TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, mengatakan gaya hidup yang tinggi hingga kurangnya tempat piknik membuat warga Jakarta kerap dilanda stres. Mantan gubernur Jawa Barat itu membeberkan bahwa Jakarta menempati nomor 9 sebagai kota paling stres di dunia.
"Kota Jakarta adalah kota terstres nomor sembilan di dunia. Saya baca kenapa stres? gaya hidup. Gaya hidup tinggi bikin stres, kemacetan bikin stres, kurangnya tempat piknik bikin stres, tekanan pekerjaan bikin stres," ujar Ridwan Kamil di agenda Deklarasi Kebangkitan Jawara, Jakarta Selatan, Jumat, 26 Oktober 2024.
Menurut pria yang akrab disapa Emil itu, indikator penyebab stres saling berkaitan satu sama lain. Dia mencontohkan pada aspek gaya hidup dan tingginya biaya hidup di Jakarta sebagai penyebab stres. Kondisi ini bahkan dinilai Emil berkaitan juga dengan akses lapangan pekerjaan di Jakarta.
"Lima tahun ke depan yang mau saya perbaiki adalah lapangan pekerjaan, pasangan RIDO (Ridwan Kamil-Suswono) akan menghadirkan satu juta lapangan pekerjaan supaya anak bapak ibu yang masih menganggur punya pekerjaan, insyaallah," kata Emil.
Politikus Partai Golkar ini terpantau berulang kali membahas soal Jakarta sebagai kota stres di dunia. Berdasarkan catatan Tempo, Emil pernah menyebut solusi mengatasi masalah ini dengan menghadirkan aplikasi curhat untuk masyarakat Jakarta. Bahkan, menurut dia, pemerintah harus hadir untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental masyarakatnya.
"Bentuknya seperti apa? Macem-macem. Ada aplikasi online, curhatnya cukup rebahan," kata Ridwan Kamil saat ditemui wartawan di markas Tim Pemenangan Nasional (TKN) Pemilih Muda Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau TKN Fanta, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 2 September 2024.
Iklan
Sebagai pendukung pernyataan Ridwan Kamil, CBD dan Vaay pernah merilis The Least and Most Stressful Cities Index 2021, terdapat 10 kota yang memiliki penduduk dengan tingkat stres paling tinggi. Penelitian dilakukan dengan menilai 15 indikator, di antaranya tingkat pengangguran, keselamatan, kesetaraan gender, cuaca, dan akses kesehatan di 500 kota di seluruh dunia.
Jakarta memang masuk dalam daftar itu dan berada di urutan ke sembilan. Namun disebutkan bahwa penyebab utamanya bukan perkara gaya hidup, melainkan karena polusi udara yang buruk di Jakarta, bahkan menduduki peringkat paling buruk di dunia menurut IQAir.
Sedangkan untuk kota dengan tingkat stres paling tinggi pada penelitian itu adalah Mumbai di India. Disusul oleh Lagos di Nigeria, Manila di Filipina. Sementara pada peringkat 10 adalah Kiev di Ukraina karena imbas perseteruan dengan Rusia yang meningkatkan frustasi dan traumatik.
Melynda Dwi dan Savero Aristia berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Soal Beda Hasil Survei LSI dan Poltracking, Ridwan Kamil: Bukan Penentu Takdir