Benarkah Infeksi Bakteri Sebabkan Kelahiran Prematur?

3 months ago 52

Jakarta -

Seseorang yang sedang hamil mungkin lebih rentan terhadap infeksi tertentu. Bahkan, dapat mengalami komplikasi yang lebih parah jika infeksi tersebut tidak diobati. Oleh karena itu, siapa pun yang mengalami infeksi ringan selama kehamilan harus berkonsultasi dengan dokter atau bidan.

Infeksi bakteri di rahim dapat berbahaya karena berbagai alasan, Bunda. Infeksi dapat memengaruhi plasenta, membahayakan perkembangan bayi, menyebabkan persalinan prematur, atau menyebabkan kelainan saat lahir.

Bicara tentang kelahiran prematur, ini merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas bayi. Banyak bukti menunjukkan bahwa infeksi bakteri berperan penting dalam menyebabkan perempuan mengalami persalinan prematur.

Semakin parah infeksi, semakin besar kemungkinan perempuan tersebut melahirkan bayi yang prematur dan sakit. Demikian laporan para peneliti di PLoS One, jurnal daring Public Library of Science.

Kemudian, bakteri spesifik yang ditemukan dalam cairan ketuban dan plasenta yang berhubungan dengan kelahiran prematur diduga berasal dari vagina. Hal ini terutama berlaku pada perempuan dengan vaginosis bakterial. Apa itu?

Infeksi bakteri yang bisa sebabkan kelahiran prematur

Ada beberapa infeksi bakteri yang bisa sebabkan komplikasi pada ibu hamil dan melahirkan bayi secara prematur. Berikut infeksi bakteri yang bisa sebabkan kelahiran prematur:

1. Vaginosis bakterial

Vaginosis bakterial (BV) sebenarnya adalah infeksi bakteri yang mudah diobati di vagina. perempuan dengan vaginosis bakterial memiliki risiko kelahiran prematur yang lebih tinggi, Bunda.

Vaginosis bakterial selama kehamilan telah dikaitkan dengan komplikasi termasuk kelahiran prematur, keguguran dini, endometritis pasca persalinan, dan berat badan lahir rendah (BBLR). Dilansir Medical News Today, gejalanya meliputi:

  • Gatal, terbakar, atau nyeri di vagina atau vulva.
  • Bau amis yang keluar dari vagina.
  • Bau tidak sedap yang semakin parah setelah berhubungan seksual.
  • Keputihan encer berwarna abu-abu dalam jumlah banyak.

Vaginosis bakterial seringkali tidak bergejala, dapat sembuh dengan sendirinya, dan sering kambuh, dengan atau tanpa pengobatan. Namun, catatan penting bagi ibu hamil, jika BV tidak diobati selama kehamilan, penyakit ini dapat menyebabkan persalinan prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah.

2. Infeksi rahim selama kehamilan

Infeksi rahim juga dapat membuat persalinan lebih berbahaya dan sulit. Beberapa orang mengalami kegagalan organ dan komplikasi lain yang mengancam jiwa.

Infeksi rahim sering kali terjadi ketika bakteri dari vagina berpindah ke rahim sehingga infeksi vagina yang tidak diobati merupakan faktor risiko infeksi rahim. Seseorang lebih rentan terhadap infeksi rahim jika selaput ketuban pecah selama persalinan yang lama.

Penanganan meliputi antibiotik dan mungkin memerlukan rawat inap. Jika demam terjadi selama persalinan, dokter atau bidan akan memantau janin. Jika gejalanya parah, dokter mungkin menyarankan operasi caesar.

3. Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) selama kehamilan adalah infeksi pada sistem kemih yang terjadi selama kehamilan. Kehamilan meningkatkan risiko terkena infeksi saluran kemih. Selama kehamilan, terutama minggu keenam hingga ke-24, saluran kemih berubah seiring pertumbuhan rahim.

Berat dan tekanan rahim yang meningkat pada kandung kemih dapat menghalangi aliran urine, sehingga menjadi lingkungan yang ideal bagi bakteri. Kehamilan juga menekan sistem imun, yang merupakan pertahanan alami tubuh terhadap penyakit. Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi, termasuk ISK.

Mengutip Cleveland Health, tanda dan gejala ISK yang paling umum selama kehamilan meliputi:

  • Nyeri saat buang air kecil (disuria).
  • Darah dalam urine. Warna urine abnormal (tampak keruh) dengan bau yang kuat.
  • Inkontinensia (air seni bocor).
  • Kebutuhan buang air kecil yang meningkat dan mendesak.
  • Nyeri saat berhubungan seks.

Gejala ISK yang kurang umum selama kehamilan meliputi:

  • Demam (suhu di atas 37,77 derajat Celsius)
  • Menggigil
  • Perubahan mental atau kebingungan
  • Muntah
  • Nyeri di bagian samping (pinggul)

Meskipun jarang terjadi, pastikan untuk melaporkan tanda dan gejala ini ke dokter atau bidan. Infeksi saluran kemih yang tidak diobati juga dapat memengaruhi kehamilan. Infeksi ini dapat menyebabkan persalinan dini atau memengaruhi pertumbuhan bayi di dalam rahim.

Cara mencegah infeksi bakteri yang menyebabkan kelahiran prematur

Ada beberapa cara untuk mencegah infeksi bakteri di organ reproduksi selama kehamilan, berikut caranya:

  • Gunakan air hangat tanpa sabun untuk membersihkan bagian luar vagina. Sabun dapat mengiritasi vagina.
  • Pakai pakaian dalam katun yang nyaman yang memungkinkan udara bersirkulasi. Hindari stoking atau celana ketat, yang dapat menyebabkan keringat yang memicu bakteri.
  • Tidur tanpa pakaian dalam untuk mengurangi risiko infeksi.
  • Usap dari depan ke belakang saat Anda pergi ke kamar mandi; ini akan mencegah bakteri menyebar dari anus ke vagina Anda.
  • Hindari douching karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan berbahaya di vagina.
  • Tetap terhidrasi dengan baik (usahakan agar urine berwarna kuning muda)
  • Usahakan untuk mengonsumsi lebih banyak karbohidrat kompleks dan biji-bijian utuh daripada gula rafinasi untuk membantu mengurangi faktor lingkungan yang menyebabkan infeksi.
  • Konsumsi yogurt secara teratur. (Lactobacillus, probiotik yang secara alami ditemukan dalam yogurt, meningkatkan pencernaan yang baik dan diketahui dapat membantu mencegah infeksi vagina).

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online