mencari rasa aman terutama di masa awal pertumbuhan. Hal ini juga diungkapkan oleh seorang Dokter Spesialis Anak di Washington, Amerika Serikat, Linda Goldstein, MD.
"Mengisap jempol adalah perilaku yang tepat dan berguna untuk anak-anak yang masih sangat kecil. Ini memungkinkan mereka untuk membuat diri menjadi nyaman dan menghibur diri sendiri," ujar dr. Linda seperti dikutip dari laman WebMD.
Meski begitu, banyak orang tua yang merasa khawatir jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus seiring dengan bertambahnya usia anak. Lantas, kapan usia anak perlu berhenti mengisap jempolnya?
Usia normal anak mengisap jempol
Dilansir dari laman Standford Childrens, seiring dengan bertambahnya usia, mengisap jempol menjadi hal yang kurang baik dilakukan. Sejumlah kecil anak-anak masih mengisap jempol mereka hingga usia lima tahun.
Kebiasaan ini tidak berbahaya jika anak melakukannya sesekali. Biasanya, Si Kecil mengisap jempolnya saat waktu tidur ataupun ketika mengalami peristiwa yang membuatnya stres.
Anak yang lebih besar dan terus mengisap jempolnya mungkin memerlukan bantuan untuk menghentikan kebiasaan ini. Bantuan itu bisa dari orang tua, dokter gigi, atau ortodentis.
American Dental Association dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk tidak menganjurkan agar anak tidak lagi mengisap jempolnya setelah usia empat tahun. Pada tahap ini, intensitas mengisap bisa memberikan tekanan pada gigi dan rahang yang berpotensi menyebabkan berbagai dampak.
Dampak anak terus mengisap jempolnya
Ada beberapa dampak yang terjadi jika anak terus mengisap jempolnya sampai usia lebih dari empat tahun. Berikut ini deretannya:
- Gigi depan menonjol atau tonggos
- Overbite yang berlebihan
- Gigitan silang posterior (gigi atas menutup di dalam gigi bawah)
- Penyempitan rahang atas dan langit-langit mulut melengkung tinggi
- Kesulitan berbicara dengan bunyi tertentu seperti 'S' dan 'T'
- Pola menelan yang tidak normal dan postur lidah istirahat
Mengisap jempol secara pasif di usia enam sampai 8 tahun mungkin tidak akan menimbulkan banyak masalah. Namun, semakin dini kebiasaan ini bisa teratasi, tentu semakin baik pertumbuhan otot mulut dan wajah secara normal.
Cara menghentikan kebiasaan mengisap jempol
Ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi kebiasaan mengisap jempol pada anak, Bunda. Berikut ini Bubun bagikan deretannya melihat dari Stanford Childrens:
1. Tutup tangan anak
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan kebiasaan anak mengisap jempol adalah dengan menutup tangannya. Bunda bisa mencoba menutup tangan dengan kaus kaki atau sarung tangan.
Bunda juga bisa membeli sarung tangan khusus atau pelindung jempol dari plastik. Hal ini akan menyebabkan Si Kecil sulit mengisap jempolnya.
2. Gunakan kalimat afirmasi
Katakan sesuatu yang positif setiap kali Bunda melihat anak tidak mengisap jempolnya. Bunda mungkin juga bisa memberikan tanda bintang di kalender saat mereka tidak mengisap jempol selama sehari penuh atau tidak menanggalkan sarung tangannya sepanjang malam.
3. Hubungi dokter
Seorang dokter gigi atau ortodentis bisa memberi tahu Bunda cara menghilangkan kebiasaan mengisap jempol ini secara perlahan agar kebiasaan tersebut tidak kembali. Dokter juga mungkin akan memasukkan alat khusus ke dalam mulut anak.
Perangkat ini akan menjatuhkan jempol dari langit-langit mulut. Ini akan mengganggu pengisapan yang terjadi saat mengisap jempol. Biasanya, alat ini perlu digunakan selama enam sampai 10 bulan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)