Jakarta -
Keterampilan komunikasi bayi tumbuh pesat di tahun pertama kehidupannya. Bayi belajar cara mengekspresikan diri, menanggapi, dan memahami saat kita berkomunikasi dengan mereka. Semua ini terjadi sebelum bayi mengucapkan kata-kata pertamanya yang sebenarnya, yaitu sekitar ulang tahun pertamanya.
Dari senyum pertama, mengoceh, hingga belajar mengatakan "mama" atau "papa," bayi senang berkomunikasi dengan bentuk bahasa bayi mereka sendiri.
Sepanjang tahun pertama ini, kita dapat melakukan banyak hal untuk mendorong keterampilan komunikasi bayi dan itu mudah. Hal yang perlu kita lakukan hanyalah tersenyum, berbicara, bernyanyi, dan membacakan buku untuk bayi.
Mengapa fokus pada komunikasi dengan bayi? Karena keterampilan berbicara dan bahasa awal dikaitkan dengan keberhasilan dalam mengembangkan keterampilan membaca, menulis, dan interpersonal, baik di kemudian hari di masa kanak-kanak maupun di kemudian hari.
Orang tua sering bertanya-tanya di mana kemampuan berbicara anak mereka berada dalam kurva pembelajaran. Hal yang banyak kita ketahui salah satunya adalah menangis yang mengisyaratkan sesuatu seperti lapar, tidak nyaman, hingga marah.
Bagaimana pun, garis waktu untuk setiap anak sangat bervariasi. Beberapa bayi dapat mengucapkan beberapa kata pada usia 12 bulan, tetapi yang lain tidak berbicara sampai mereka berusia 18 bulan dan kemudian mengucapkan kalimat-kalimat pendek.
10 Arti Bahasa Bayi 1-12 Bulan
Berikut 10 arti bahasa bayi yang perlu orang tua pahami seperti dilansir berbagai sumber:
1. Senyum dan tawa
Dikutip dari WebMD, pada usia 1 hingga 3 bulan, bayi sudah senang mendengar suara dan mungkin tersenyum, tertawa, diam, atau menjadi gembira dan melambaikan tangan mereka ketika berbicara atau bernyanyi untuk mereka. Jadi, tidak ada kata terlalu dini untuk mulai membacakan buku untuk bayi.
Dibacakan buku membantu merangsang perkembangan otak. Banyak bayi yang ditenangkan oleh musik dan mulai mengenali lagu-lagu sederhana dengan bereaksi dengan tersenyum, bergumam, serta melambaikan tangan dan kaki.
2. Berdehem, "ooh"
Pembicaraan bayi biasanya dimulai dengan berdehem dan bergumam, dengan beberapa suara vokal, seperti "ooh," muncul sekitar usia 2 bulan.
3. Lakukan kontak mata
Pada usia 3-4 bulan, bayi mungkin melakukan kontak mata dengan orang tua. Dikutip dari BBC, kontak mata memegang peranan penting dalam pembelajaran mereka. Dengan melakukan kontak mata dengan bayi dan melihat hal-hal yang mereka bicarakan, dapat membantu mereka membuat hubungan antara kata-kata dan dunia di sekitar mereka.
4. Mengoceh
Bayi sekarang menyadari bahwa pembicaraan bayi mereka berdampak pada orang tua mereka. Mereka lebih banyak mengoceh dan memperhatikan reaksi orang tua mereka. Bayi bereksperimen dengan lebih banyak suara dan intonasi.
Mereka mengucapkan ‘ah-goo’ atau kombinasi vokal dan konsonan lainnya. Mereka juga mengoceh dan menggabungkan vokal dan konsonan sejak usia 4 bulan, seperti ‘ga ga ga ga’, ‘ba ba ba ba’, ‘ma ma ma ma’ dan ‘da da da da’.
Pada usia 5-7 bulan, bayi mungkin mulai menaikkan dan menurunkan nada suara mereka saat mengoceh, seperti yang dilakukan orang dewasa saat mengajukan pertanyaan atau menambahkan penekanan. bermain dengan membuat suara yang berbeda, seperti ‘aaieee’, ‘booo’ dan ‘ahh’ dengan nada dan volume yang berbeda.
