Jakarta -
Perawatan setelah melahirkan adalah salah satu hal yang paling banyak dicari oleh Bunda yang baru dikaruniai momongan. Sebab, pascapersalinan, perubahan hormon dalam tubuh ibu dapat memicu berbagai perubahan pada kulit.
Mulai dari kulit yang mengendur, permukaan kulit yang menjadi kering atau berminyak, hingga muncul bentol merah seperti biduran. Berbagai produk perawatan kulit pun mulai dicari untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Namun, Bunda perlu cermat, ya. Ada beberapa kandungan skincare yang sebaiknya dihindari agar proses menyusui tetap aman.
Lantas, perawatan kulit apa saja yang aman dan efektif dilakukan setelah melahirkan tanpa mengganggu kualitas ASI Si Kecil? Yuk, simak jawabannya di bawah ini!
Mengapa timbul beragam masalah kulit setelah melahirkan?
Bunda, masa postpartum atau nifas adalah periode penting setelah melahirkan. Di masa ini, tubuh ibu tidak langsung kembali seperti semula. Justru saat itulah proses pemulihan dan penyesuaian besar terjadi, baik secara fisik maupun hormonal.
Melansir dari Healthline, masa postpartum dimulai sejak plasenta keluar hingga tubuh benar-benar pulih, yang bisa berlangsung antara 6 minggu hingga 6 bulan. Secara umum, masa ini terbagi menjadi tiga fase:
- Fase akut: 24 jam pertama setelah persalinan
- Fase awal: hari ke-2 hingga hari ke-7
- Fase akhir: minggu ke-2 hingga bulan ke-6
Setiap fase memiliki tantangannya sendiri, termasuk perubahan pada kulit.
Kulit, sebagai organ terbesar tubuh, mengalami peregangan luar biasa selama kehamilan. Setelah bayi lahir, perubahan hormon dan penyesuaian sistem tubuh sangat memengaruhi kondisi kulit ibu.
Menurut riset Physiology, Postpartum Changes (2022) dalam Jurnal Europe PMC, beberapa faktor umum penyebab perubahan kulit pasca melahirkan antara lain:
- Perubahan hormon
- Perubahan pembuluh darah
- Aktivitas kelenjar yang meningkat
- Perubahan struktur kulit
- Kondisi kulit lama yang memburuk atau membaik
Dermatolog Dr. Harshna Bijlani, dalam wawancaranya dengan Vogue, mengungkapkan bahwa tingginya kadar estrogen selama kehamilan dapat meninggalkan efek jangka panjang pada kulit. Beberapa contohnya adalah jerawat, stretch mark, kulit kering atau eksim, hiperpigmentasi, spider veins, hingga puting yang kering dan pecah-pecah.
"Setelah melalui proses persalinan yang membahagiakan, tubuh perempuan akan mengalami berbagai perubahan sebagai bagian dari penyesuaian hidup pascamelahirkan. Tak hanya fisik dan hormonal, kulit pun turut mengalami transformasi," jelas dr. Bijlani.
Perawatan kulit kecantikan setelah melahirkan
Dilansir What to Expect, berikut adalah masalah kulit yang sering terjadi setelah melahirkan beserta tips perawatannya untuk membantu proses penyembuhan dan menjaga kulit tetap terawat:
1. Kulit kering pasca persalinan
Perubahan hormon saat kehamilan bisa menyebabkan kulit Bunda menjadi lebih kering, terutama di area wajah. Setelah melahirkan, Bunda mungkin masih mengalami kulit kering dan bersisik. Untuk mengatasi masalah ini, rutin menggunakan pelembap sangat penting.
Berikut adalah langkah-langkah perawatan kulit kering setelah melahirkan:
- Hindari penggunaan sabun berbahan keras. Pilihlah sabun wajah non-SLS dan gunakan air biasa untuk mencuci sisanya.
- Pastikan untuk melembapkan kulit setelah mandi dan sebelum tidur agar kelembapan kulit tetap terjaga, baik dengan skincare dan humidifier.
- Mandilah selama 10 hingga 15 menit dengan air hangat atau tambahkan minyak mandi untuk memberikan kelembapan ekstra.
- Minum banyak cairan dan konsumsi makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 dapat membantu menjaga kulit tetap kenyal.
- Oleskan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih setiap hari .
