Pentingnya memilih jurusan yang tepat saat kuliah. Ada beberapa jurusan kuliah yang dianggap memiliki gaji tertinggi di tempat kerja.
Memilih jurusan kuliah bukan hanya tentang minat, melainkan masa depan finansial. Di tengah biaya kuliah yang terus naik dan beban utang mahasiswa semakin tinggi, banyak calon mahasiswa kini mempertimbangkan prospek penghasilan saat memilih jurusan.
Berdasarkan Bankrate’s College Majors Study, jurusan kuliah di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika atau STEM, terbukti memberikan gaji paling tinggi. Selain itu, jurusan tersebut juga memiliki tingkat pengangguran yang rendah setelah lulus.
Mengutip situs Bankrate, studi menganalisis 152 jurusan berdasarkan pendapatan tahunan, tingkat pengangguran, dan persentase lulusan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Hasilnya cukup mencengangkan, ada 15 jurusan dengan nilai tertinggi.
Jurusan yang dimaksud, mulai dari STEM hingga teknik. Jurusan teknik elektro bahkan menempati peringkat pertama dengan kisaran gaji sebesar US$115 ribu (sekitar Rp1,8 miliar per tahun) dan tingkat pengangguran hanya 1,9 persen.
Menariknya, lulusan jurusan STEM cenderung tidak perlu menempuh pendidikan lanjutan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Sebaliknya, beberapa jurusan di bidang seni justru berada di posisi terbawah dalam daftar, seperti seni rupa, teater, dan film, dengan gaji median hanya sekitar US$40 ribu (Rp656 jutaan per tahun) dan tingkat pengangguran mencapai 5,5 persen.
Ini menunjukkan bahwa gelar lanjutan tidak selalu berbanding lurus dengan penghasilan yang lebih tinggi. Mari bahas mengenai jurusan kuliah dengan gaji tertinggi di tempat kerja.
Daftar 15 jurusan dengan gaji tertinggi
Berikut daftar lengkap jurusan kuliah dengan gaji tertinggi menurut studi selama setahun.
1. Teknik elektro
Gaji rata-rata: U$115 ribu (Rp1,8 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 1,9 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 47,6 persen
2. Teknik komputer
Gaji rata-rata: U$112 ribu (Rp1,8 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 2,1 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 38,8 persen
3. Teknik perminyakan
Gaji rata-rata: US$100 ribu (Rp1,6 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 0,9 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 39,2 persen
4. Teknik dirgantara
Gaji rata-rata: US$105 ribu (Rp1,7 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 1,9 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 48,9 persen
5. Teknik material
Gaji rata-rata: US$100 ribu (Rp1,6 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 1,1 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 63,7 persen
6. Teknik mesin
Gaji rata-rata: US$ 100 ribu (Rp1,6 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 1,9 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 38,9 persen
7. Teknik kelistrikan
Gaji rata-rata: US$100 ribu (Rp1,6 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 2,3 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 31,7 persen
8. Teknik mekanik, fisika, dan sains
Gaji rata-rata: U$100 ribu (Rp1,6 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 1,5 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 59,1 persen
9. Teknik kimia
Gaji rata-rata: US$100 ribu (Rp1,8 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 2,1 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 46,7 persen
10. Ilmu aktuaria
Gaji rata-rata: U$95 ribu (Rp1,8 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 1,9 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 46,7 persen
11. Ilmu farmasi
Gaji rata-rata: US$100 ribu (1,6 miliar) per tahun
Tingkat pengangguran: 1,8 persen 1,8 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 62.2 persen persen
12. Ilmu komputer
Gaji rata-rata: US$100 ribu
Tingkat pengangguran: 2,9 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 31,5 persen
13. Teknik Industri dan Manufaktur
Gaji rata-rata: US$95 ribu
Tingkat pengangguran: 1,8 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 41,3 persen
14. Ilmu transportasi
Gaji rata-rata: US$90 ribu
Tingkat pengangguran: 1,6 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 22,2 persen
15. Matematika terapan
Gaji rata-rata: US$100 ribu
Tingkat pengangguran: 3,0 persen
Persentase pekerja dengan gelar lanjutan: 52,8 persen
Tips memilih jurusan kuliah yang tepat
Mengutip Forbes, berikut tips agar calon mahasiswa memilih jurusan berdasarkan karier yang ingin dicapai. Untuk itu, penting mengenali lima aspek diri berikut ini:
- Kepribadian: Introvert, ekstrovert, atau apakah tipe pemikir logis atau kreatif? Tes kepribadian bisa membantu.
- Kemampuan alami: Apakah unggul dalam matematika, komunikasi, atau keterampilan mekanik?
- Karakter bawaan: Apakah suka tantangan atau lebih nyaman dengan rutinitas?
- Minat umum: Topik apa yang membuat diri sendiri bersemangat? Apakah suka memecahkan masalah, menulis, atau membuat perangkat lunak?
- Preferensi kerja: Apakah suka bekerja sendiri atau berkelompok? Di kantor atau lapangan?
Semakin selaras karier dengan lima aspek ini, semakin besar peluang untuk sukses dan merasa puas secara emosional serta finansial.
Meskipun tidak semua orang cocok masuk ke jurusan di atas, penting untuk mempertimbangkan data dan fakta sebelum memilih jurusan kuliah. Dengan melakukan riset, konsultasi, dan evaluasi diri, Bunda atau anak Bunda bisa memilih jurusan yang bukan hanya sesuai minat, melainkan membawa stabilitas sekaligus kesejahteraan jangka panjang.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)