TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mau menggarap bisnis baterai listrik atau electric vehicle (EV) setelah masa tugas di Kabinet Presiden Joko Widodo berakhir pada 20 Oktober 2024. Walau banyak anggota Kabinet Jokowi yang dipanggil oleh presiden terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara maupun pelatihan calon menteri selanjutnya, nama Moeldoko bukan di antara mereka.
Mantan Panglima TNI ini menceritakan, rencana pembangunan pabrik baterai listrik dari hulu ke hilir sudah dia pikirkan sejak 2012. Namun seorang rekan meyakinkan potensi menjanjikan pelaku bisnis pabrik baterai EV. Ia diperlihatkan laboratorium yang sangat sederhana, namun pengusaha tersebut sudah menghasilkan produk baterai.
"Karena mungkin saya masih concern memikirkan itu akhirnya Tuhan beri jalan ya,” kata Moeldoko di Gedung Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Moeldoko mengatakan bahwa dia sedang menggarap pabrik baterai listrik bernama ELBI atau PT Elektronik Baterai Indonesia di dekat Malang Jawa Timur. Saat ini perusahaan masih melakukan persiapan produksi baterai 100 megawatt.
ELBI akan diproduksi secara semi otomatis dalam skala kecil. Rencananya, awal tahun 2025, perusahaan akan mulai produksi besar-besaran dan membuka fasilitas pabrik yang cukup besar.
Produksi utama ELBI di tahap pertama adalah untuk memproduksi baterai listrik untuk sepeda motor, kemudian akan perlahan naik ke minivan dan truk engkel. Nantinya, ada kemungkinan juga baterai listrik dari ELBI akan digunakan untuk produk-produk dari PT MAB yang sudah dibangunnya terlebih dulu.
Iklan
Moeldoko mengatakan baterai listriknya akan menggunakan bahan baku silika, bukan nikel ataupun lithium seperti yang sudah banyak digunakan saat ini. Baterainya nanti diklaim memiliki kekuatan lebih besar daripada baterai pada umumnya. Jika kendaraan baterai listrik untuk sepeda motor listrik hanya mampu digunakan untuk 40-60 kilometer, baterai ELBI diklaim bisa mencapai 120 kilometer.
"Kita akan bangun kerja sama dengan Huawei. Dia sudah riset untuk charging itu satu kilo satu second. Itu nanti akan connecting dengan materai baterai,” kata Moeldoko.
Mengenai pendanaan, Moeldoko memaparkan dirinya akan mencari pinjaman langsung dari Cina. Ia membantah akan memanfaatkan kedekatan dengan pemerintah. Ia memprediksi sekitar US$ 10 juta atau sekitar Rp 154,9 miliar.
Pilihan Editor: Kata Moeldoko Soal Keberlanjutan KSP di Pemerintahan Prabowo