Penting untuk diketahui bahwa kulit kering setelah melahirkan tidak selalu disebabkan oleh perubahan hormon. Dilansir What to Expect, sekitar 5–10% ibu di Amerika Serikat mengalami pembengkakan kelenjar tiroid (tiroiditis pascapersalinan) yang bisa memengaruhi kondisi kulit.
Awalnya, hormon tiroid meningkat dan bisa menimbulkan gejala seperti cemas, sulit tidur, jantung berdebar, kelelahan, penurunan berat badan, atau mudah marah. Beberapa bulan kemudian, kadar hormon bisa turun drastis, menyebabkan gejala seperti berat badan naik, sembelit, depresi, dan kulit kering.
Kondisi ini umumnya membaik dalam 12–18 bulan. Namun, lebih dari 20 persen perempuan bisa mengalami gangguan tiroid jangka panjang. Jadi, kalau kulit kering terasa tidak kunjung membaik, jangan ragu konsultasi ke dokter, ya, Bun!
2. Kulit berminyak pasca melahirkan
Perubahan pada wajah selanjutnya yang kerap dialami ibu setelah melahirkan adalah kulit wajah yang berminyak. Kondisi ini sering disalahartikan sebagai tanda wajah glowing. Padahal, kilau tersebut sebenarnya disebabkan oleh lonjakan hormon yang merangsang produksi minyak berlebih di kulit.
Di sinilah pentingnya perawatan kulit setelah melahirkan agar kulit tetap sehat, segar, dan terhindar dari jerawat. Berikut beberapa langkah yang bisa Bunda lakukan untuk membantu mengurangi minyak di wajah:
- Gunakan micellar water dan sabun wajah berbahan gentle cleanser dan ber-pH seimbang.
- Gunakan kosmetik dan pelembap non-komedogenik atau bebas minyak, agar tidak menyumbat pori-pori dan membuat kulit tetap bisa bernapas.
- Bersihkan alat makeup secara rutin sebab kuas dan spons yang kotor adalah sarang bakteri.
Apabila kulit berminyak tidak kunjung membaik atau muncul jerawat parah, sebaiknya periksa ke dokter untuk mendapat perawatan yang tepat.
3. Kulit kendur setelah melahirkan
Selama sembilan bulan kehamilan, kulit Bunda mengalami peregangan untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan janin dan penambahan berat badan. Akibatnya, kulit, terutama di bagian perut, kendur setelah persalinan.
Proses pengencangan kulit memang memerlukan waktu. Untuk itu, cobalah fokus pada penyembuhan tubuh secara menyeluruh dengan langkah-langkah berikut:
- Konsumsi makanan bergizi, terutama yang kaya protein dan vitamin untuk membantu regenerasi kulit.
- Penuhi kebutuhan cairan agar kulit tetap terhidrasi dan elastis.
- Lakukan aktivitas fisik secara bertahap, seperti senam ringan atau berjalan kaki untuk membantu mengencangkan otot.
- Cukupi waktu istirahat, karena kualitas tidur juga berperan penting dalam perawatan kulit setelah melahirkan.
Berikan tubuh waktu setidaknya enam bulan untuk beradaptasi secara alami. Jika setelah itu kulit atau otot perut belum juga kembali kencang meski sudah berolahraga dan menjaga pola makan, Bunda bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dalam beberapa kasus, prosedur seperti pengencangan perut (abdominoplasty) bisa menjadi pilihan. Namun, perlu diingat ya, Bun. Jika Bunda masih berencana punya anak lagi atau ingin menurunkan berat badan lebih banyak, sebaiknya tunda dulu tindakan ini.
4. Biduran pasca persalinan
Jika Bunda mengalami biduran, yaitu ruam merah berbentuk benjolan kecil dan gatal di perut setelah melahirkan, itu mungkin PUPPP (Papula Urtikaria Pruritus dan Plak Kehamilan), yang juga dikenal sebagai PEP (Letusan Polimorfik Kehamilan). Kondisi ini umum terjadi pada ibu setelah melahirkan.
PUPPP biasanya muncul di trimester ketiga kehamilan atau awal masa nifas, terutama pada ibu hamil pertama kali atau yang mengandung lebih dari satu bayi. Penyebabnya adalah peregangan kulit perut yang berlebihan, merusak jaringan ikat di bawahnya, dan memicu peradangan, sehingga ruam gatal muncul.
Ruam ini bisa menyebar ke area tubuh lain, seperti paha, pantat, dan lengan. Untuk mengatasi rasa gatal yang mengganggu, Bunda perlu berkonsultasi ke dokter yang mungkin akan meresepkan antihistamin atau salep steroid topikal.
