Bayi Meninggal saat Lahir, Ini Perubahan Payudara yang Terjadi pada Ibu Menyusui

6 hours ago 2

Jakarta -

Melahirkan menjadi pengalaman yang menantang baik secara fisik dan emosional terutama ketika seorang ibu kehilangan bayi baru lahir. Lantas, bila bayi meninggal saat lahir, apakah ada perubahan payudara yang terjadi pada ibu menyusui?

Kematian bayi dan kesedihan yang mengikutinya merupakan kondisi yang tidak mudah dilalui para ibu. Selain berduka atas kematian bayi mereka, orang tua berduka atas hilangnya kehidupan yang mereka bayangkan bersama Si Kecil, selain berduka atas hilangnya peran yang mereka harapkan untuk dijalani sebagai orang tua. 

Selain itu, bagi ibu baru tentu rasa sakit emosional yang dialami diperparah oleh sakit fisik yang terkait dengan laktasi yang berkelanjutan dengan tidak ada lagi ruang untuk menyusui Si Kecil yang sebelumnya sudahdi angan-angankan.

Semua gambaran tersebut merupakan hal rumit yang sulit dilalui para orang tua. Dengan banyaknya tugas yang perlu diselesaikan di tengah kesedihan yang melanda, para ibu yang berduka tetap perlu mendapatkan panduan dan edukasi yang kerap terabaikan. Termasuk mungkin tak sedikit Bunda yang belum memahami cara menghentikan laktasi dengan benar pasca kehilangan bayi.

Perubahan pada payudara setelah bayi meninggal

Sejak kehamilan akhir, sedianya tubuh Bunda memang sudah memproduksi kolostrum yang siap dikonsumsi bayi setelah lahir. Biasanya, ASI akan keluar kemudian beberapa hari setelah Bunda melahirkan. Tetapi, pada kondisi bayi meninggal dalam minggu-minggu pertama kehidupannya, tentu ASI tersebut tidak dapat diberikan.

Kondisinya, payudara mungkin membengkak, keras, dan nyeri saat terisi penuh ASI. Hal ini biasanya disebut dengan pembengkakan, yang dapat hilang dengan sendirinya. Jika Bunda sudah mulai menyusui bayi, cobalah untuk tidak menghentikan produksi ASI secara tiba-tiba. Karena, hal ini dapat meningkatkan risiko pembengkakan payudara yang parah dan mastitis (radang payudara).

Banner Fokus Kisah Para Nabi

Cara mengurangi payudara bengkak karena ASI setelah bayi meninggal

Ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk mengurangi pembengkakan dan produksi ASI, termasuk di antaranya beberapa langkah berikut:

1. Mengonsumsi obat pereda nyeri secara teratur.
2. Mengenakan bra penyangga sepanjang waktu.
3. Menggunakan breast pad untuk menyerap ASI yang bocor.
4. Menggunakan kompres dingin atau gel pada payudara.
5. Mengeluarkan sedikit ASI dengan tangan jika payudara terasa sangat penuh.
6. Mengoleskan daun kubis yang sudah dicuci dan didinginkan pada payudara.
7. Mandi atau berendam air hangat agar payudara mengeluarkan ASI secara alami.
8. Tidur dalam posisi setengah tegak untuk menghindari tekanan dari payudara yang berat.

Oh iya, Bunda, mengeluarkan ASI dengan tangan dapat membantu meredakan nyeri. Hal ini tentunya akan membantu mengurangi produksi ASI secara bertahap. Selain itu, mengonsumsi obat penekan ASI juga bisa menjadi pilihan.

Ada obat yang disebut dopamine agonists yang dapat Bunda konsumsi untuk mengurangi produksi ASI.  Obat ini dapat membantu Bunda merasa lebih baik secara emosional, tetapi tidak cocok jika Bunda menderita preeklamsia. Bicarakan dengan dokter atau bidan yang merawat Bunda di rumah sakit tentang apakah obat tersebut cocok untuk Bunda atau tidak, seperti dikutip dari laman Tommys.

Langkah lain yang bisa diupayakan saat ASI tetap memproduksi sementara bayi sudah tidak ada yakni dengan menyumbangkan ASI tersebut ke bank ASI. Hal ini biasanya sedikit melegakan karena mengetahui bahwa Bunda dapat membantu ibu lain dan bayi prematur atau bayi sakit di luar sana.

