Jakarta -
Kebahagiaan merupakan salah satu faktor penting bagi proses tumbuh kembang seorang anak. Kebiasaan tertentu pun dapat membantu anak merasa tenang dan bahagia. Nah, tahukah Bunda bahwa anak di Belanda paling bahagia di dunia?
"Mengajari anak-anak untuk menjadi tangguh memungkinkan mereka untuk membahas kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan sukses, bertransformasi secara positif, dan kembali ke kondisi dasar mereka meskipun dikelilingi oleh kesulitan," ungkap psikolog Mary Beth DeWitt, Ph.D, dikutip dari Parents.
Menurutnya, memberdayakan anak agar tangguh akan mempersiapkan mereka untuk pengalaman positif dan membantu mereka belajar cara menghadapi situasi sulit.
Laporan UNICEF: Anak di Belanda paling bahagia
Sebuah laporan UNICEF tahun 2013 menyebutkan bahwa anak-anak Belanda adalah anak-anak paling bahagia di dunia.
Laporan tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan yang dilakukan pada tahun 2007, di mana Belanda pertama kali disebut sebagai contoh utama kemakmuran masa kanak-kanak. Sementara itu, Inggris dan Amerika Serikat berada di dua posisi terendah. Demikian dikutip dari CNBC.
Sejumlah organisasi lain, termasuk Britain’s Child Poverty Action Group dan The World Economic Forum, juga menempatkan anak-anak Belanda di peringkat yang sangat tinggi dalam hal kebahagiaan pribadi.
Pola asuh orang tua di Belanda
Ada beberapa cara mendidik yang diterapkan para orang tua di Belanda yang berpotensi membuat anak-anak di sana jadi yang paling bahagia di dunia. Berikut laporannya, Bunda:
1. Bayi punya cukup waktu untuk tidur
Pada tahun 2013, sebuah studi dari European Journal of Developmental Psychology meneliti perbedaan temperamen antara bayi Amerika Serikat dan Belanda. "Diketahui bayi Belanda lebih banyak tertawa, tersenyum, dan suka berpelukan daripada bayi Amerika," para peneliti menyimpulkan.
Menurut studi tersebut, temperamen bayi Belanda yang relatif tenang sebagian disebabkan oleh jadwal tidur yang lebih teratur dan aktivitas dengan intensitas yang lebih rendah. Orang tua di Amerika dikenal menekankan pentingnya stimulasi, sehingga kerap memperkenalkan anak pada berbagai macam pengalaman baru.
Di sisi lain, orang tua Belanda berfokus pada aktivitas sehari-hari di rumah, dengan menghargai pentingnya istirahat dan keteraturan.
2. Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu dengan kedua orang tua
Pada tahun 1996, pemerintah Belanda memberikan hak yang sama kepada karyawan paruh waktu seperti karyawan penuh waktu, yang membuka jalan bagi keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.
Budaya kerja paruh waktu adalah alasan lain mengapa semua orang jauh lebih bahagia di sini. Dengan 29 jam kerja seminggu, Belanda memiliki minggu kerja terpendek di dunia untuk profesional bisnis, menurut studi Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tahun 2018.
Sebagian besar Ayah di Belanda mengupayakan jam kerja penuh mereka menjadi hanya empat hari. Hal ini memungkinkan mereka untuk mendedikasikan setidaknya satu hari per minggu untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka. Waktu istirahat ini sering disebut sebagai "Papadag," yang pada dasarnya berarti "Hari Ayah".
3. Lebih sedikit tekanan untuk berprestasi di sekolah
Di Belanda, pendidikan tidak hanya tentang nilai tinggi. Pendidikan justru dipandang sebagai jalan menuju kesejahteraan dan pengembangan pribadi anak.
Ada dua jenis kualifikasi pendidikan tinggi Belanda: gelar berorientasi penelitian yang ditawarkan oleh universitas dan gelar berorientasi profesi yang ditawarkan oleh perguruan tinggi.
Seseorang tidak memerlukan nilai tertentu untuk diterima di sebagian besar program, yang diperlukan hanyalah lulus ujian sekolah menengah atas.
"Sekolah-sekolah di sini lebih banyak mencurahkan energi untuk motivasi daripada prestasi," kata Ruut Veenhoven, dari Erasmus University, Rotterdam.
Penelitian menunjukkan bahwa keterampilan sosial berperan penting untuk kebahagiaan, bahkan jauh lebih penting daripada IQ.
4. Anak-anak dibiasakan untuk mengungkapkan pendapat sendiri
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Pruksachat Lapvilai
Setiap orang dalam keluarga, termasuk yang termuda, memiliki hak untuk berpendapat. Setelah itu, yang terpenting adalah mengajari anak cara merumuskan solusi rasional.
Pola asuh berbasis negosiasi memang melelahkan dan menguji kesabaran. Namun dengan membiarkan anak bernegosiasi, mereka dilatih untuk menetapkan batasannya sendiri.
Ini adalah keterampilan yang akan berguna saat anak beranjak dewasa, termasuk untuk menolak tekanan teman sebaya.
5. Sarapan bersama setiap hari
Duduk bersama di meja makan sebagai satu keluarga, terutama di pagi hari, merupakan rutinitas penting bagi kehidupan keluarga Belanda. Aktivitas makan tidak akan dimulai makan sampai semua orang, termasuk anak-anak, sudah duduk di meja makan.
Ini merupakan salah satu bentuk tanda rasa hormat dan penghargaan bagi masing-masing anggota keluarga.
Menurut laporan UNICEF, 85 persen anak-anak Belanda (berusia antara 11 dan 15 tahun) yang disurvei mengatakan bahwa mereka sarapan bersama keluarga mereka setiap hari. Sarapan tidak hanya dikaitkan dengan prestasi yang lebih baik di sekolah dan berkurangnya masalah perilaku, tetapi penelitian juga menemukan bahwa sarapan mendorong ikatan keluarga yang sehat.
6. Anak dibiasakan untuk bersepeda
Masyarakat Belanda tidak begitu suka bepergian dengan mobil. Maka dari itu, bersepeda adalah cara yang dianggap paling praktis dan efisien untuk bepergian.
Kegiatan ini dianggap sebagai pengalaman yang membentuk karakter. Anak-anak didorong untuk bersepeda ke mana-mana dan dalam segala cuaca karena hal itu mengajarkan mereka kegigihan.
Mereka dapat belajar bahwa hidup tidak selalu cerah. Dengan kata lain, anak belajar menghadapi hujan dan untuk tidak menyerah.
Arti kesuksesan dalam bagi warga Belanda
Seperti semua orang tua di seluruh dunia, orang tua di Belanda juga memiliki ambisi yang tinggi untuk anak-anak mereka. Meskipun gaya pengasuhannya berbeda, kebahagiaan dipercaya merupakan sarana untuk meraih kesuksesan dan bukan sebaliknya.
Kebahagiaan juga dianggap sebagai gerbang menuju kesadaran diri, motivasi, kemandirian, dan hubungan positif dengan lingkungan.
Demikian ulasan tentang cara yang dilakukan orang tua setempat sehingga anak Belanda jadi yang paling bahagia di dunia. Hal yang terpenting, jangan lupa untuk menyediakan waktu berkualitas bersama Si Kecil ya, Bunda. Semoga bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)