Kapan perubahan kulit pada masa kehamilan menghilang setelah melahirkan?
Perubahan kulit selama kehamilan umumnya akan membaik dengan sendirinya setelah melahirkan, yakni seiring dengan stabilnya kadar hormon.
Menurut riset dalam Jurnal American Family Physician (2019) yang dikutip oleh Verywell Health, banyak ibu mulai merasa kondisi kulitnya kembali normal dalam tiga hingga enam bulan pascapersalinan, ketika kadar estrogen dan progesteron mendekati tingkat pra-kehamilan.Namun, jika Bunda menyusui, kadar estrogen bisa membutuhkan waktu hingga satu tahun untuk benar-benar stabil.
Jika masalah kulit seperti jerawat parah, hiperpigmentasi yang sulit hilang, atau masalah kulit lainnya terus berlanjut, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit. Beberapa perawatan seperti peeling kimia, terapi laser, atau obat resep dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah kulit yang lebih serius.
Ilustrasi Ibu dan Bayi Baru Melahirkan/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Produk perawatan kulit yang sebaiknya dihindari jika sedang menyusui
Dilansir Protect Your Child, berikut beberapa kandungan kimia dalam produk perawatan kulit yang sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui demi menjaga tumbuh kembang bayi:
1. Retinol
Retinol merupakan turunan vitamin A yang sering ditemukan dalam produk perawatan kulit untuk mengatasi jerawat, garis halus, dan warna kulit tidak merata. Bahan ini bekerja dengan merangsang pergantian sel dan meningkatkan produksi kolagen.
Namun, karena sifatnya yang larut dalam lemak, retinol dapat tersimpan dalam tubuh dan berpotensi masuk ke dalam ASI jika digunakan berlebihan. Menurut Dr. Jennifer T. Trent, seperti dikutip dari Healthnews, retinol membutuhkan waktu lama untuk keluar dari tubuh, berbeda dengan vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C.
Walau belum ada data pasti mengenai jumlah retinol yang masuk ke ASI, para ahli menyarankan untuk berhati-hati. Retinoid oral seperti Accutane terbukti menyebabkan cacat lahir serius jika digunakan saat hamil. Karena risiko yang belum sepenuhnya diketahui pada bayi menyusu, penggunaan retinol juga sebaiknya dihindari selama menyusui.
2. Paraben
Pengawet sintetis paraben sering digunakan dalam kosmetik dan produk perawatan kulit. Bahan ini dapat diserap melalui kulit dan berpotensi masuk ke dalam ASI, sehingga patut diwaspadai oleh Bunda yang sedang menyusui.
Paraben bisa meniru hormon estrogen dalam tubuh dan berisiko mengganggu keseimbangan hormon, baik pada ibu maupun bayi. Karena efek jangka panjangnya masih diperdebatkan, lebih aman jika Bunda menghindari produk perawatan kulit yang mengandung paraben selama masa menyusui.
3. Oxybenzone
Oxybenzone adalah bahan kimia yang umum ditemukan dalam tabir surya kimia. Bahan ini dapat terserap ke dalam tubuh dan masuk ke dalam ASI, yang berisiko menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada bayi, seperti ruam atau gatal-gatal.
Untuk menjaga keamanan Si Kecil, Bunda disarankan memilih tabir surya berbahan dasar mineral seperti zinc oxide atau titanium dioxide yang lebih lembut dan efektif melindungi kulit dari sinar matahari.
4. Asam salisilat
Asam salisilat bagus untuk kulit berjerawat, tapi dalam dosis tinggi bisa berisiko bagi bayi karena berkaitan dengan sindrom Reye, gangguan serius pada hati. Kalau Bunda ingin menggunakannya, pastikan dosisnya rendah dan konsultasikan dulu ke dokter, ya.
5. Formaldehyde
Formaldehyde sering digunakan dalam produk pelurus rambut dan beberapa kosmetik. Bahan ini bersifat toksik dan berpotensi menyebabkan masalah pernapasan serta kanker. Oleh sebab itu, Bunda dianjurkan untuk menjauhi penggunaan kandungan kimia satu ini ketika masa menyusui.
6. Hydroquinone
Hydroquinone adalah bahan kimia yang umum digunakan dalam produk pencerah kulit untuk mengatasi flek hitam, melasma, atau hiperpigmentasi. Meski efektif, bahan ini memiliki tingkat penyerapan yang tinggi ke dalam tubuh.
