Ciri-ciri Wanita Subur dan Mudah Hamil

2 months ago 38

Jakarta -

Siapa nih Bunda yang sedang merencanakan kehamilan? Kalau Bunda sedang merencanakan kehamilan, pasti ada rasa penasaran, “Apakah saya subur?” atau “Apa yang bisa saya lakukan biar cepat hamil?”

Bagi kebanyakan orang, kesuburan merupakan misteri hingga mereka mulai serius mencoba untuk hamil. Tapi tenang, Bunda! Terlepas dari banyaknya kondisi medis dan kejutan yang dapat membuat reproduksi alami menjadi sulit, ada juga banyak petunjuk kecil yang dapat Bunda perhatikan yang mungkin merupakan tanda-tanda kesuburan.

Dikutip dari Ivfmd, Mache Seibel, M.D., Ob/Gyn, mengatakan bahwa petunjuk kesuburan Bunda dapat diidentifikasi lho. Ada banyak cara tubuh Bunda memberikan sinyal kepada Bunda bahwa Bunda akan hamil.

Ciri-ciri perempuan subur dan mudah hamil

Berikut ciri-ciri wanita subur dan mudah hamil yang bisa dikenali:

1. Siklus haid teratur

Ini nih, Bunda, tanda pertama yang perlu diperhatikan. Kalau siklus haid Bunda datang teratur setiap 21-35 hari, berarti tubuh Bunda sedang bekerja dengan baik. Itu artinya, ovulasi (proses pelepasan sel telur) berjalan lancar. 

Dilansir dari Bird&be, siklus yang sehat umumnya dianggap sekitar 28 hingga 32 hari, tetapi dapat berfluktuasi hingga lima hingga tujuh hari. Kuncinya adalah adanya pola yang berulang dan dapat diprediksi. (Hitung hari pertama aliran penuh sebagai hari pertama, dan lanjutkan hingga hari sebelum pendarahan berikutnya dimulai). 

Cara mudah untuk memantaunya adalah dengan melacak menstruasi Bunda menggunakan aplikasi tempat Bunda dapat mencatat menstruasi dan gejala Bunda. Lebih mudah untuk mengidentifikasi pola setelah Bunda melihat kembali dan menganalisis beberapa siklus terakhir.

Jika siklus Bunda terus-menerus lebih pendek, itu dapat menunjukkan bahwa Bunda memiliki cadangan ovarium yang lebih rendah, atau mungkin tidak berovulasi sama sekali. Jika siklus Bunda lebih panjang, Bunda mungkin berovulasi di kemudian hari dalam siklus.

Namun, jika menstruasi Bunda sama sekali tidak ada, itu berarti Bunda tidak berovulasi. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan seperti mengalami menopause dini atau, yang lebih umum, ketidakseimbangan hormon yang dikenal sebagai PCOS.

2. Ada lendir serviks yang sehat

Bunda, pernah nggak memperhatikan lendir di sekitar masa subur? Lendir serviks yang sehat itu biasanya jernih, licin, dan mirip putih telur. Ini tanda kalau tubuh Bunda sedang mempersiapkan diri untuk hamil. 

Bunda bisa perhatikan perubahan pada cairan vagina Bunda yang terjadi sekitar hari ke delapan hingga ke-14 siklus (hari-hari menjelang ovulasi, dengan asumsi siklus 28 hari).

Idealnya, Bunda ingin melihat cairan bening dan licin yang menyerupai putih telur mentah (ini disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen di tengah siklus).

Ini disebut lendir serviks dan merupakan cairan ajaib yang menandakan Bunda subur dan siap untuk segera berovulasi. Pada beberapa orang, lendir serviks dapat muncul beberapa hari sebelum Bunda berovulasi. Hari paling subur Bunda, dan hari yang paling memungkinkan Bunda berovulasi, adalah hari terakhir lendir serviks berwarna putih telur.

Selain itu, Bunda juga dapat melacak hormon ovulasi Bunda menggunakan tes ovulasi di rumah. Ini adalah strip tes urine yang mengukur kadar LH (hormon luteinisasi) Bunda, yang merupakan hormon yang akan memicu pelepasan sel telur.

Ketika LH melonjak atau mencapai puncaknya (Bunda akan melihat garis gelap pada alat tes Bunda), itu berarti ovulasi kemungkinan akan terjadi dalam waktu 24 hingga 36 jam. Ini adalah waktu yang tepat untuk berhubungan seks atau inseminasi, mengingat sperma sudah siap dan menunggu kedatangan sel telur.

Berat badan yang pas juga berpengaruh, lho, Bunda. Kalau terlalu kurus atau terlalu gemuk, hormon reproduksi bisa terganggu. 

