Tahukah Bunda bahwa vaksin DPT dianjurkan untuk dilakukan sebanyak tiga kali? Imunisasi DPT berguna untuk mencegah risiko pertusis parah pada masa bayi, dipteri, dan tetanus.
Imunisasi atau vaksinasi membantu tubuh memelajari cara mempertahankan diri dari penyakit. Respons imun terhadap vaksin dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak selama satu atau dua hari, tetapi perlindungan yang dihasilkan dapat bertahan seumur hidup, Bunda.
Menurut WHO, pada tahun 2018, sebanyak 86 persen dari populasi target global telah menerima tiga dosis vaksin yang mengandung DTP yang direkomendasikan selama masa bayi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapan diberikan pada anak? WHO merekomendasikan dosis pertama diberikan sedini usia enam minggu; dengan dosis berikutnya diberikan dengan jarak 4-8 minggu, pada usia 10-14 minggu dan 14-18 minggu. Lalu, dosis penguat direkomendasikan, sebaiknya selama tahun kedua kehidupan.
Sebelum membahas lebih lanjut, Bunda perlu ketahui lebih dahulu imunisasi DPT. Imunisasi DPT mencegah tiga penyakit berikut:
Difteri
Dilansir Healthline, difteri disebabkan oleh jenis bakteri yang biasanya ditularkan melalui droplet pernapasan, batuk, atau bersin. Anak juga dapat tertular difteri dari kontak dengan luka terbuka atau borok yang mengandung bakteri.
Bakteri biasanya memengaruhi sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan:
- kelemahan
- sakit tenggorokan
- demam ringan
- kelenjar bengkak di leher
Difteri dapat menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, kelumpuhan, dan bahkan kematian.
Pertusis
Vaksin DPT melindungi terhadap batuk rejan, yang dapat melemahkan dan berlangsung selama berbulan-bulan. Vaksin ini dapat menyebabkan batuk yang tidak terkendali dan hebat yang membuat sulit bernapas atau mengonsumsi makanan atau minuman.
Imunisasi DPT juga membantu melindungi bayi yang terlalu muda untuk divaksinasi terhadap batuk rejan. Orang tua, saudara kandung, dan kakek-nenek sering kali menjadi sumber batuk rejan pada bayi.
Anak-anak kecil telah divaksinasi terhadap batuk rejan sejak tahun 1940-an. Namun, perlindungan terhadap penyakit ini secara alami akan hilang seiring berjalannya waktu, jadi vaksin penguat dapat membantu menjaga kekebalan tubuh.
Tetanus
Tetanus bukanlah penyakit menular, artinya penyakit ini tidak menular dari orang ke orang. Bakteri ini biasanya ditemukan di tanah, debu, dan pupuk kandang, serta masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit.
Tetanus sering disebut sebagai kejang rahang karena mengencangnya otot rahang merupakan salah satu tanda paling umum dari infeksi ini. Tetanus dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk ketidakmampuan untuk membuka mulut dan kesulitan menelan serta bernapas.
Alasan imunisasi DPT perlu diulang tiga kali
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa imunisasi DPT wajib dilakukan sebanyak tiga kali. Kenapa demikian? Jadi, pada dasarnya vaksin mengandung bagian organisme tertentu (antigen) yang dilemahkan atau tidak aktif yang memicu respons imun dalam tubuh.
Vaksin yang lebih baru mengandung blueprint untuk memproduksi antigen, bukan antigen itu sendiri. Terlepas dari apakah vaksin tersebut terdiri dari antigen itu sendiri atau cetak biru, sehingga tubuh akan memproduksi antigen, versi yang dilemahkan ini tidak akan menyebabkan penyakit pada orang yang menerima vaksin, tetapi akan mendorong sistem imun mereka untuk merespons seperti yang akan terjadi pada reaksi pertamanya terhadap patogen yang sebenarnya, Bunda.
Ada sejumlah vaksin memerlukan beberapa dosis, termasuk DPT, yang diberikan dengan jarak beberapa minggu atau bulan. Hal ini terkadang diperlukan untuk memungkinkan produksi antibodi yang bertahan lama dan pengembangan sel memori. Dengan cara ini, tubuh dilatih untuk melawan organisme penyebab penyakit tertentu, membangun memori patogen sehingga dapat dengan cepat melawannya jika dan ketika terpapar di masa mendatang.
Selain itu, mengutiop CDC, DPT termasuk vaksin non-hidup. Vaksin non-hidup biasanya memerlukan setidaknya tiga dosis untuk mencapai perlindungan yang memudar seiring waktu dan harus dipulihkan dengan dosis penguat.
Bagaimana jika imunisasi DPT terlambat diberikan?
Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) apabila imunisasi DPT terlambat diberikan, berapa pun interval keterlambatannya, jangan mengulang dari awal, tetapi lanjutkan imunisasi sesuai jadwal. Bila anak belum pernah diimunisasi dasar pada usia kurang dari 12 bulan, lakukan imunisasi sesuai imunisasi dasar baik jumlah maupun intervalnya, Bunda.
Kemudian, apabila pemberian DPT ke-4 sebelum ulang tahun ke-4, pemberian ke-5 paling cepat diberikan 6 bulan sesudahnya. Bila pemberian ke-4 setelah umur 4 tahun, pemberian ke-5 tidak diperlukan lagi.
Demikian penjelasan mengenai vaksin DPT pada anak, apa saja manfaatnya dan mengapa harus diberikan sebanyak tiga kali. Semoga informasinya bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)