Karena berisiko masuk ke aliran darah dan terbawa ke dalam ASI, penggunaan hydroquinone sebaiknya ditunda selama masa menyusui, demi menjaga keamanan Bunda dan Si Kecil.
7. Phthalates
Phthalates kerap ditemukan dalam produk berpewangi seperti parfum, lotion, dan cat kuku. Bahan kimia ini dapat mengganggu sistem hormon dan berisiko memengaruhi perkembangan bayi. Agar lebih aman, Bunda disarankan memilih produk perawatan kulit yang berlabel “phthalate-free” selama masa menyusui.
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Tips merawat kulit setelah melahirkan
Setelah melahirkan, perubahan hormon dan perawatan bayi yang baru lahir seringkali membuat kulit ibu terasa lebih sensitif. Mengutip HT Lifestyle, berikut beberapa tips perawatan kulit dari Dr. Soujanya Dhulipala, seorang ahli dermatolog dan kosmetik, untuk membantu ibu baru mendapatkan kilau postpartum yang diinginkan:
1. Bersihkan kulit dengan lembut
Hormon pasca melahirkan dapat membuat kulit lebih sensitif dan rentan terhadap kekeringan atau iritasi. Gunakan pembersih yang lembut, bebas pewangi, yang mampu mengangkat kotoran tanpa menghilangkan minyak alami kulit. Pilih produk dengan kandungan ekstrak oat, chamomile, aloe vera, atau calendula yang cocok untuk kulit sensitif.
2. Hidrasi kulit secara intens
Hidrasi sangat penting untuk menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya setelah melahirkan. Gunakan serum atau pelembap yang mengandung hyaluronic acid, gliserin, atau ceramide untuk mengunci kelembapan dan mengembalikan kelembutan kulit.
Untuk hasil yang lebih maksimal, pertimbangkan prosedur modern seperti bio-remodeling, misalnya Profhilo, yang menggunakan hyaluronic acid ultra-murni untuk memberikan kelembapan mendalam dan meningkatkan elastisitas kulit.
3. Lindungi dengan SPF
Perlindungan dari sinar matahari penting sepanjang tahun, terutama bagi ibu yang lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV dan pigmentasi setelah melahirkan. Pastikan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi setiap hari, bahkan ketika di dalam ruangan, untuk melindungi kulit dari radiasi UV yang dapat mempercepat penuaan.
4. Tangani hiperpigmentasi
Perlindungan dari sinar matahari penting sepanjang tahun, terutama bagi ibu yang lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV dan pigmentasi setelah melahirkan. Pastikan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih tinggi setiap hari, bahkan ketika di dalam ruangan, untuk melindungi kulit dari radiasi UV yang dapat mempercepat penuaan.
5. Rutin eksfoliasi
Eksfoliasi membantu kulit tetap cerah dengan mengangkat sel kulit mati dan mendorong pergantian sel. Pilih eksfoliator lembut, seperti AHA atau BHA, yang lebih aman dan tidak menyebabkan iritasi. Batasi eksfoliasi hanya sekali atau dua kali seminggu untuk menghindari kulit menjadi iritasi.
6. Kombinasikan dengan antioksidan
Antioksidan sangat penting untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang dapat mempercepat penuaan. Carilah produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, ekstrak teh hijau, atau resveratrol untuk menjaga kulit tetap sehat dan bercahaya.
7. Rawat area mata
Kulit di sekitar mata sangat rentan terhadap kekeringan, garis halus, dan kantung mata, terutama setelah melahirkan. Gunakan krim mata yang mengandung bahan pelembap seperti hyaluronic acid dan tanaman obat untuk menutrisi dan mencerahkan area mata.
8. Perhatikan asupan gizi dan istirahat yang cukup
Pola makan yang seimbang sangat penting untuk kesehatan kulit. Konsumsi sayuran hijau seperti bayam dan kale yang kaya akan vitamin A dan C, ikan berlemak seperti salmon yang mengandung asam lemak omega-3, serta buah-buahan berwarna seperti beri dan jeruk yang kaya antioksidan.
Selain itu, pastikan Bunda mendapatkan istirahat yang cukup dengan tidur yang berkualitas untuk membantu kulit tetap segar dan bercahaya.
Demikian informasi mengenai perawatan kulit setelah melahirkan, khususnya bagi Bunda yang menyusui. Semoga bermanfaat dan membantu, ya!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)