Tahukah Bunda diet mana yang dianggap terbaik di dunia? Diet Mediterania kembali dinobatkan sebagai diet paling sehat di dunia. Mari pahami keunggulannya.
Diet Mediterania kembali dinobatkan sebagai pola makan paling sehat di dunia untuk kedelapan kalinya berturut-turut. Penghargaan ini diberikan oleh U.S. News & World Report dalam evaluasi tahunan mereka terhadap berbagai metode diet yang paling efektif dan sehat.
Panel yang menilai diet ini terdiri dari 69 ahli, termasuk dokter, pakar gizi, epidemiolog nutrisi, koki, dan peneliti penurunan berat badan. 2025 menjadi tahun ke-15 bagi U.S. News & World Report dalam melakukan analisis terhadap berbagai diet yang ada.
Saat mengevaluasi setiap diet, panelis ahli mempertimbangkan:
- Kelengkapan nutrisi
- Risiko dan manfaat kesehatan
- Keberlanjutan jangka panjang
- Efektivitas berbasis bukti
Mereka juga menilai kekuatan dan kelemahan setiap diet serta tujuan spesifik yang mungkin paling efektif untuk ditangani. Perubahan metode dilakukan dengan memberikan peringkat dalam skala 1 hingga 5, bukan sekadar daftar peringkat biasa.
Dari 38 jenis pengaturan pola makan yang dinilai dalam 21 kategori, diet Mediterania kembali mendapatkan skor tertinggi, menegaskan manfaatnya yang luas bagi kesehatan. Sistem peringkat baru ini bertujuan membantu masyarakat memilih diet yang paling sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan gaya hidup masing-masing.
Tak hanya fokus pada penurunan berat badan, evaluasi ini juga mempertimbangkan aspek kesehatan jangka panjang dan pencegahan penyakit kronis.
"Tujuan dari sistem evaluasi yang direvisi ini untuk memberikan konsumen pengalaman yang lebih personal saat mereka mempertimbangkan prioritas kesehatan dan tujuan makan mereka," kata Gretel Schueller, managing editor of health di U.S. News, dilansir dari Eating Well.
Dengan pendekatan berbasis bukti ilmiah, diet Mediterania berhasil mempertahankan posisinya sebagai yang terbaik.
Keunggulan diet Mediterania
Diet Mediterania mendapatkan skor 4.8 dalam peringkat U.S. News & World Report, mengungguli diet lain seperti DASH (4.6), Flexitarian (4.5), dan MIND (4.4). Salah satu alasan utama kepopuleran metode ini adalah fleksibilitasnya yang memungkinkan Bunda menyesuaikan pola makan sesuai preferensi pribadi.
"Yang terpenting, ini adalah cara makan yang fleksibel dan tidak membatasi. Pola makan ini sangat mudah diadaptasi sehingga orang dapat membuat perubahan tergantung pada preferensi atau membuat penyesuaian berdasarkan kebutuhan medis mereka," papar Emily Lachtrupp, M.S., RD, ahli diet sekaligus editor EatingWell.
Diet ini menekankan konsumsi makanan alami dan padat nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, serta minyak zaitun. Sumber protein hewani yang digunakan lebih banyak berasal dari ikan dan makanan laut, sedangkan daging merah dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
Selain itu, diet Mediterania juga menganjurkan konsumsi produk susu fermentasi seperti yogurt dan keju dalam porsi kecil.
Manfaat diet Mediterania bagi kesehatan
Selain membantu menurunkan berat badan secara sehat, diet Mediterania juga dikenal memiliki manfaat besar bagi kesehatan secara keseluruhan. Pola makan ini dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, serta penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Konsumsi tinggi antioksidan dari sayuran dan buah-buahan dalam diet ini berperan dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Diet Mediterania juga memberikan manfaat bagi kesehatan usus dengan kandungan serat yang tinggi dari makanan nabati, serta menyeimbangkan kadar kolesterol dalam tubuh.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan ini dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil serta mengurangi peradangan dalam tubuh. Ini berkontribusi terhadap pencegahan berbagai penyakit kronis.
Masuk kategori terbaik berdasarkan tujuan kesehatan
Dalam berbagai kategori kesehatan yang dinilai, diet Mediterania juga masuk dalam beberapa peringkat tertinggi. Untuk kategori diet terbaik bagi kesehatan otak, diet ini mendapatkan skor 4.6, hanya sedikit di bawah Diet MIND yang mendapat 4.7.
Sementara itu, dalam kategori diet terbaik untuk penderita diabetes, diet Mediterania menduduki peringkat teratas dengan skor 4.7, mengungguli Flexitarian (4.1) dan DASH (3.8).
Selain itu, untuk kategori diet terbaik bagi kesehatan usus, diet Mediterania juga unggul dengan skor 4.3 bersama dengan DASH (4.1) dan Flexitarian (4.1). Hal ini menunjukkan bahwa pola makan Mediterania tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan jantung dan metabolisme tapi juga memiliki dampak positif terhadap sistem pencernaan.
Metode diet yang sebaiknya dihindari
Selain mengungkap diet terbaik, U.S. News & World Report juga merilis daftar diet dengan skor terendah yang sebaiknya dihindari. Diet yang mendapat skor di bawah 2 termasuk AIP diet, low-residue diet, keto diet, BRAT diet, GAPS diet, OPTAVIA, alkaline diet, Atkins diet, SlimFast diet, dan Body Reset diet.
Diet yang disebutkan ini dinilai kurang lengkap secara nutrisi, memiliki risiko kesehatan lebih tinggi, sulit untuk dipertahankan dalam jangka panjang. Belum lagi tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.
Diet keto misalnya terkenal karena pembatasan karbohidratnya yang ketat. Namun penelitian menunjukkan bahwa efek jangka panjangnya bisa berisiko bagi kesehatan.
Bagi Bunda yang mencari pola makan sehat dan berkelanjutan, diet Mediterania bisa menjadi pilihan utama. Dengan kombinasi makanan alami yang kaya nutrisi, fleksibilitas tinggi, serta dukungan ilmiah yang kuat, diet ini tetap menjadi rekomendasi utama bagi Bunda untuk hidup lebih sehat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)