Jakarta -
Setiap orang tua pasti ingin anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berkarakter. Namun, proses ini tidak bisa terjadi secara instan sehingga dibutuhkan pendekatan yang konsisten, penuh kasih sayang, dan terencana.
Kecerdasan yang dimiliki anak bukan hanya tentang kemampuan akademik. Hal ini juga mencakup aspek emosional, sosial, serta spiritual. Anak yang cerdas sangat paham bagaimana dirinya bisa berempati pada orang lain serta mampu mengambil keputusan dengan bijak.
Cara mendidik Ayah dan Bunda turut berpengaruh tentang bagaimana anak bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas. Lantas, seperti apa caranya?
Menilik dari laman Woman's Health, sebuah penelitian yang dipublikasi dalam jurnal American Psychologist menganalisis data yang mengikuti 2.232 anak kembar identik di Inggris sejak lahir hingga usia 18 tahun.
Para peneliti melihat data dari kunjungan rumah dengan Bunda si kembar, menganalisis rekaman para Bunda yang berbicara tentang masing-masing anak mereka. Rekaman ini kemudian dinilai berdasarkan kehangatan dan kasih sayang.
Ketika berusia 18 tahun, anak-anak yang sekarang remaja itu diberikan tes kepribadian untuk melihat ciri-ciri kepribadian 'Lima Besar', yang di dalamnya mencakup ekstraversi, keramahan, keterbukaan, kesadaran, dan stabil secara emosional.
Para peneliti menemukan bahwa anak kembar yang Bundanya bersikap lebih hangat terhadap mereka saat masih anak-anak, terutama di usia antara lima hingga 10 tahun, akan menjadi anak yang lebih terbuka, teliti, dan menyenangkan saat dewasa.
"Temuan kami menunjukkan bahwa intervensi untuk meningkatkan pola asuh positif di masa kanak-kanak berpotensi memberikan dampak positif secara luas melalui efek kecil namun berkelanjutan pada ciri-ciri kepribadian," tulis para peneliti dalam kesimpulannya.
"Kami mengetahui dari penelitian sebelumnya bahwa cara orang tua memperlakukan anak mereka seperti seberapa penuh kasih sayang dan suportif mereka, berkaitan dengan perkembangan kepribadian anak," ujar penulis utama studi sekaligus profesor psikologi di Universitas Edinburgh, Inggris, Jasmin Wertz, PhD.
Biasanya, sulit untuk mengetahui apakah hasil seperti ini dipengaruhi oleh pola asuh yang sebenarnya atau karena orang tua mewariskan gen tertentu pada anak-anaknya. Penelitian ini juga menjelaskan hambatan tersebut.
"Dengan mempelajari anak kembar yang memiliki semua gen yang sama dan tumbuh di rumah yang sama, kami dapat mempelajari pengaruh pola asuh orang tua secara terpisah dari gen untuk melihat apakah pola asuh mempunyai pengaruh terhadap kepribadian anak muda," ungkapnya.
Ilustrasi Anak Cerdas/Foto: iStock
Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mendidik anak agar bisa tumbuh cerdas. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Berikan perhatian
Pada intinya, Jasmin mengatakan bahwa mengasuh anak dengan penuh kasih sayang adalah menunjukkan kepada anak bahwa orang tua peduli dengan anak. Hal ini mungkin akan terlihat berbeda untuk setiap keluarga.
Beberapa orang tua mungkin akan bertanya kepada anak tentang sesuatu yang menarik minat mereka, mencoba berempati dengan mereka, memuji perilaku baik, menggunakan bahasa yang penuh perhatian dan memberi semangat, penuh kasih sayang dengan memberikan pelukan, dan melakukan yang terbaik untuk bersabar.
"Menjadi penuh kasih sayang tidak berarti membiarkan segalanya. Namun, menetapkan batasan dan konsekuensi yang jelas adalah strategi pengasuhan yang baik," ujarnya.
2. Membaca bersama anak
Dikutip dari laman Time, jangan biarkan anak membaca sendirian dan hanya menatap gambar-gambar di dalam buku. Tarik perhatian anak dengan kata-kata dan cobalah untuk membaca bersama mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa membaca bersama anak membantu membangun keterampilan membaca Si Kecil, Bunda. Ketika membaca buku bersama, anak akan memerhatikan secara eksplisit sehingga efektif untuk meningkatkan kemampuan literasi sejak dini.
3. Ajarkan tentang kedisiplinan diri
Meski anak memiliki IQ yang tinggi, hal ini tidak akan berarti tanpa adanya disiplin diri, Bunda. Dari buku Charles Duhigg, The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business, penelitian menunjukkan bahwa kemauan keras adalah satu-satunya kebiasaan yang paling penting dalam kesuksesan individu.
Anak yang memiliki kemauan keras kemungkinan akan mendapatkan nilai yang lebih tinggi di kelasnya dan diterima di sekolah yang lebih selektif. Mereka juga lebih sedikit absen di kelas dan menghabiskan sedikit waktu untuk menonton TV.
"Remaja yang memiliki disiplin diri yang tinggi mengungguli rekan-rekan mereka yang lebih impulsif dalam setiap variabel kinerja akademis. Disiplin diri meramalkan kinerja akademis dengan lebih kuat dibandingkan IQ," tulis para peneliti.
4. Buat anak bahagia
Anak-anak yang lebih bahagia kemungkinan besar akan tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses dan berprestasi. Menurut penelitian, kebahagiaan adalah keuntungan luar biasa di dunia yang menekankan kinerja.
Rata-rata orang yang bahagia akan lebih sukses daripada orang yang tidak bahagia. Dan langkah pertama untuk menciptakan anak-anak yang bahagia adalah menjadi orang tua yang bahagia, Bunda.
5. Ajarkan musik
Anak-anak dalam yang mempelajari musik disebut menunjukkan peningkatan IQ skala penuh yang lebih besar. Faktanya, semakin banyak penelitian yang menemukan bahwa pelatihan musik memberikan keuntungan belajar bagi siswa di kelas.
Tidak hanya bagi anak-anak, penelitian yang dilakukan di Universitas Northwestern, Amerika Serikat, menemukan bahwa pelatihan musik juga bisa bermanfaat untuk orang yang lebih tua. Hal ini akan menghambat dampak buruk dari penuaan, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)