Jakarta -
Mengajarkan anak laki-laki untuk menghargai perempuan menjadi langkah penting dalam membentuk generasi yang penuh empati, Bunda. Agar anak laki-laki bisa menghargai perempuan, ada berbagai langkah yang bisa Bunda dan Ayah lakukan.
Kesetaraan gender adalah salah satu masalah yang masih dihadapi oleh Indonesia, Bunda. Hal ini diungkapkan langsung oleh Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini.
"Kita masih punya PR tentang Global Gender Gap. Dari 146 negara yang melakukan pengukuran, kita masih berada di peringkat 92," katanya dalam acara Media Talk KemenPPPA, beberapa waktu lalu.
"Angka nomor 1 tertinggi paling tidak punya gender gap. Angka 1 itu menunjukkan bahwa mereka tidak punya kesenjangan antara perempuan dan laki-laki. Sementara kita skor nya itu adalah 0,697 yang menempatkan kita di peringkat 92 dari 146 negara yang melakukan pengukuran," lanjutnya.
Dalam masyarakat yang sering didominasi dengan stereotip gender, penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa pendidikan kesetaraan ini perlu dimulai dari rumah. Bunda dan Ayah perlu mengajarkan anak laki-laki tentang rasa hormat, empati, dan pentingnya memperlakukan semua orang dengan setara.
Menghargai perempuan tidak hanya harus bersikap sopan. Anak laki-laki juga perlu memahami batasan, mendengarkan dengan sungguh-sungguh, serta menghindari perilaku yang merendahkan.
Cara mengajari anak laki-laki menghargai perempuan
Melansir dari laman Parenting First Cry, ada beberapa cara yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk mengajari anak laki-laki bisa menghargai perempuan. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Jadilah panutan
Ini merupakan metode yang paling mendasar untuk mengajarkan kesetaraan gender di rumah. Bunda dan Ayah bisa menunjukkan perilaku saling hormat, berbagi pekerjaan rumah tangga, serta menangani tugas-tugas lainnya bersama.
Biarkan anak laki-laki memerhatikan bahwa Bunda dan Ayah adalah sebuah tim. Mereka akan melihat bahwa tugas memasak adalah tugas semua orang di dalam rumah.
2. Ajarkan anak pekerjaan rumah dilakukan semua orang
Setelahnya, Bunda bisa mengajarkan anak beberapa kegiatan kesetaraan gender. Misalnya saja dengan membiarkan anak membantu pekerjaan rumah tangga sesuai usia mereka, secara setara, tanpa memandang jenis kelaminnya.
Biarkan anak laki-laki berbagi beban pekerjaan dengan Bunda baik mencuci mobil, mencuci piring, memotong sayuran, menggantung pakaian, hingga membeli barang-barang rumah tangga. Baik anak laki-laki maupun perempuan, keduanya harus diberi jenis pekerjaan tanpa menjadikannya sebagai pekerjaan feminin atau maskulin.
3. Ajari anak untuk mandiri
Anak laki-laki maupun perempuan harus dilatih kemandiriannya sejak usia dini, Bunda. Hal ini dilakukan agar mereka bisa bertahan hidup meski sendirian.
Keterampilan seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci, serta menyetrika pakaian, adalah pekerjaan dasar di rumah. Tidak hanya anak perempuan, anak laki-laki juga harus bisa menguasainya.
4. Katakan pada anak bahwa keduanya istimewa
Jangan menunjukkan perilaku yang membuat anak laki-laki berpikir bahwa Bunda dan Ayah lebih lembut pada anak perempuan dan kasar pada mereka. Ini menjadi salah satu momen yang membuat anak berpikir bahwa anak perempuan lemah dan harus dilindungi setiap saat.
Bunda dan Ayah harus bersikap adil pada anak baik laki-laki maupun perempuan. Katakan mereka bersalah dan jangan memaafkan perilaku buruk baik laki-laki atau perempuan. Tegur anak serta hargai mereka atas perilaku yang mereka buat.
5. Ajarkan anak bahasa yang baik
Jangan menggunakan bahasa yang kasar di depan anak laki-laki, terutama yang merujuk pada meremehkan seorang perempuan. Jangan biarkan anak berbicara menggunakan kata-kata umpatan, ya.
Umumnya, orang tua, khususnya Ayah, akan mengabaikan bahasa buruk yang digunakan anak. Jadi, pastikan anak tidak menggunakan kalimat umpatan atau kutukan saat berbicara karena tidak keren dan bukanlah hal baik yang bisa dilakukan.
6. Beri anak ruang untuk berekspresi
Sebagian besar anak rentan terhadap tekanan teman sebayanya karena mereka merasa tidak nyaman menyuarakan pendapat dan mengungkapkan rasa tidak sukanya. Dengan menyediakan ruang bagi anak akan hal ini, Si Kecil bisa membuat dirinya merasa lebih nyaman.
Jika Bunda memberikan ruangan bagi anak untuk berekspresi, hal ini juga akan mempromosikan tentang kesetaraan gender. Ungkapkan pada anak bahwa setiap orang boleh mengekspresikan dan mengungkapkan pendapatnya, termasuk seorang perempuan.
7. Beritahu anak tentang informasi terkini
Sesuai dengan usianya, Bunda dan Ayah harus memastikan anak-anak mendapatkan informasi terkini tentang kejadian di dunia yang berhubungan dengan perempuan. Memahami perbedaan antara apa yang baik dan buruk bisa membantu Si Kecil memahami bahwa mereka perlu menghormati perempuan sejak usia dini.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)