Korea Selatan (Korsel) diperkirakan menjadi negara pertama yang hilang dari bumi. Pasalnya negara yang terkenal dengan drakornya ini mengalami penurunan populasi yang drastis.
Mengutip laman Businesstoday.in, banyak perempuan Korea Selatan, terutama yang tinggal di daerah perkotaan, kini lebih mengutamakan kemajuan karier dibandingkan memulai sebuah keluarga atau pernikahan.
Para perempuan di Korsel memilih untuk fokus pada karier mereka terlebih dahulu sehingga mereka menunda menikah dan memiliki anak. Terlebih para perempuan di Korsel merasakan tantangan mengurus anak tidak mendapatkan dukungan di tempat kerja dalam hal cuti, melahirkan atau fleksibilitas waktu kerja, serta tingginya biaya hidup dan pendidikan.
Banyak juga dari mereka merasa bahwa membesarkan anak akan mengganggu jalur karier yang sudah mereka bangun dengan kerja keras. Faktor-faktor ini semakin memperburuk ketegangan antara kehidupan profesional dan pribadi, yang memengaruhi keputusan banyak perempuan untuk menunda atau bahkan menghindari memiliki anak.
Selain itu, dari data menunjukkan bahwa 92 persen perempuan melakukan pekerjaan rumah tangga pada hari kerja dibandingkan hanya 61 persen pria. Ketimpangan ini menyebabkan rasa kecewa terhadap peran pernikahan tradisional. Dalam survei pada 2024, sepertiga perempuan mengungkapkan bahwa mereka tidak ingin menikah lagi. Dari 93 persen perempuan menyebutkan beban pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak sebagai alasan utamanya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Awal mula kelahiran anak di Korsel turun
Alasan Korea Selatan Diperkirakan Jadi Negara Pertama yang Bakal Musnah di Bumi/Ilustrasi (Foto: Getty Images/FatCamera)
Akar penyebab krisis populasi di Korsel bersifat multifaset, didorong oleh tekanan sosial-ekonomi dan masalah gender yang telah mengakar. Selain itu, penurunan fertilitas dimulai dengan kebijakan keluarga berencana.
Pada tahun 1960-an pemerintah Korea Selatan khawatir bahwa pertumbuhan populasi yang tidak terkendali akan melampaui kemajuan ekonomi, mendorong mereka untuk memperkenalkan langkah-langkah yang bertujuan mengurangi angka kelahiran.
Saat itu, pendapatan per kapita Korea Selatan hanya 20 persen dari rata-rata global, dan tingkat fertilitasnya sangat tinggi, yaitu 6 anak per wanita. Pada 1982, dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tingkat fertilitas turun menjadi 2,4 atau masih di atas tingkat penggantian 2,1, tetapi menuju arah yang benar.
Tapi pada 1983, tingkat fertilitas mencapai tingkat penggantian. Sejak saat itu tingkat fertilitas semakin mengalami penurunan drastis dan telah berkembang menjadi krisis besar.
Oleh karena itu, para ahli memprediksi bahwa pada akhir abad ini, populasi Korea Selatan yang berjumlah 52 juta dapat menyusut hingga serendah 17 juta. Beberapa dari mereka bahkan memperkirakan Korea Selatan akan kehilangan hingga 70 persen dari populasinya menjadi hanya 14 juta.
Respons pemerintah mengatasi krisis populasi
Sadar negaranya mengalami tingkat krisis populasi, pemerintah Korsel melakukan serangkaian inisiatif untuk meningkatkan tingkat kelahiran.
-
Impor pengasuh
Korsel melakukan impor pengasuh anak dari luar negeri untuk membantu perawatan anak.
-
Pajak
Korsel bahkan menawarkan potongan pajak yang besar untuk keluarga yang mau memiliki anak.
-
Bebaskan wajib militer
Pemerintah juga membebaskan pria berusia 30 tahun wajib militer dengan syarat memiliki minimal tiga anak.
-
Menawarkan 100 juta won per anak
Dikutip laman Firstpost, Korsel juga sedang menawarkan 100 juta won dalam bentuk uang tunai untuk setiap anak yang lahir, dalam upaya untuk membalikkan penurunan tingkat kelahiran.
Seperti yang dilaporkan oleh The Independent, saat ini Komisi Anti-Korupsi dan Hak Sipil pemerintah sedang melakukan survei publik untuk menilai opini masyarakat sebelum menerapkan rencana tersebut. Dalam sebuah pernyataan, komisi tersebut mengatakan ingin mengevaluasi kembali kebijakan promosi kelahiran di negaranya.
"Melalui survei ini, kami berencana untuk mengevaluasi kembali kebijakan promosi kelahiran negara ini untuk menentukan apakah subsidi finansial langsung dapat menjadi solusi yang efektif," sebutnya.
-
Tunjangan uang tunai anak
Saat ini, orang tua di Korea Selatan menerima antara 35 juta won hingga 50 juta won dalam berbagai insentif dan program dukungan dari kelahiran hingga anak mereka hingga berusia 7 tahun.
Sayangnya, meskipun berbagai upaya sedang dilakukan oleh pemerintah Korsel tapi tidak ada perubahan signifikan yang terlihat. Begitulah informasi alasan Korea Selatan diperkirakan jadi negara pertama yang bakal musnah di Bumi ya Bunda. Semoga informasinya bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video berikut:
(pri/pri)
Loading...