Pasca Kematian Barbie Hsu Pemeran Shancai di Meteor Garden, CDC Taiwan Minta Warga Segera Vaksin Flu

2 months ago 36

Kabar duka datang dari dunia hiburan Asia. Aktris Taiwan, Barbie Hsu, yang terkenal melalui serial Meteor Garden pada 2001, meninggal dunia akibat pneumonia di usia 48. Pascakematian Barbie Hsu, CDC Taiwan kemudian meminta warganya segera vaksin flu. Mengapa demikian?

Kasus kematian penyanyi terkenal Barbie Hsu menjadi titik balik pemerintah untuk mengajak warganya vaksin flu. Mengutip dari BBC, Barbie Hsu meninggal dunia karena komplikasi pneumonia yang diawali dengan infeksi flu.

Kabar tersebut tentu memberikan duka mendalam bagi para penggemar serta industri entertainment Taiwan. Untuk itu, demi menjaga kesehatan di tengah cuaca yang buruk dan mewabahnya penyakit flu, pemerintah Taiwan minta warga segera vaksin flu.

Jangan menyepelekan penyakit flu, Bunda, karena buktinya bisa mengintai nyawa. Simak ulasan mengenai kematian Barbie Hsu karena flu beserta imbauan pencegahannya agar mendapatkan perawatan sejak dini.

Barbie Hsu meninggal dunia usai terkena flu

Barbie Hsu jatuh sakit saat berlibur di Jepang bersama keluarganya selama liburan Tahun Baru Imlek. Kabar ini dikonfirmasi oleh sang adik, Dee Hsu, yang mengungkapkan bahwa penyebab utama kematian kakaknya adalah pneumonia dipicu oleh influenza.

"Selama Tahun Baru Imlek, keluarga kami datang ke Jepang untuk berlibur. Kakak perempuan saya tersayang, Barbie, sayangnya telah meninggalkan kami setelah terkena pneumonia yang dipicu oleh influenza," kata Dee Hsu dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh manajernya, dilansir dari BBC.

Kematian mendadak aktris ternama ini mengejutkan banyak penggemarnya di berbagai negara, termasuk Indonesia, Filipina, dan Thailand, yang mengenalnya sejak Meteor Garden tayang di 2001. Selain memiliki riwayat epilepsi dan penyakit jantung, Hsu pernah dirawat di rumah sakit karena kejang.

Barbie Hsu meninggalkan suaminya, DJ Koo, serta dua anak dari pernikahan sebelumnya dengan pengusaha China, Wang Xiaofei.

Bahaya komplikasi pneumonia karena flu

Spesialis pengobatan pernapasan Leung Chi-chiu mengatakan bahwa banyak penduduk yang sebelumnya tidak pernah terpapar virus flu, kini mengalaminya. Hal tersebut menyebabkan kekebalan tubuh melemah dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi di daerah dengan aktivitas flu yang tinggi.

"Virus flu dapat menyebabkan pneumonia virus dan merusak sistem pernapasan kita, meningkatkan risiko infeksi bakteri sekunder, termasuk pneumokokus dan streptokokus," papar Leung Chi dilansir dari The Standart.

Meskipun pandemi COVID-19 mereda selama dua tahun terakhir, Leung Chi tetap memperingatkan bahwa banyak orang masih kurang memiliki kekebalan yang cukup terhadap flu. Ia menyarankan agar Bunda menghindari tempat yang ramai dan berventilasi buruk, mengatur waktu perjalanan, memakai masker, serta rajin menjaga kebersihan tangan.

Leung Chi pun mengatakan bahwa tidak hanya mereka dengan penyakit kronis yang harus waspada, pelancong yang mendampingi juga harus mengambil tindakan pencegahan.

“Jika satu orang terinfeksi, mereka berisiko menyebarkan virus ke hotel atau rumah, yang berpotensi menulari banyak orang lain,” tambahnya.

CDC imbau agar warga segera vaksin flu

Menyusul insiden tersebut, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Taiwan segera mengimbau masyarakat, terutama kelompok rentan, untuk segera mendapatkan vaksin flu. Wakil Direktur Jenderal CDC Taiwan, Tseng Shu-hui, menyebutkan bahwa kunjungan rumah sakit akibat gejala mirip flu meningkat tajam pada periode 19 sampai 25 Januari 2025, dengan angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir mencapai 162.352 kasus.

Meski jumlahnya sempat turun menjadi 88.889 pada minggu berikutnya karena banyak klinik tutup selama liburan, angka tersebut diprediksi kembali meningkat seiring dibukanya layanan kesehatan. Menurut data pengawasan CDC Taiwan, virus influenza A (H1N1) menjadi strain dominan saat ini.

Vaksin flu yang tersedia telah disesuaikan dengan strain ini sehingga efektif memberikan perlindungan. Sejak awal musim flu pada 1 Oktober tahun lalu, tercatat sudah ada 641 kasus komplikasi flu serius dan 132 kematian.

"Lebih dari 90 persen kasus parah dan kematian tidak mendapatkan vaksinasi pada musim flu ini,” katanya dilansir dari Taipei Times.

Mengenai situasi flu di Jepang, statistik resmi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas flu mencapai puncaknya pada akhir Desember, dan penyebaran penyakit telah menurun, sementara jenis yang dominan juga adalah influenza A (H1N1).

Situasi flu yang parah tidak hanya terjadi di Taiwan tapi juga Jepang. Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 172.417 kasus influenza tercatat di Jepang dalam sepekan pada awal Januari, melebihi ambang batas peringatan selama 4 minggu berturut-turut.

Tidak hanya itu, beberapa wilayah seperti Tokushima, Osaka, dan Tokyo, melaporkan lonjakan kasus tertinggi. Akibat meningkatnya kasus flu, beberapa rumah sakit dan apotek di Jepang mengalami kekurangan stok obat flu sejak Desember lalu.

Masyarakat yang berencana bepergian ke Jepang pun turut menyampaikan kekhawatirannya. Beberapa di antaranya mengaku membawa stok masker dan obat flu untuk berjaga-jaga selama perjalanan.

Sementara itu, pakar kesehatan menekankan bahwa orang yang bepergian bersama kelompok berisiko tinggi juga harus hati-hati agar tidak membawa virus ke lingkungan rumah atau hotel.

Warga diminta waspada terhadap gejala flu berat

Selain vaksinasi, dokter di Taiwan mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap gejala flu yang parah. Gejala seperti sesak napas, kulit membiru, darah dalam dahak, nyeri dada, tekanan darah rendah, serta demam tinggi berkepanjangan memerlukan perhatian medis segera.

Dokter juga menyarankan untuk rutin mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari tempat ramai guna mengurangi risiko penularan. Dengan kondisi flu yang masih mengkhawatirkan, masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikan pentingnya vaksinasi dan langkah pencegahan lainnya.

CDC Taiwan mengingatkan bahwa informasi tentang fasilitas kesehatan yang menyediakan vaksin flu dapat diakses melalui situs resmi mereka. Kesadaran akan pentingnya vaksinasi dan tindakan pencegahan diharapkan dapat mengurangi dampak flu yang berpotensi fatal, seperti yang terjadi pada Barbie Hsu.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online