Jakarta -
Berat badan anak termasuk salah satu indikator pertumbuhan anak yang penting selain tinggi badan. Setiap kali anak menemui dokter, tinggi dan berat badan Si Kecil akan diplot pada grafik pertumbuhan. Tujuannya adalah untuk melihat bagaimana anak berkembang dan mencapai tonggak perkembangan mereka.
Namun, bagi sebagian orang tua, grafik tersebut menyebabkan lebih banyak kecemasan daripada kepastian. Kecemasannya tak lain adalah berat badan anak yang tidak kunjung naik dan penyebab di baliknya. Bunda pernah mengalaminya?
"Salah satu penyebab utama berat badan sulit naik pada anak adalah kurangnya asupan kalori yang cukup. Anak mungkin tidak mengonsumsi jumlah makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kalori mereka," ujar dokter spesialis anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri Sp.A, kepada HaiBunda beberapa waktu lalu.
"Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya nafsu makan, pilihan makanan yang tidak seimbang, atau mungkin masalah pada pola makan mereka," lanjutnya.
Pentingnya memantau grafik pertumbuhan
Seperti yang Bunda ketahui, grafik pertumbuhan yang kita lihat di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau buku pink adalah grafik dari WHO. Untuk anak usia di bawah 2 tahun, pengukuran panjang badan dilakukan dengan posisi tidur. Sementara itu, anak usia 2 tahun panjang badannya diukur dengan posisi berdiri.
Nantinya jika anak sudah berusia 5 tahun, maka pemantauan tumbuh kembangnya sudah menggunakan kurva standar pertumbuhan WHO dengan Indeks Massa Tubuh (IMT), Bunda. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), grafik tumbuh kembang anak dipantau menggunakan standar penilaian baku Z-Score.
Standar pengukuran Z-Score didapat dari hasil membandingkan antara rata-rata berat badan menurut umur dan tinggi badan anak sesuai jenis kelamin dan kelompok usianya. Hasil perbandingan tersebut kemudian dijadikan acuan penilaian untuk mengetahui adanya kemungkinan masalah kekurangan gizi, risiko obesitas, atau stunting pada anak.
Kapan kenaikan berat badan yang lambat menjadi masalah?
Jika anak kekurangan berat badan dan turun pada grafik pertumbuhan, bicarakan dengan dokter tentang kekhawatiran Bunda. Dalam kebanyakan kasus, setelah kondisi medis yang mendasari yang memengaruhi pertumbuhan didiagnosis dan diobati, berat badan mereka akan mulai bertambah.
Semakin cepat anak mendapatkan diagnosis dan memulai pengobatan, semakin baik. Idealnya, pengobatan dimulai jauh sebelum masa pubertas sehingga percepatan pertumbuhan anak saat remaja tidak terpengaruh.
Kenaikan berat badan yang lambat menjadi masalah jika mengganggu perkembangan anak yang sehat, terutama selama tahun pertama bayi saat otaknya sedang berkembang. Dikutip dari laman Children Hospital, kenaikan berat badan yang lambat bisa menjadi masalah jika:
- Bayi baru lahir tidak mendapatkan kembali berat badannya saat lahir dalam waktu 10 hingga 14 hari setelah lahir
- Bayi hingga usia 3 bulan mengalami kenaikan berat badan kurang dari satu ons per hari
- Bayi antara usia 3 dan 6 bulan mengalami kenaikan berat badan kurang dari 0,67 ons per hari
- Anak dari segala usia telah tumbuh dengan stabil dan tiba-tiba berhenti tumbuh
Diagnosis dan cara mengatasi berat badan anak tidak naik
Ilustrasi berat badan anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/FotoDuets
Karena berat badan tidak naik pada anak bukanlah kondisi spesifik tetapi hasil dari faktor-faktor lain, dokter anak akan fokus untuk menemukan penyebab yang mendasarinya. Diagnosis biasanya dimulai dengan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan meninjau pola kenaikan berat badan anak dalam kaitannya dengan kurva pertumbuhan standar.
Tes skrining dapat mencakup hitung darah, studi skrining untuk hormon tiroid, elektrolit serum, dan urinalisis. Lalu, bagaimana kenaikan berat badan yang lambat diobati?
Pengobatan tergantung pada apa yang mencegah anak untuk menambah berat badan. Jika penyebabnya adalah kondisi medis yang mendasarinya, dokter anak mungkin fokus pada pengobatan kondisi tersebut, Bunda.
Jika gizi yang buruk berkontribusi terhadap kenaikan berat badan anak yang tidak kunjung naik, ahli gizi dapat bekerja sama dengan Bunda untuk mengembangkan rencana untuk menyediakan anak dengan diet yang seimbang.
Jika anak mengalami kesulitan mengunyah atau menelan, ahli patologi wicara akan memberikan strategi untuk mengembangkan otot-otot yang diperlukan. Apabila anak tampak sehat tetapi menolak untuk makan, seorang psikolog perilaku mungkin dapat membantu anak dan mengatasi masalah yang menyebabkan perilaku ini.
Tergantung pada usia anak dan kondisi medis yang mendasarinya, bentuk dukungan nutrisi yang lebih agresif, seperti selang makanan mungkin diperlukan. Intervensi ini mungkin bersifat sementara sampai anak mengembangkan kebiasaan makan sehat yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)