Jakarta -
ASI memberikan sejuta manfaat bagi bayi sehingga menyusuinya sejak lahir sangatlah direkomendasikan. Simak fakta menariknya lebih lanjut yuk.
Berbicara ASI dan susu formula, selalu ada alasan mengapa ASI lebih baik daripada susu formula apa pun. Para ilmuwan pun telah mengklaim bahwa ASI dapat meningkatkan fungsi gen bayi dengan cara yang melindungi mereka dari penyakit.
Hal tersebut seperti ditemukan dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The American Journal of Physiology, Gastrointestinal and Liver Physiology mengemukakan bahwa ASI dapat meningkatkan fungsi gen bayi dengan cara melindungi bayi dari penyakit.
Fakta ASI bantu meningkatkan DNA bayi
Para peneliti di the University of Illinois menemukan bahwa makanan pertama bayi memengaruhi ekspresi gen mereka dan memberikan kemungkinan mekanisme bagaimana ASI dapat memengaruhi kesehatan bayi, seperti dikutip dari laman Times of India.
Para ilmuwan telah lama melaporkan bahwa ASI adalah yang terbaik. Bayi yang diberi ASI memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, lebih sedikit alergi, dan mungkin lebih tahan terhadap penyakit kronis, seperti asma, gangguan pencernaan, dan mungkin diabetes (tipe I dan II) serta obesitas.
Para peneliti telah menunjukkan bahwa makanan pertama bayi memengaruhi ekspresi gennya, serta memberikan kemungkinan mekanisme bagaimana ASI memengaruhi kesehatan. (Ekspresi gen adalah proses instruksi dalam gen digunakan untuk mensintesis produk gen fungsional, sebagian besar protein. Ketika gen diekspresikan, seolah-olah gen tersebut dihidupkan).
"Gen sangat sensitif terhadap nutrisi," kata peneliti studi Sharon Donovan dari the University of Illinois. "Dan sekarang kita memiliki gen yang dapat menjelaskan banyak pengamatan klinis tentang perbedaan bayi yang diberi ASI dan yang diberi susu formula."
Dengan menggunakan teknik noninvasif yang baru, para peneliti membandingkan 10 bayi berusia 3 bulan yang diberi susu formula dengan 12 bayi yang diberi ASI pada usia yang sama. Memanfaatkan pengelupasan alami sel-sel usus selama proses pencernaan, para peneliti mencari tanda-tanda ekspresi gen, dalam bentuk RNA pembawa pesan, dalam kotoran bayi.
ASI dan susu formula memiliki efek yang berbeda pada sedikitnya 146 gen, menurut para peneliti. Sebagian besar gen yang ditingkatkan oleh ASI mendorong perkembangan cepat usus dan sistem kekebalan tubuh, kata Donovan kepada LiveScience.
"Saat lahir, bayi itu keluar dari lingkungan yang terlindungi dengan baik, dengan semuanya terurus," kata Donovan, ke dunia yang penuh dengan bakteri dan nutrisi harus diperoleh dari usus yang masih baru. Semakin cepat saluran pencernaan dan sistem kekebalan tubuh bayi bekerja, semakin sehat anak tersebut.
Beberapa gen yang dipengaruhi secara positif oleh ASI melindungi dari 'usus bocor', suatu kelainan saat partikel asing memasuki aliran darah melalui dinding usus, kata Donovan. Usus bocor dianggap meningkatkan risiko alergi dan penyakit radang, seperti asma, radang usus besar, dan penyakit Crohn, yang semuanya mungkin memiliki tingkat yang lebih tinggi di antara bayi yang diberi susu formula, menurut penelitian sebelumnya.
ASI dan susu formula kemungkinan memengaruhi ekspresi gen dalam satu dari dua cara, kata Donovan. Mereka dapat mengubah faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk mendekode DNA menjadi bentuk aktifnya. Atau mereka dapat memiliki efek epigenetik, dengan spiral DNA dilipat ulang, membuat gen tertentu lebih atau yang kurang tersedia untuk digunakan.
Yang terakhir (epigenetik) biasanya, tetapi tidak selalu, permanen dan, jika ini adalah mekanisme yang digunakan, itu mungkin menjelaskan mengapa ASI dapat memiliki manfaat kesehatan seumur hidup.
"ASI berevolusi untuk memberi makan bayi manusia, dan mengandung sejumlah elemen bioaktif," kata Donovan, seperti hormon, faktor pertumbuhan, dan serat yang melimpah.
"Susu sapi (bahan utama dalam susu formula) berevolusi untuk memberi makan anak sapi," lanjut Donovan. Komposisinya jauh berbeda dengan susu manusia, dan elemen bioaktifnya sering kali hancur selama pemrosesan, katanya.
Tentu saja, produsen terus berupaya mengubah susu formula agar lebih mirip dengan ASI. "Namun, meskipun orang telah menyusui bayi selama ribuan tahun, kami (para ilmuwan) masih harus banyak belajar," kata Donovan.
Nah, mengingat betapa besarnya manfaat ASI, pastikan Bunda juga selalu bersemangat untuk membersamai Si Kecil dan terus mengASIhi ya, Bunda. Semoga informasinya membantu.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)