Ketahui Hubungan Seharusnya Mertua dan Menantu dalam Islam

2 days ago 7

Jakarta -

Memiliki hubungan yang tidak harmonis dengan mertua tentu bukan hal yang menyenangkan dalam rumah tangga. Lantas, bagaimana hubungan seharusnya mertua dan menantu dalam Islam?

Dilansir dari buku Suami Istri Calon Penghuni Surga karya Zakiyah Ahmad, suami istri diharapkan menghormati dan berbakti kepada orang tua atau mertuanya. Mertua menganggap menantunya seperti anak sendiri. Menantu juga demikian menganggap mertua bagaikan orang tua kandung.

Buku tersebut juga menjelaskan bahwa jalinan hubungan antara mertua dan menantu yang tidak harmonis dapat mengancam pernikahan. Oleh karena itu, sebaiknya Bunda dianjurkan untuk memahami terlebih dahulu bagaimana hubungan seharusnya antara mertua dan menantu.

Banner Anak Perempuan Tidak Dekat dengan Ayah

Melansir dari laman CNN Indonesia, bentuk ikut campur tangan mertua kepada rumah tangga anaknya diperbolehkan selama memberikan hal yang positif atau untuk kebaikan bersama. Rasulullah SAW pernah bersabda sebagai berikut:

“Yang paling berhak atas seorang perempuan adalah suaminya. Yang paling berhak atas seorang lelaki adalah ibunya.” (HR. Tirmidzi)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa yang perlu dilakukan menantu pada mertuanya adalah sebagaimana pasangan memperlakukan kedua orang tuanya juga.

Hubungan antara menantu dan mertua disebut mushaharah, yakni hubungan kekeluargaan sebab adanya ikatan pernikahan. Dalam Islam, saat anak laki-laki menikah, maka hubungan mertua dengan dirinya adalah mahram muabbad, yakni mahram selamanya.

Hadis yang menjelaskan tentang mertua dan menantu perempuan

Seperti yang diketahui bahwa agama Islam mengatur banyak aspek dalam kehidupan setiap Muslim. Hal ini termasuk pemahaman tentang hubungan mertua dan menantu.

أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ.

قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ

"Apakah engkau sudah bersuami?" Bibi Al-Hushain menjawab, "Sudah." "Bagaimana (sikap) engkau terhadap suamimu?", tanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, "Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu."(HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadis ini sahih sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Sahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)

Hadis tersebut menjelaskan bahwa hubungan mertua dan menantu perempuan adalah hal penting sebab termasuk berbakti kepada suami. Menantu perempuan yang berbakti kepada mertuanya akan memberikan kebahagiaan kepada suami, maka keberkahan pun akan didapatkannya.

Selain itu, Syekh Mustofa Al Adawi mengatakan memang bukan kewajiban menantu perempuan untuk berbakti kepada orang tua suami. Namun, berbuat baik kepada mertua merupakan bagian dari perbuatan baik kepada orang tua.

Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah SWT surat Luqman ayat 14 yang berbunyi sebagai berikut:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Artinya:

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (Q.S Luqman:14)

Sementara itu, kewajiban istri untuk menaati suami juga didukung dengan hadis berikut ini:

أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ

"Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Siapakah wanita yang paling baik?" Jawab beliau, "Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci". (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih)

Nah, itulah penjelasan tentang hubungan mertua dan menantu dalam Islam yang perlu Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online