Perubahan yang dirasakan ibu menyusui pasca bayi meninggal

Selain perubahan pada payudara, Bunda mungkin juga merasakan kondisi lain yang bisa muncul ketika bayi meninggal dan Bunda tidak bisa menyusuinya. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

1. Sakit perut dan kram

Merasakan nyeri di perut setelah melahirkan adalah hal yang wajar. Nyeri ini mungkin terasa mirip dengan kontraksi, kram, atau nyeri haid yang hebat. Hal ini terjadi karena rahim berkontraksi kembali ke ukuran normalnya. Bunda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti parasetamol, untuk membantu mengatasinya.

2. Perdarahan setelah melahirkan

Kemungkinan, Bunda akan mengalami pendarahan dari vagina setelah melahirkan secara normal atau melalui operasi caesar, yang awalnya akan cukup banyak. Perdarahan ini akan berlangsung selama beberapa minggu dan secara bertahap akan berubah menjadi warna kecokelatan dan berkurang hingga akhirnya berhenti.

Gunakan pembalut bersalin selama 6 minggu pertama setelah melahirkan. Jangan gunakan tampon karena dapat meningkatkan risiko terkena infeksi. Kemudian, beri tahu bidan atau petugas kesehatan jika Bunda kehilangan banyak darah atau perlu mengganti pembalut bersalin setiap jam atau lebih karena Bunda mungkin memerlukan perawatan.

3. Inkontinensia urine

Beberapa perempuan mungkin mengalami kebocoran urine (dikenal sebagai inkontinensia urin) setelah melahirkan. Hal ini lebih mungkin terjadi jika Bunda melahirkan secara normal, tetapi beberapa perempuan yang menjalani operasi caesar juga dapat mengalaminya.

Bunda lebih mungkin mengalami inkontinensia jika Bunda juga mengalami masalah dalam mengendalikan kandung kemih saat hamil, saat Bunda mengalami persalinan lama atau persalinan dengan bantuan.

Perawatan payudara saat bayi meninggal

Merawat payudara sangatlah penting ya, Bunda. Dan, perawatan payudara yang baik setelah keguguran akan membantu membuat payudara lebih nyaman dan mengurangi risiko saluran susu tersumbat dan mastitis (radang jaringan payudara).

Penggunaan obat cabergoline dapat digunakan untuk menekan produksi ASI jika diminum dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Ada baiknya, bicarakan dengan dokter mengenai konsumsi obat yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan ya, Bunda.

Bunda juga perlu mengingat bahwa dalam kondisi pasca bayi meninggal, tidak disarankan bagi Bunda untuk membatasi cairan, atau mengikat payudara dengan bra ketat karena dapat meningkatkan risiko saluran susu tersumbat dan mastitis.

Apa yang harus dilakukan ibu menyusui pasca bayi meninggal?

Pilihan tentang cara mengelola laktasi dan memutuskan apakah akan menyumbangkan ASI adalah keputusan pribadi. Terpenting, Bunda harus melakukan apa pun yang menurut Bunda akan membantu selama masa yang sangat menyedihkan ini. Para ibu memiliki perasaan yang berbeda tentang pilihan terbaik bagi mereka. Penting bagi Bunda untuk memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri dan keluarga saat membuat keputusan.

Mengenai penghentian produksi ASI saat produksi sudah stabil dan bayi meninggal, sebaiknya Bunda secara bertahap mengurangi jumlah Bunda dalam memompa ASI dan jumlah ASI yang dikeluarkan dari payudara.

Volume yang dikeluarkan harus membuat payudara Bunda nyaman. Ingat ya, Bunda, menjaga payudara tetap nyaman penting bagi para ibu yang telah memompa ASI dengan pompa selama lebih dari dua minggu. Bergantung pada keadaan, pengurangan produksi ASI dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah.

Jika Bunda tidak yakin dengan situasi khusus tersebut, carilah petunjuk dari profesional kesehatan atau konselor laktasi guna mendapatkan solusi lebih lanjut seperti dikutip dari laman Health.nsw.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online