Gejala Penyakit Rahim yang Harus Diwaspadai Perempuan

5 hours ago 2

Jakarta -

Kondisi yang memengaruhi rahim atau bagian lain dari sistem reproduksi disebut sebagai masalah rahim. Dalam hal ini, Bubun akan membagikan sejumlah penyakit rahim yang perlu diwaspadai lengkap dengan gejalanya.

Beberapa penyakit rahim tidak menimbulkan gejala, sementara yang lain menyebabkan masalah ringan hingga berat.

Ini dapat termasuk pendarahan tidak teratur atau berat dan nyeri panggul hingga kesulitan buang air dan nyeri saat berhubungan seks.

Gejala penyakit rahim

Ada sejumlah penyakit rahim yang perlu Bunda waspadai. Berikut beberapa di antaranya lengkap dengan gejala yang muncul:

1. Pendarahan menstruasi berat

Pendarahan menstruasi berat adalah pendarahan berlebihan atau berkepanjangan selama periode menstruasi. Berikut beberapa gejala yang mungkin dapat Bunda kenali:

  • Pendarahan berlangsung lebih dari tujuh hari
  • Pendarahan merembes melalui satu atau lebih tampon atau pembalut setiap jam
  • Bunda perlu menggunakan lebih dari satu pembalut dalam satu waktu
  • Bunda memiliki gumpalan darah lebih besar

Banyak kondisi lainnya yang dapat menyebabkan pendarahan hebat seperti ketidakseimbangan hormon, kanker endometrium, gangguan pendarahan, fibroid, hingga ovulasi tidak teratur.

2. Pendarahan uterus abnormal

Dilansir dari laman Verywell health, pendarahan uterus abnormal meliputi periode menstruasi berat dan masalah pendarahan lainnya, seperti:

  • Pendarahan atau bercak di antara periode menstruasi
  • Pendarahan atau bercak setelah berhubungan seks
  • Siklus menstruasi yang lebih panjang dari 35 hari atau lebih pendek dari 21 hari
  • Periode menstruasi tidak teratur
  • Perdarahan setelah menopause

3. Penyakit endometriosis

Bercak jaringan endometrium sering tumbuh di ovarium, tuba fallopi, dan dinding rahim bagian luar. Namun, jaringan ini dapat tumbuh di kandung kemih dan struktur lain di perut.

Plester ini bereaksi terhadap hormon yang sama, yang menyebabkan siklus menstruasi bulanan. Hasilnya, plester ini menebal dan mengelupas seiring dengan menstruasi Bunda.

Pendarahan di perut menyebabkan peradangan dan jaringan parut di sekitar jaringan. Seiring waktu, jaringan parut dapat saling menempel, membentuk perlengketan yang membuat organ dan jaringan saling menempel.

Gejala endometriosis meliputi:

  • Haid yang menyakitkan
  • Rasa sakit saat atau setelah berhubungan seks
  • Nyeri pada perut atau usus
  • Nyeri saat buang air kecil atau besar
  • Sakit punggung bawah
  • Pendarahan menstruasi yang berat
  • Periode menstruasi yang tidak teratur

4. Uterine fibroids

Dilansir dari laman Mayo Clinic, uterine fibroids atau fibroid uterus merupakan pertumbuhan umum pada uterus. Banyak orang yang memiliki fibroid rahim tidak menunjukkan gejala apa pun. Pada mereka yang mengalami, gejala dapat dipengaruhi oleh lokasi, ukuran, dan jumlah fibroid.

Gejala fibroid rahim yang paling umum terjadi meliputi:

  • Perdarahan menstruasi berat atau periode nyeri
  • Periode yang lebih lama atau sering
  • Tekanan atau nyeri panggul
  • Sering buang air kecil atau kesulitan buang air kecil
  • Area perut membesar
  • Sembelit
  • Nyeri pada perut atau punggung bawah, atau nyeri saat berhubungan seks

5. Uterine polyps

Uterine polyps atau polip rahim adalah pertumbuhan kecil dan lunak pada lapisan rahim. Polip umum terjadi dan mungkin tidak menimbulkan gejala.

Namun, polip dapat menyebabkan perdarahan menstruasi berat, bercak di antara periode menstruasi, periode menstruasi tidak teratur, dan perdarahan setelah berhubungan seks. Meski biasanya tidak bersifat kanker, ini dapat berubah menjadi pertumbuhan kanker.

6. Adenomyosis

Adenomyosis menyebabkan rahim membesar. Masalah ini terjadi ketika jaringan yang melapisi bagian dalam rahim (endometrium) tumbuh ke dalam dinding otot (di bawah lapisan tersebut).

Meskipun berada di otot, jaringan ini terus menebal, rusak, dan berdarah selama setiap siklus bulanan. Akibatnya, Bunda mengalami perdarahan menstruasi yang banyak, kram yang parah, nyeri saat berhubungan seks, dan nyeri panggul.

7. Hiperplasia endometrium

Hiperplasia endometrium terjadi ketika terlalu banyak sel tumbuh di lapisan rahim. Akibatnya rahim menjadi sangat tebal.

Ini bukan kanker, tetapi dalam beberapa kasus, ini dapat menyebabkan kanker rahim. Gejalanya meliputi:

  • Perdarahan menstruasi yang berat
  • Siklus menstruasi lebih pendek dari 21 hari
  • Perdarahan setelah menopause

Hiperplasia endometrium biasanya disebabkan oleh terlalu banyak estrogen bersamaan dengan menurunnya progesteron.

8. Kanker endometrium

Kanker endometrium berkembang di lapisan rahim. Jika kanker bermula di otot rahim, disebut sarkoma. Gejala penyakit rahim yang satu ini meliputi:

  • Pendarahan vagina (tidak berhubungan menstruasi)
  • Perdarahan vagina setelah menopause
  • Sakit atau sulit buang air kecil
  • Sakit perut atau perut terasa penuh
  • Rasa sakit saat berhubungan seks
  • Nyeri panggul

9. Pelvic inflammatory disease (PID)

Pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi yang berkembang saat bakteri bergerak melalui vagina dan leher rahim, dan menyebar ke atas. Infeksi ini dapat memengaruhi rahim, tuba falopi, dan ovarium.

Gejalanya meliputi:

  • Keputihan
  • Sakit perut
  • Perdarahan menstruasi yang berat
  • Demam dan menggigil
  • Sakit saat buang air kecil
  • Mual dan muntah
  • Rasa sakit saat berhubungan seks

Nah, itulah beberapa penyakit rahim yang perlu Bunda waspadai beserta gejalanya. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online