Jakarta -
Pasien autoimun memiliki banyak keterbatasan yang membuat mereka khawatir ya, Bunda. Lantas, apakah penderita autoimun bisa hamil?
Banyak orang menderita penyakit autoimun. Penyakit ini sulit didiagnosis dan dapat memengaruhi banyak aspek kehidupan orang. Wanita dengan penyakit autoimun mungkin khawatir bahwa hal ini akan menurunkan peluang mereka untuk hamil dan memiliki kehamilan yang sukses. Masalah kesehatan seperti penyakit autoimun dapat memengaruhi kesuburan seseorang, tetapi itu tidak berarti Bunda dengan penyakit autoimun tidak dapat memiliki anak.
Apa itu penyakit autoimun?
Penyakit autoimun adalah kondisi bila sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuh diri sendiri secara keliru. Sistem kekebalan tubuh seharusnya melawan kuman, tetapi pada penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh orang tersebut menyerang sel-sel yang sehat.
Perempuan jauh lebih mungkin menderita penyakit autoimun daripada pria. Perempuan terkena penyakit autoimun pada tingkat 6,4 persen sementara pria terkena penyakit autoimun pada tingkat 2,7 persen. Beberapa penyakit autoimun diturunkan dalam keluarga. Beberapa penyakit autoimun yang umum adalah Rheumatoid arthritis, multiple sclerosis, lupus, celiac disease, dan grave disease.
Pada dasarnya, semua penyakit ini memengaruhi tubuh dengan sangat berbeda. Penyakit-penyakit ini menyebabkan berbagai aspek tubuh tidak berfungsi dengan benar. Dengan pengobatan dan perawatan, banyak dari penyakit autoimun ini dapat dikelola.
Bisakah perempuan hamil dengan penyakit autoimun?
Menurut Dr Vivian Stone bahwa banyak pasien dengan kondisi autoimun memiliki kehamilan yang aman dan sukses. Namun, penting untuk mulai berbicara dengan dokter jauh sebelum hamil sehingga Bunda dapat bersiap, seperti dikutip dari laman Benaroyaresearch.
Ya, hal ini memang menjadi kabar baik ketika mendengar bahwa perempuan tetap bisa hamil dan memiliki kehamilan yang sehat meskipun mereka memiliki penyakit autoimun. Meskipun setiap penyakit autoimun dapat menyebabkan masalah yang berbeda saat hamil, tetapi dengan pengobatan, masalah ini dapat diatasi.
Dulu, perempuan dengan penyakit autoimun tidak disarankan untuk memiliki anak, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini dan pengobatan, kini mereka tidak perlu lagi diberi tahu bahwa mereka tidak dapat memiliki anak karena penyakit autoimun.
Sebelum memutuskan untuk mencoba hamil dengan penyakit autoimun, penting untuk mengendalikan penyakit tersebut dengan baik. Pengobatan dan pengobatan yang tepat akan memastikan bahwa penyakit tersebut tidak akan memengaruhi kemampuan mereka untuk hamil atau menjalani kehamilan.
Selain itu, perempuan yang ingin hamil dengan autoimun perlu mengomunikasikan keinginan tersebut dengan dokter guna memastikan penyakitnya terkendali. Kehamilan dapat memiliki efek yang tidak terduga pada tubuh dan penyakit autoimun yang diderita, jadi sebaiknya periksakan penyakit tersebut terlebih dahulu sebelum menjalani kehamilan.
Bagaimana cara meningkatkan peluang pembuahan dengan penyakit autoimun?
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peluang pembuahan saat berhadapan dengan penyakit autoimun. Jika Bunda memiliki penyakit autoimun dan berharap untuk segera hamil atau sedang berjuang untuk hamil, ada beberapa langkah yang dapat Bunda ambil, di antaranya sebagai berikut:
1. Pastikan penyakit autoimun sudah membaik
Dianjurkan untuk memastikan bahwa gejala penyakit autoimun telah hilang atau membaik secara signifikan selama enam bulan sebelum kehamilan.
2. Olahraga
Menjadi aktif dan menggerakkan tubuh dapat mengurangi kelelahan dan kekakuan sendi bagi perempuan dengan penyakit autoimun seperti dikutip dari laman Gynem.
3. Suplemen makanan
Mengonsumsi suplemen makanan yang menunjang program kehamilan dapat menjadi langkah yang baik. Salah satunya, asupan asam folat dalam keseharian. Seperti diketahui, asam folat telah terbukti mengurangi cacat lahir sehingga Bunda dapat mengonsumsinya.
4. Batasi kafein
Dianjurkan agar perempuan yang mencoba untuk hamil tidak minum lebih dari secangkir kopi sehari. Kafein dapat mengurangi aliran darah ke plasenta.
5. Berhenti merokok
Merokok dapat menyebabkan cacat lahir dan masalah lain dengan kehamilan. Lebih baik berhenti merokok sebelum Bunda hamil.
Secara umum, tidak ada alasan bagi perempuan dengan penyakit autoimun untuk berasumsi bahwa mereka tidak dapat memiliki anak atau bahwa mereka akan berjuang melawan infertilitas.
Kehamilan dengan penyakit autoimun bisa lebih sulit, tetapi bukan tidak mungkin. Komunikasi dengan dokter adalah langkah terpenting yang harus Bunda ambil saat ingin mulai memiliki anak saat berhadapan dengan penyakit autoimun.
Jika penyakit Bunda tetap terkendali sebelum dan selama kehamilan, pengalaman Bunda kemungkinan tidak akan berbeda dengan kehamilan tanpa penyakit autoimun.
Pengetahuan dokter tentang penyakit autoimun dan kehamilan terus berkembang, jadi bicarakan dengan dokter untuk mendapatkan informasi terkini tentang cara terbaik untuk menjaga kesehatan Bunda dan bayi.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)