Ternyata Jam Kelahiran Anak Memengaruhi Waktu Bangun Tidur saat Dewasa, Ini Kata Studi

Jakarta -

Ada banyak hal yang bisa diketahui berdasarkan waktu dan tanggal lahir anak. Ternyata, jam bangun tidur anak juga bisa diketahui berdasarkan waktu kelahirannya.

Seperti yang Bunda ketahui, setiap anak memiliki karakter dan kepribadiannya masing-masing. Karakter ini mungkin akan terbentuk berdasarkan lingkungan dan gaya parenting yang diterapkan oleh orang tuanya.

"Karakter mengacu pada kualitas moral dan etika seseorang. Ini terdiri dari keyakinan dan prinsip moral yang dapat memandu perilaku anak secara terpisah. Sementara itu, kepribadian adalah gabungan dari aspek fisik, psikologis, emosional, dan sosial seseorang yang diwujudkan melalui perilaku dan tindakan," ungkap Psikolog di Department of Psychiatry di Ocean University Medical Center, New Jersey, Amerika Serikat, Tara M. Lally, PhD, dikutip dari laman Verywell Mind.

Tahukah Bunda bahwa ternyata anak-anak yang memiliki karakter tidak suka bangun pagi dipengaruhi oleh waktu kelahirannya? Hal ini turut dibenarkan dalam sebuah penelitian.

Jam kelahiran pengaruhi waktu bangun tidur

Dikutip dari laman Daily Mail, jurnalis sekaligus presenter senior di Woman's Hour Radio 4, Inggris, Jenni Murray, mengungkap fakta bahwa dirinya lahir pada pukul 10 malam. Ia pun yakin hal ini membuatnya menjadi burung hantu yang menyukai malam hari daripada burung yang suka bangun pagi.

"Bangun jam 05.30 pagi untuk bekerja sama sekali tidak wajar bagi saya," ungkapnya.

Menariknya, Jenni mengklaim bahwa jam tubuh seseorang turut diatur ke waktu mereka dilahirkan. Meski terdengar aneh, pernyataan Jenni ini didukung oleh penelitian yang jarang dibahas, Bunda.

Bukti menunjukkan bahwa menjadi morning person atau evening person memang berkaitan dengan jam kelahiran. Hal ini juga membantu menentukan karakteristik penting lainnya seperti kecerdasan serta risiko apakah seseorang akan mengalami depresi, mengidap ADHD, bahkan rentan terkena diabetes.

Faktanya adalah burung hantu atau burung yang beraktivitas di pagi hari terbagi rata di antara populasinya. Menurut pakar tidur, Profesor Jim Horne, 70 persen sisanya berada di antara keduanya.

Namun, perlu diketahui bahwa orang-orang seperti Jenni yang dipaksa untuk menghabiskan waktu berjam-jam untuk bekerja mungkin akan menyebabkan kondisi kesehatan yang buruk.

Terlepas dari kenyataan bahwa menjadi orang dengan karakter burung hantu memiliki konsekuensi kesehatan, penelitian yang menyelidiki waktu lahir dengan susunan mental dan fisik masih sangat sedikit.

Di tahun 2010, psikolog Cleveland State University di Ohio, Amerika Serikat, memberikan tes kinerja mental kepada sekelompok besar siswa di pagi dan sore hari. Para peneliti kemudian mencatat kesehatan siswa untuk melihat apakah mereka lahir di pagi hari atau tidak.

Hasilnya pun cocok. Siswa yang lahir di pagi hari mendapat nilai lebih baik dalam ujian di pagi hari. Sementara itu, mereka yang lahir di sore hari juga mendapatkan nilai ujian yang baik di sore hari.

"Waktu lahir secara signifikan terkait dengan menjadi orang siang atau orang malam," kata para ilmuwan dalam laporan Journal of Social Psychology.

Tampaknya jam tubuh bisa diatur saat bayi pertama kali terpapar cahaya di dunia. Sifat atau kualitas cahaya yang mereka alami bisa membantu mengatur jam tubuh selama sisa hidupnya.

Karakter orang yang bangun pagi dan siang hari

Para peneliti mempelajari 700 orang berusia 18 hingga 32 tahun. Mereka menemukan bahwa orang yang bangun di pagi hari cenderung lebih gigih dalam menjalankan tugasnya, Bunda.

"Mereka juga lebih tahan terhadap kelelahan dan frustrasi," ujar Psikolog Universitas Barcelona di Spanyol, Dr. Ana Adan.

Karakteristik ini membuat orang yang bangun pagi mengalami kepuasan hidup yang tinggi dan kecemasan yang rendah. Hal ini membuat mereka berisiko rendah mengonsumsi obat-obatan.

Sementara itu, bukti dari sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang lahir di malam hari cenderung lebih cerdas, kreatif, dan suka hal baru.

Penelitian juga menunjukkan bahwa mereka lebih rentan terhadap kelelahan dan masalah suasana hati. Penelitian lain memperingatkan mereka karena cenderung agresif dan antisosial.

"Orang tipe malam yang kronis sangat membebani otak yang mungkin menjadi alasan mengapa mereka tampak jauh lebih mungkin keluar dari jalur mental," kata Dr. Ana.

Hal yang lebih buruknya adalah adanya efek fisik terutama bagi mereka yang bekerja dan harus melawan jam tubuh yang seharusnya. Peningkatan risiko mungkin disebabkan oleh peradangan jangka panjang dalam tubuh yang diketahui sebagai penyebab diabetes tipe 2. Kondisi ini bisa menjadi akibat dari kelelahan kronis.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)