Tahukah Bunda bahwa sel lemak, yang disebut sel adiposa, aktif secara hormonal? Ini berarti bahwa memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit jaringan adiposa sebenarnya dapat memengaruhi siklus dan kesuburan Bunda. Risiko tidak berovulasi tiga kali lebih tinggi jika Bunda berjuang melawan obesitas (biasanya diukur dengan memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30), dibandingkan dengan mereka yang memiliki IMT 20 hingga 24,9.

Hal ini karena jaringan adiposa yang berlebihan dapat memengaruhi konversi testosteron menjadi estrogen, sekaligus meningkatkan kadar insulin dan leptin—dua hormon yang secara langsung memengaruhi proses ovulasi. Memiliki insulin dan/atau leptin yang tinggi dapat memengaruhi ovarium dan mengganggu perkembangan sel telur.

Namun, leptin merupakan pengatur reproduksi utama yang Anda butuhkan untuk membuat hormon-hormon utama seperti LH dan FSH (hormon perangsang folikel). Ini berarti bahwa tidak memiliki cukup jaringan adiposa tubuh (sering ditandai pada orang dengan IMT rendah, kurang dari 19) juga dapat mengganggu perkembangan sel telur dan ovulasi.

Menjaga tubuh Bunda dalam keseimbangan adiposa yang positif juga mempersiapkan Bunda untuk kehamilan yang lebih sehat dan berisiko lebih rendah

3. Gaya hidup sehat

Coba cek gaya hidup Bunda. Kalau Bunda bebas dari kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, atau begadang, peluang hamil jadi lebih besar. Tambah lagi dengan makan makanan bergizi seperti sayur, buah, dan protein. Jangan lupa, asam folat juga penting buat persiapan kehamilan!

Penelitian telah menunjukkan bahwa merokok memiliki dampak negatif pada kesuburan. Jadi, jika Bunda belum pernah merokok, Bunda telah memberi diri Bunda peluang lebih besar untuk hamil.

“Merokok telah terbukti mempercepat hilangnya sel telur dari waktu ke waktu dan dikaitkan dengan pemendekan masa reproduksi wanita,” kata Dr. Sekhon kepada Ivfmd.

4. Hindari stres

Stress itu musuh kesuburan, dan kita semua mengalaminya dan merasakannya dengan cara kita sendiri. Tubuh Bunda memiliki banyak cara untuk menangani stres jangka pendek atau akut, tetapi jika tubuh Bunda merasa seperti berada dalam keadaan waspada terus-menerus dan tidak mendapatkan periode pemulihan yang tepat, hal itu dapat mengganggu kemampuan Bunda untuk hamil. 

Hal ini karena stres dan kecemasan membuat tubuh Bunda dalam mode melawan atau lari dan hormon yang dikeluarkan untuk mengatasi stres dapat memengaruhi hormon reproduksi Bunda, sehingga kesuburan menjadi terabaikan. Tubuh Bunda merasa ada hal yang lebih penting untuk dilakukan. Kalau Bunda merasa banyak tekanan, coba deh cari waktu untuk relaksasi. Bisa dengan pijat, meditasi, atau sekadar me-time sambil nonton drama favorit. Happy mind, happy body, bukan?

5. Faktor usia

Usia di bawah 35 tahun biasanya menjadi masa paling subur untuk perempuan. Sebab, kualitas sel telur terus menurun, dan menjadi lebih parah pada usia 35 hingga 37 tahun, dan pada saat Bunda berusia 38 tahun, sel telur Bunda memiliki lebih sedikit energi. Hal ini penting karena sel telur yang bertanggung jawab untuk memasok embrio dengan energi yang cukup, agar dapat membelah dan bertahan hidup dengan baik hingga implantasi.

Selain itu, jumlah kerusakan DNA juga meningkat pada akhir usia 30-an karena mekanisme perlindungan dan perbaikan Bunda tidak bekerja sebaik pada tahun-tahun awal reproduksi Bunda. Itulah sebabnya kita melihat peningkatan kelainan genetik dan kromosom di atas usia 35 tahun. 

Tapi, kalau Bunda sudah di atas 35, jangan khawatir! Dengan perencanaan yang baik dan konsultasi dengan dokter, peluang hamil tetap besar kok.

6. Energi dan vitalitas yang oke

Bunda yang subur biasanya punya tubuh yang segar, enggak gampang lelah, dan selalu bersemangat. Kalau Bunda merasa bugar, itu tanda tubuh Bunda siap untuk kehamilan.

7. Riwayat kesehatan keluarga

Cek juga riwayat keluarga, Bunda. Kalau di keluarga banyak yang mudah hamil, itu bisa jadi faktor pendukung kesuburan Bunda. Tapi ingat, setiap tubuh itu unik, ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online