TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan rencana pembentukan 100 batalion infanteri teritorial pembangunan terus berjalan. Saat ini, kata dia, TNI AD sedang menyurvei daerah strategis untuk penempatan batalion tersebut.
"Kami sedang terus survei daerah-daerah yang mempunyai tempat yang cukup strategis," kata Maruli Simanjuntak dalam rapat bersama Komisi I DPR RI pada Selasa, 4 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, 100 batalion infanteri teritorial pembangunan akan fokus mendukung pembangunan dan pertanian. Lokasi yang dipilih untuk penempatan, kata dia, merupakan daerah prioritas pertahanan yang membutuhkan dukungan pembangunan.
Maruli sebelumnya mengatakan salah satu lokasi batalion ini berada si Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Menurut dia, pembentukan batalion baru itu untuk mendukung ketahanan pangan dan swasembada pangan, yang merupakan program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Sudah dikonsepkan ada batalion, terus ada kompi produksi. Kalau nanti batalion dibentuk, ada tempatnya seperti di Wanam dan di Kurik, itu mereka akan fokus. Itu kan batalion tempur sebetulnya, nanti kan ada di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, nanti kan ada batalion-batalion, kita gabung semua,” kata Maruli saat jumpa pers di Jakarta pada Ahad, 15 Desember 2024.
Wanam dan Kurik merupakan wilayah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, yang saat ini dipersiapkan pemerintah untuk menjadi lumbung pangan program swasembada pangan.
Maruli mengatakan, untuk mencetak sawah yang luasnya ratusan ribu hektare, TNI AD tidak dapat mengandalkan bintara pembina desa (babinsa) saja, karena pengerjaan lahan seluas itu membutuhkan prajurit dalam jumlah besar, setidaknya se-batalion.
“Babinsa cuma satu orang satu desa. Gak mungkin dia ngurus. Ngurus 1.000 meter itu setengah mati, harus batalion. Kita mau main ratusan ribu hektare lho ini. Kalau babinsa cuma petak-petak saja,” kata Maruli.
TNI Angkatan Darat pada 2 Oktober 2024 membentuk lima Yonif Teritorial Pembangunan di Papua, yaitu Yonif 801/Ksatria Yuddha Kentswuri bermarkas di Kabupaten Keerom, Papua; Yonif 802/Wimane Mambe Jaya bermarkas di Kabupaten Sarmi, Papua; Yonif 803/Nduka Adyatma Yuddha bermarkas di Kabupaten Boven Digoel di Papua Selatan; Yonif 804/Dharma Bhakti Asasta Yudha bermarkas di Kabupaten Merauke, Papua Selatan; dan terakhir Yonif 805/Ksatria Satya Waninggap bermarkas di Sorong, Papua Barat Daya.
Yonif yang merupakan satuan tempur TNI AD mempunyai spesifikasi khusus produksi, di antaranya untuk produksi pangan.
“Batalion-batalion ini di bawah komando daerah militer (kodam), ada Kodam XVIII/Kasuari dan Kodam XVII/Cenderawasih. Batalion ini punya spesifikasi untuk ada batalion konstruksi, ada batalion produksi. Kami akan melaksanakan program pertanian di wilayah Papua dan batalion-batalion ini akan membantu," kata Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat acara peresmian lima batalion baru itu di Jakarta pada 2 Oktober 2024.
Lima batalion tersebut masing-masing diperkuat oleh 691 prajurit TNI AD yang berasal dari Papua dan didatangkan dari daerah-daerah lain, seperti Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Sapto Yunus berkontribusi dalam artikel ini.