6. Mengikuti suara
Bayi juga meniru beberapa suara yang kita buat, seperti batuk, tertawa, dan lainnya. Di tahun-tahun pertamanya, orang tua dianggap 'role model' terbaik bagi bayi. Alhasil, apa yang kita lakukan, dengan cepat mereka tiru.
7. Mengikuti gestur
Masih dengan perilaku meniru, bayi membuat beberapa gerakan yang kita buat, seperti melambaikan tangan, menunjuk atau bertepuk tangan.
8. Sebut panggilan orang tua untuk pertama kalinya
Dilansir dari laman Raising Children, pada usia 8-9 bulan, bayi mungkin bisa menyatukan suara dengan ritme dan nada. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara yang terdengar seperti ucapan normal yang mungkin berlanjut saat kata-kata pertama dimulai mengatakan ‘mama’ atau ‘papa’, meskipun mereka mungkin tidak tahu apa arti kata-kata ini.
9. Menggunakan suara atau gestur untuk melakukan sesuatu
Pada usia 10-11 bulan, bayi mungkin menggunakan suara atau gerakan untuk meminta sesuatu, mengatakan tidak pada sesuatu, bersikeras pada sesuatu, atau menyapa seseorang mengucapkan kata pertama mereka dan tahu apa artinya.
10. Menyebutkan kata-kata yang mereka mengerti
Pada usia sekitar 12-14 bulan, bayi mungkin mengucapkan beberapa kata dan mengetahui artinya, seperti ‘mama’ atau ‘dada’ untuk merujuk pada bunda atau ayah.
Berbicara dengan bayi akan mengaktifkan sinapsis penting di bagian otak mereka yang menangani bahasa. Semakin banyak kata yang mereka dengar, semakin kuat koneksi mental tersebut. Proses tersebut dapat memperkuat keterampilan bahasa anak di masa depan dan kemampuan mereka untuk belajar secara keseluruhan.
Stimulasi yang perlu dilakukan agar anak lancar berbicara
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/FatCamera
Supaya Si Kecil lancar berbicara, berikut stimulasi yang perlu dilakukan orang tua:
- Bicaralah dengan mereka sesering mungkin. Orang tua yang banyak bicara cenderung memiliki anak yang banyak bicara.
- Luangkan waktu sendiri dengan bayi. Berbicara dengan bayi paling bermanfaat jika dilakukan secara langsung antara orang tua dan anak, tanpa ada orang dewasa atau anak-anak lain di sekitar.
- Saat bayi mencoba berbicara balik kepada Bunda, jangan menyela atau mengalihkan pandangan. Mereka perlu tahu bahwa peduli untuk mendengarkan mereka.
- Tatap mata bayi. Mereka akan merespons ucapan dengan lebih baik saat mereka menatap.
- Batasi seberapa banyak TV yang mereka lihat dan dengar. Terlalu banyak dapat menghambat perkembangan bahasa. Tambahkan juga bahasa orang dewasa. Bayi perlu mendengar bagaimana kata-kata terdengar dalam percakapan sehari-hari.
Jangan lupa memeluk anak
Pelukan bersifat universal, timbal balik, dan individual seperti orang yang memberi dan menerimanya. Bayi pun tahu pelukan Bunda.
Saat memeluk bayi dengan erat dan memeluknya, kita juga mendapatkan manfaatnya. Peluk seperti bahasa tanpa kata-kata, yang memenuhi dorongan utama untuk merasa diterima dan aman.
Dilansir dari laman Motherly, pelukan itu dapat membuat berdua merasa lega dan bahagia, menciptakan ikatan kuat yang memungkinkan kita untuk lebih perhatian kepada bayi. Sebelum bayi dapat memahami kata-kata, mereka dapat memahami sentuhan.
Tidak hanya itu, penurunan denyut jantung bayi yang menenangkan saat kita memeluknya merupakan salah satu respons terpenting yang membantu menumbuhkan rasa penerimaan dan empati pada bayi. Pelukan dari kita membantu membangun otak bayi serta memastikan perkembangan emosional dan kognitif yang sehat yang menjadi dasar bagi hubungan yang lebih kuat di kemudian hari.
Selain itu, berpelukan dapat membantu menjaga kesehatan bayi. Dengan membantu mereka rileks, pelukan meningkatkan rasa kesejahteraan bayi dan menurunkan tingkat stres mereka, yang menurunkan kadar hormon stres kortikosteroid yang dapat menekan efektivitas sistem kekebalan tubuh mereka.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)