Viral Janin Tiba-tiba Hilang di Dalam Kandungan Jelang Persalinan, Ini Kata Dokter

6 hours ago 3

Jakarta -

Beberapa waktu lalu, cerita mengenai janin hilang di dalam kandungan kembali ramai dibicarakan, Bunda. Baru-baru ini, kisah viral tersebut ramai dibahas di media sosial.

Postingan tersebut menceritakan tentang pasangan suami istri dari daerah di Sumatera yang rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan. Namun saat menjalani pemeriksaan USG di usia kehamilan 9 bulan, janin di dalam kandungan tiba-tiba hilang.

Untuk memastikannya, dokter kembali melakukan USG. Namun, hasilnya tetap sama. Beberapa dokter yang memeriksa juga tidak menemukan janin atau tanda-tanda kehamilan.

Cerita ini mengundang banyak pertanyaan dari netizen. Benarkah janin bisa hilang dari kandungan secara tiba-tiba? Apa ada penjelasan medis yang dapat mengungkap penyebabnya?

Simak jawabannya dari dokter berikut ini!

Kata dokter tentang janin hilang di dalam kandungan

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi dr. Yassin Yanuar Mohammad, Sp.OG (K) FER, M.Sc, kasus viral janin hilang ini belum bisa dipastikan kebenarannya lantaran data-data yang tersedia masih terbatas. Dalam unggahan di media sosial, orang yang mengunggah cerita ini memang tidak menjelaskan detail tentang kondisi ibu yang kehilangan janinnya, Bunda.

"Kalau secara metode ilmu pengetahuan atau saintifik, kita enggak bisa menverifikasi apa yang dialami oleh si ibu. Sebab, data-data dan infromasinya terbatas," kata Yassin saat dihubungi HaiBunda, Kamis (15/5/25).

Lebih lanjut, Yassin mengatakan bahwa fenomena janin tiba-tiba hilang di dalam kandungan tidak mungkin terjadi dari sudut pandang medis atau ilmu pengetahuan. Ia pun meminta masyarakat tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar di media sosial.

"Secara saintifik sebenarnya enggak perlu untuk dianalisis karena apa yang dialami itu enggak mungkin," ungkapnya.

"Masyarakat juga harus hati-hati dalam menikmati produk konten atau informasi yang diterima dari platform manapun, terutama media sosial, yang memang secara logika atau rasional itu sulit untuk diverifikasi ya. Itu bisa memengaruhi kebutuhan seseorang dalam bersikap, menimbulkan kekhawatiran, kecemasan, dan bahkan menimbulkan kegemparan," sambungnya.

Cara memastikan kehamilan selain USG

Yassin mengatakan bahwa USG bukan satu-satunya cara untuk memastikan adanya kehamilan. Selain USG, Bunda dapat mengetahui kehamilan dari perubahan yang dialami oleh tubuh atau melakukan pengecekan dengan test pack.

"Sebenarnya untuk menverifikasi sebuah kehamilan itu bukanlah hal yang susah. Jadi kalau kita ketemu suatu keluhan, tanda, atau suatu kondisi tertentu, maka kita bisa dengan mudah menverifikasinya. Misalnya, kalau ada seorang mengalami keluhan hamil, itu tinggal tes kehamilan saja. Kalau positif artinya hamil, negatif berarti ibu tidak pernah hamil," ungkapnya.

"Kita juga bisa periksa dari perubahan tubuh secara fisik, seperti terlambat haid berapa hari. Lalu ada keluhan atau tanda-tanda tidak pasti pada kehamilan. Misalnya, payudara membesar dan tegang, mual, muntah, berat badan bertambah, nafsu makan meningkat. Beberapa orang ada yang kulitnya menjadi lebih berjerawat, kulit lebih glowing, rambut lebih tebal, atau tumbuh bulu-bulu halus."

Selain test pack dan perubahan tubuh, kehamilan juga bisa dideteksi melalui pemeriksaan darah dan USG. Pemeriksaan darah dapat mendeteksi kadar human chorionic gonadotropin (hCG), yakni hormon yang diproduksi selama kehamilan.

"Kalau misalnya tidak cukup tanda-tanda fisik itu, kita bisa cek darah untuk tahu kadar hormon kehamilannya. Janin itu akan mengeluarkan hCG. Nah, dari kadar hormon itu, kita bisa kira-kira usia kehamilannya," kata Yassin.

Kasus janin hilang perlu cek hCG

Kasus janin hilang di dalam kandungan sulit diverifikasi kebenarannya bila hanya melihat hasil USG. Menurut Yassin, pemeriksaan darah perlu dilakukan untuk memastikan bahwa ibu tersebut memang pernah hamil.

"Orang-orang yang pernah hamil itu kadar hCG-nya tidak akan turun atau hilang tiba-tiba. Kalau orang yang baru melahirkan atau mengalami keguguran, itu sekitar 2 hingga 4 minggu kadar hCG-nya masih positif dalam darah," ungkap Yassin.

"Jadi, kalau orang mengaku hamil lalu tiba-tiba janinnya hilang, ya dilakukan tes hCG saja. Kalau hasilnya negatif, berarti dia tidak pernah hamil sebelumnya. Kalau hasilnya positif tapi janin tiba-tiba enggak ada, itu harus dilanjutkan, berarti ada sesuatu nih. Apa dia mengalami keguguran atau persalinan prematur, kita enggak tahu kan?" lanjutnya.

Kondisi kejiwaan di mana ibu menganggap dirinya hamil

Janin hilang secara tiba-tiba juga bisa terjadi pada kondisi pseudocyesis. Kondisi ini membuat seorang perempuan yakin dirinya sedang mengandung bayi, meski kenyataannya tidak hamil.

Yassin mengatakan, fenomena pseudocyesis termasuk kondisi kejiwaan yang jarang terjadi. Seseorang dengan pseudocyesis biasanya menganggap dirinya sedang mengandung janin karena mengalami keluhan kehamilan atau riwayat kejiwaan.

"Dia merasa hamil, tapi tubuhnya sebenarnya tidak hamil. Gejala yang timbul mirip-mirip orang hamil, mungkin dia tidak mengalami haid, berat badannya bertambah, nafsu makan meningkat, dan lainnya," ujarnya.

"Kita harus melihat bahwa ini adalah kondisi kejiwaan yang sedang berlangsung pada seseorang. Biasanya, orang dengan pseudocyesis ini memiliki riwayat kejiwaan, seperti pernah mengalami keguguran berulang atau dia ingin sekali hamil."

Demikian penjelasan dokter terkait viral janin tiba-tiba hilang dari kandungan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online