Anak Sering Bermain di Luar Rumah Turunkan Risiko Rabun Jauh saat Dewasa

1 month ago 29

Jakarta -

Setelah pulang sekolah, anak-anak cenderung menghabiskan waktunya untuk kegiatan lainnya, termasuk bermain. Permainannya pun cukup variatif, seperti bermain ular tangga, menonton televisi, dan bersama teman-temannya di luar rumah.

Bermain di luar rumah bersama teman-teman tentunya membawa dampak positif seperti memperluas jaringan pertemanan, menciptakan memori yang indah, dan menurunkan risiko rabun jauh saat dewasa kelak.

Dikutip dari laman My Kids Vision, berbagai penelitian menyatakan bahwa menghabiskan setidaknya 13 jam per minggu (kurang dari 2 jam setiap hari) di luar ruangan telah terbukti mengurangi kemungkinan anak-anak menjadi rabun jauh.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Sementara itu, semakin lama anak menghabiskan waktu di luar ruangan juga memberikan efek positif dalam memperlambat penurunan penglihatan pada anak penderita rabun jauh. Bagi Si Kecil yang menderita rabun jauh, paparan cahaya alami dan aktivitas di luar ruangan dapat membantu memperlambat progresivitas penurunan penglihatan.

"Walaupun ada proyeksi seperti setengah dari populasi dunia akan mengalami rabun jauh pada tahun 2050, tetapi rabun jauh dapat dicegah," ujar Dokter Mata di Departemen Oftalmologi Anak Boston, Dr. Kimberley Chan dikutip dari laman Boston Children's Hospital.

Studi mengenai anak sering bermain di luar rumah dapat menurunkan risiko rabun jauh saat dewasa

Berdasarkan laporan National Academies of Sciences, Engineering and Medicine, sebaiknya anak-anak menghabiskan waktu rata-rata dua jam sehari di luar ruangan untuk mengurangi risiko miopia atau sering disebut rabun jauh. Setidaknya Bunda mengarahkan anak untuk meluangkan waktunya satu jam bermain di luar ruangan selama hari sekolah.

Pada laporan tersebut juga dijelaskan mengenai prevalensi rabun jauh meningkat di Amerika Serikat sebanyak 17 persen, dalam kurun waktu kurang lebih 30 tahun. Di beberapa negara Asia, peningkatannya juga cukup tajam mencapai 88 persen.

Hal ini disebabkan karena waktu yang kurang memadai di luar ruangan, kemudian menjadi pengaruh yang signifikan dalam peningkatan risiko rabun jauh. Alhasil, Bunda perlu mengarahkan Si Kecil untuk merangsang mata dengan lebih banyak cahaya alami. Demikian seperti dikutip dari laman The Washington Post. 

Penyebab rabun jauh pada anak-anak

Para ahli mata masih belum yakin dengan penyebab pasti rabun jauh, tetapi percaya bahwa rabun jauh merupakan gabungan dari faktor genetik dan lingkungan. Ada kemungkinan Bunda mewarisi kemampuan pada anak untuk menderita rabun jauh.

Jika gaya hidup anak menghasilkan kondisi yang tidak mendukung, kemudian dikembangkan secara terus menerus akan memperbesar kemungkinan untuk mengalami rabun jauh. Misalnya, saat Si Kecil menggunakan mata untuk mengerjakan secara jarak dekat, seperti membaca atau bekerja di depan komputer. Alhasil, Si Kecil dapat mengembangkan risiko rabun jauh, Bunda.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, biasanya rabun jauh muncul di masa kanak-kanak, kemudian dapat memperburuk di awal masa remaja, tetapi akan cenderung membaik menjelang akhir masa remaja. Hal ini disebabkan cahaya yang masuk ke mata Si Kecil tidak terfokus secara tepat, sehingga gambar menjadi tidak jelas.

Gejala rabun jauh

Bunda perlu waspada jika Si Kecil mengalami gejala-gejala berikut ini:

  • Terlihat kabur atau tidak jelas ketika melihat objek yang jauh
  • Hitam yang ditutup akan tampak jelas
  • Sering sakit kepala
  • Mata mengalami ketegangan
  • Menyipitkan mata
  • Kelelahan saat berkendara, berolahraga, atau melihat jarak lebih dari beberapa kaki

Gejala berikut ini juga dapat menimbulkan dampak negatif pada Si Kecil, terutama dalam kualitas akademiknya. Berikut deretannya:

  • Prestasi menurun di sekolah
  • Rentang perhatian menjadi lebih pendek
  • Memegang benda dekat dengan wajah

Cara mencegah rabun jauh pada anak-anak

Selain membiarkan Si Kecil bermain di luar ruangan bersama teman-temannya, Bunda juga dapat mengistirahatkan dari pembelajaran elektronik, bahkan membaca buku cetak.

Akademi Oftalmologi Amerika juga merekomendasikan bahwa setelah 20 menit bekerja di depan layar digital, anak-anak harus melihat objek yang berjarak 20 kaki selama setidaknya 20 detik. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan rabun jauh di masa yang akan datang, Bunda.

"Bunda dapat mengembangkan kebiasaan menjaga kesehatan mata layaknya menjaga kebersihan gigi. Hal ini karena pembentukan sejak lahir sampai usia 6 tahun akan menentukan bentuk mata mereka, sekaligus mengurangi kemungkinan anak mengalami rabun jauh," kata dokter Dr. Kimberley Chan.

Itulah studi mengenai anak sering bermain di luar dapat turunkan risiko rabun jauh saat dewasa. Semoga bermanfaat untuk antisipasi kesehatan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online