Apakah Ibu Hamil Puasa Memengaruhi Berat Badan Janin? Simak Kata Dokter

1 month ago 25

Jakarta -

Salah satu kekhawatiran utama ibu hamil yang berpuasa adalah jika puasa dapat mempengaruhi berat badan janin. Benarkah puasa bisa berdampak ke berat badan janin? Ini kata dokter.

Ibu hamil yang hendak berpuasa, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan berpuasa. Apalagi jika ibu hamil memiliki kondisi medis tertentu. Dengan persiapan yang matang, ibu hamil dapat menjalankan puasa dengan aman tanpa mengorbankan kesehatan janin.  

Pengaruh puasa terhadap berat badan janin

Apa puasa dapat berpengaruh terhadap berat badan janin? Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di Eka Hospital Cibubur, dr. Alexander Mukti, Sp.OG, bahwa puasa tidak akan memengaruhi perkembangan dan berat badan janin secara signifikan. Namun, puasa dapat menyebabkan perubahan cairan ketuban.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Selama berpuasa, ibu hamil akan mengalami beberapa perubahan," kata Alex kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.

"Meski, tak ada perbedaan berat badan janin yang signifikan saat puasa, tapi yang jelas akan terlihat adalah perubahan cairan ketuban. Puasa bisa membuat asupan cairan dapat berkurang dan memengaruhi ketuban," sambungnya.

Hal senada disampaikan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Risma Maharani, Sp.OG., M.Kes, dalam Live Instagram bersama HaiBunda, belum lama ini. Risma menjelaskan bahwa berpuasa saat hamil relatif aman untuk Bunda dan bayi dalam kandungan.

"Berdasarkan penelitian, sebenarnya walau pun keadaan puasa bisa memengaruhi kehamilan, misalnya berat badan janin menjadi kecil, tetapi tidak ada perbedaan signifikan pada ibu hamil yang puasa dan tidak puasa. Ibu hamil yang puasa juga enggak akan melahirkan prematur," ujar Risma.

Penelitian hubungan puasa dan perkembangan janin

Menurutnya berpuasa memang memberikan perbedaan, tapi tidak signifikan. Puasa relatif aman asal ibu hamil dalam kondisi baik.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Pakistan Journal of Medical Sciences, melakukan penelitian untuk mengetahui dampak puasa Ramadhan terhadap perkembangan janin serta hasil kehamilan. Penelitian ini dilakukan di Antakya State Hospital of Obstetrics and Child Care antara 28 Juni 2014 dan 27 Juli 2014 (selama bulan Ramadhan). 

Sebanyak 240 ibu hamil sehat yang berpuasa selama Ramadan, dimasukkan ke dalam beberapa kelompok. Ketiga kelompok dibagi menurut trimester. Setiap kelompok terdiri dari 40 ibu hamil sehat yang berpuasa dan 40 ibu hamil sehat yang tidak berpuasa. 

Peneliti menggunakan ultrasonografi pada semua ibu hamil di awal dan akhir Ramadhan untuk mengevaluasi dampak puasa Ramadhan terhadap janin.

Peneliti juga menggunakan parameter penting untuk pengukuran berikut: peningkatan diameter biparietal janin (BPD), peningkatan panjang femur janin (FL), peningkatan estimasi berat badan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP), indeks cairan ketuban (AFI), dan rasio sistole/diastole arteri umbilikalis (S/D).

Hasilnya, tidak ditemukan perbedaan signifikan antara kedua kelompok untuk usia janin, pertambahan berat badan ibu (kilogram), estimasi pertambahan berat badan janin (EFWG), BPP janin, AFI, dan rasio S/D arteri umbilikalis. 

Peneliti menyimpulkan, tidak ditemukan efek buruk pada janin pada ibu hamil yang berpuasa, tak berbeda dengan ibu hamil yang tidak berpuasa selama bulan Ramadhan. 

Ibu hamil yang ingin berpuasa sebaiknya menghubungi dokter terlebih dahulu. Karena ibu hamil harus mendapatkan cukup kalori dan cairan sebelum dan sesudah berpuasa. 

Untuk memahami dengan jelas apakah puasa berdampak buruk pada kehamilan dan perkembangan janin masih diperlukan penelitian acak berskala besar.

Banner Fokus Kisah Para Nabi

Puasa pengaruhi berat badan ibu

Pada penelitian tersebut terlihat bahwa puasa Ramadhan dapat menyebabkan beberapa perubahan pada tubuh orang yang berpuasa, dalam hal ini ibu hamil. Daftar masalah metabolisme yang terjadi seperti penurunan berat badan, penurunan tekanan darah sistolik dan penurunan glukosa darah.

Selain perubahan fisiologis selama kehamilan, puasa dapat menyebabkan perubahan yang lebih signifikan pada ibu hamil. Salah satu perubahan fisiologis penting dalam kehamilan adalah berat badan. 

Untuk mendapatkan berat badan yang cukup, ibu hamil harus cukup mengonsumsi kalori. Padahal, asupan kalori ibu hamil yang berpuasa akan terbatas.

Karena itu, ibu hamil yang berpuasa mungkin tidak mengalami penambahan berat badan. Namun, tidak terbukti bahwa puasa berdampak negatif pada kesehatan ibu.

Dalam penelitian tersebut meskipun tidak ada perubahan berat badan pada trimester pertama, pada trimester kedua dan ketiga terdapat perbedaan yang signifikan antara ibu hamil yang berpuasa dan tidak berpuasa.

Untuk itu, ibu hamil yang ingin berpuasa sebaiknya menghubungi dokter terlebih dahulu. Ibu hamil harus mendapatkan cukup kalori dan cairan sebelum dan sesudah berpuasa.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online