Ciri-Ciri Si Kecil Akan Tumbuh Jadi Anak Manja Menurut Pakar

17 hours ago 4

Jakarta -

Bunda mungkin pernah menemukan anak yang mengamuk di kasir, menghentakkan kaki, dan berteriak untuk mendapatkan permen. Banyak orang yang menyebut perilaku tersebut sebagai tingkah manja, merasa berhak, atau anak nakal.

Apa pun istilahnya, menurut Robert Taibbi L.C.S.W. seorang psikoterapis dan terapis keluarga, anak-anak yang belajar bahwa amukan dan tuntutan mereka dapat memengaruhi kehidupannya di masa depan. Hal ini juga berpengaruh dalam hubungan Si Kecil dengan orang-orang sekitar.

"Percaya bahwa dunia berputar di sekitar mereka membuat orang lain melihat mereka sebagai orang yang egois, mudah berubah, menuntut, dan tidak peduli pada orang lain," ungkapnya, dikutip dari Psychology Today.

"Anak yang manja kelak bisa sering mendapat masalah di tempat kerja, dan kehidupan di rumah. Mereka menciptakan pertikaian terus-menerus atau membuat semua orang berhati-hati," imbuhnya.

Sebagai orang tua, kita tentu berhati-hati dalam mengasuh anak agar kelak mereka tidak menjadi anak yang manja. Ya, anak manja bukan bawaan dari lahir, tapi terbentuk dari pola asuh, Bunda. Bagaimana kita bisa mengetahui ciri-ciri anak akan tumbuh menjadi anak manja?

Ciri-ciri Si Kecil akan tumbuh jadi anak manja

Peneliti dan praktisi parenting di Amerika Serikat, Reem Raouda, mempelajari lebih dari 200 anak. Ia menemukan bahwa perilaku manja terkadang dapat menunjukkan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Berikut empat tanda anak yang sangat manja:

1. Mereka kesulitan mendengar kata 'tidak'

Dikutip dari CNBC Make It, seorang anak mungkin menolak aturan bukan karena aturan itu sulit, tetapi karena batasan yang tidak jelas terasa membingungkan dan membuat frustrasi. Jika aturan terasa tidak dapat diprediksi atau jika seorang anak merasa tidak berdaya dalam keputusan yang memengaruhi mereka, Si Kecil mungkin bertindak untuk mendapatkan kembali rasa kendali.

2. Mereka terus-menerus mencari perhatian

Ketika anak-anak menuntut perhatian terus-menerus, itu sering kali menandakan keterputusan emosional atau ketidakpastian tentang tempat mereka dalam keluarga. Seorang anak yang tidak merasa aman dalam ikatan mereka mungkin meminta lebih banyak waktu, lebih banyak validasi, dan lebih banyak kepastian.

3. Mereka mengamuk untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan

Menurut Raouda, amukan bukanlah manipulasi, melainkan cara Si Kecil untuk berkomunikasi. Anak-anak yang mengalami mode marah biasanya kewalahan dan tidak memiliki keterampilan untuk memproses emosi yang besar.

Sering kali, hal itu terjadi karena seorang anak merasa tidak didengarkan ketika emosinya diabaikan, tidak berdaya ketika mereka tidak memiliki suara, atau terlalu terstimulasi oleh terlalu banyak kebisingan, aktivitas, atau perubahan.

4. Mereka menolak tanggung jawab

Seorang anak yang menolak untuk membersihkan, menghindari pekerjaan rumah, atau mudah menyerah bukanlah anak yang sulit atau malas. Sebaliknya, mereka mungkin terlalu sering terlindungi dari tantangan atau didorong untuk mandiri sebelum mereka merasa siap.

Cara mencegah anak jadi manja

9 Kesalahan Orang Tua yang Rentan Membuat Anak Introvert, Termasuk Kasih Julukan PemaluIlustrasi/Foto: Getty Images/Nuttawan Jayawan

Jika Bunda ingin membesarkan anak-anak yang santun, maka perlu menetapkan beberapa aturan dasar. Berikut cara mencegah anak menjadi manja:

1. Tetapkan batasan yang jelas dan sederhana

Batasan yang jelas dan sederhana perlu ditetapkan. Contohnya seperti ini, beda maknanya antara, "Oh oke, kamu boleh minta kue..." dan "Kamu boleh minta satu kue, tapi jangan minta kue kedua. Ini saja."

2. Patuhi batasan tersebut apa pun yang terjadi

Menyambung dari cara sebelumnya, konsisten dan patuhi batasan apapun yang terjadi. Triknya di sini adalah mengambil pandangan jangka panjang. Mungkin kue kedua tidak apa-apa kali ini saja, tetapi apakah permintaan itu akan berulang?

Jangan pernah menyerah jika Si Kecil memelas. Begitu Bunda menyerah, secara tidak langsung telah mengajari anak bahwa meminta-minta itu berhasil.

3. Buat anak yakin

Jika Si Kecil menginginkan sesuatu yang tidak diyakini, mintalah ia untuk menjelaskannya. Misalnya anak ingin menonton acara TV favorit. Apabila anak menjelaskan bahwa ia telah membereskan semua mainannya atau akan tidur siang terlebih dahulu, Bunda dapat dengan nyaman mengatakan ya.

4. Mintalah anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum bersenang-senang

Penelitian menunjukkan bahwa bersikap tegas dalam hal pekerjaan rumah dan tanggung jawab membantunya mengembangkan kemampuan untuk mengatasi rasa frustrasi. Bahkan balita dapat melakukan pekerjaan rumah sederhana di sekitar rumah, seperti membereskan mainannya atau membantu membersihkan kekacauan yang dibuatnya.

5. Jangan takut mengecewakan

Orang tua pasti tidak suka melihat anak kita sedih, tetapi ingat lagi bahwa segala sesuatu dicapai dengan tidak instan. Tidak selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Belajar menerima kekecewaan akan memberi anak keterampilan mengatasi stres emosional yang penting di kemudian hari.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online