Jakarta -
Peran Ayah dalam kehidupan anak perempuan menjadi salah satu kunci dalam membentuk karakter dan pandangan hidup anak. Kedekatan fisik seperti menggandeng, menggendong, serta memangku anak adalah bagian dari cara Ayah menunjukkan kasih sayang kepada anak perempuannya.
Meski begitu, penting untuk memahami adanya batasan usia di mana anak perempuan mulai merasa lebih mandiri. Mereka pun lebih nyaman dengan peran mereka sebagai individu yang berkembang.
Ada masa di mana anak perempuan mulai mengenali identitas dirinya. Meski Ayah sangat dekat dengan mereka, kira-kira kapan waktu terbaik untuk berhenti memberikan rasa sayang secara fisik, termasuk memangkunya?
Kapan Ayah harus berhenti memangku anak perempuan?
Tanpa disadari, sosok Ayah membuat anak perempuan membentuk 'standar' dalam hidupnya, Bunda. Hal ini turut diungkapkan oleh Praktisi Psikologi Anak, Aninda, S.Psi, M.Psi.T kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
"Secara tidak disadari, dari sosok Ayah lah, anak perempuan membentuk "standar" sendiri dalam hidupnya," ujarnya.
"Standar menentukan pasangan yang baik, standar merasa dicintai, standar cara dihargai, biasanya mengacu pada diri Ayah dan kualitas hubungan Ayah-anak ini. Motivasi dalam belajar juga kerap kali dihubungkan dengan peran Ayah," lanjut Aninda.
Kedekatan Ayah dengan anak perempuannya ini pun bisa dilihat dalam berbagai kegiatan, mulai dari menggendong, menggandeng, mengecup, hingga memangkunya.
Aninda menyebut bahwa menunjukkan kasih sayang yang berkaitan dengan fisik ini baik dilakukan oleh Ayah pada anak perempuannya. Meski begitu, tingkat keseringannya perlu dikurangi jika anak semakin besar.
"Untuk menunjukkan kasih sayang yang berkaitan dengan fisik (untuk menggandeng, merangkul, dan memeluk sebenarnya masih tidak masalah, tapi memang kalau memangku agak berbeda ya rasanya), biasanya akan semakin memudar seiring dengan bertambahnya usia anak," jelasnya.
Saat anak berusia 10 tahun ke atas, kegiatan ini ada baiknya dikurangi, ya. Bukan tanpa alasan, hal ini karena anak sudah mulai tumbuh dewasa.
"Di usia pre-teen (sekitar 10 tahun) sebaiknya hal ini mulai dikurangi. Bukan karena tidak sayang, melainkan anak pun semakin tumbuh dewasa, dan sebagai orangtua, Ayah perlu membatasi cara-cara kasih sayang seperti apa saja yang masih pantas ditunjukkan pada anak perempuannya," papar praktisi yang kerap membagikan tips parenting melalui akun Instagram pribadinya.
Tips menjaga hubungan dengan anak perempuan dewasa
Saat anak perempuan sudah mulai memasuki usia dewasa, mereka mungkin akan disibukkan dengan berbagai kegiatan. Dampaknya, Ayah hanya akan memiliki sedikit waktu untuk melakukan bonding dengannya.
Namun, jangan khawatir, ya. Menurut Aninda, ada beberapa cara yang bisa Ayah lakukan agar hubungan baik dengan anak perempuan tetap bisa dijaga. Berikut ini deretannya:
- Mengajak ngobrol tentang kegiatan sehari-hari
- Mengantar anak ke sekolah
- Membawakan camilan favorit sang putri
- Mencoba terbuka serta mendengarkan hal-hal yang disukai anak
- Memahami hal yang disukai anak tanpa bersikap skeptis
Dampak anak perempuan jauh dari Ayahnya
Ketika Ayah tidak hadir dalam tumbuh dan kembang anak perempuannya, tentu akan ada berbagai dampak yang dirasakan Si Kecil di masa mendatang. Anak bisa saja mengalami berbagai isu yang berhubungan dengan kehidupan berpasangan.
"Contohnya bertahan di hubungan yang salah, memilih laki-laki yang 'red flag' hal ini karena sosok Ayah tadi tidak terpenuhi dengan baik pada diri anak," ungkap Aninda.
Jika Ayah sudah meninggal dunia atau kedua orang tua telah bercerai, ada dua hal yang bisa Bunda lakukan untuk mencegah terjadinya fatherless pada anak.
Hal pertama adalah Bunda bisa mencari sosok Ayah di laki-laki dewasa lain dalam keluarga seperti kakek maupun pamannya. Selain itu, Bunda juga bisa menjadi sosok Ayah di dalam hidup anak.
"Mencari sosok Ayah di diri laki-laki dewasa lain yang masih keluarga (seperti kakek atau paman) atau Ibu menghadirkan sosok ganda yakni sebagai Ibu dan Ayah," ujarnya.
"Untuk pilihan kedua, memang cukup challenging bagi Ibu ya. Tapi kalau dari sisi psikologis anak, hal ini 'lebih aman' karena anak tidak perlu mencari sosok Ayah dari orang lain," imbuh Aninda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)