TEMPO.CO, Jakarta - Partai NasDem buka suara ihwal pernyataan sikap partai yang memilih untuk tidak masuk dalam struktur kabinet pemerintahan Prabowo Subianto.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Irma Suryani Chaniago mengatakan terdapat kekeliruan publik dalam mengartikan sikap partai. Menurut ia, NasDem tetap menyatakan dukungan meski memilih tak masuk dalam kabinet.
"Yang perlu dipahami, NasDem memilih untuk tidak mengusulkan nama calon menteri, bukan keluar dari pemerintahan," kata Irma saat dihubungi, Sabtu, 19 Oktober 2024.
Alasan untuk tak mengusulkan nama calon menteri, Irma menjelaskan, dilakukan Partai NasDem sebagai bentuk komitmen partai terhadap sikap yang selama satu dekade ini dijunjung teguh.
Ia mengklaim, selama satu dekade mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo, NasDem tak pernah menyodorkan nama calon menteri. Di pemerintahan Jokowi, NasDem memiliki tiga kursi menteri.
"Yang tak kalah penting, kami sadar diri dengan posisi kami. Masak baru bergabung minta jatah menteri. Kan tidak elok," ujar Irma.
Nasdem, kata dia, bakal mendukung pemerintahan Prabowo melalui jalur fraksi di DPR. Ia mengatakan NasDem juga akan menjadi pengingat apabila pemerintahan Prabowo melalukan kekeliruan.
"Sebagai seorang sahabat, NasDem akan mengingatkan jika salah, dan terus mendukung untuk wujudkan visi-misinya," kata Irma.
Iklan
Ketua DPP Partai NasDem lainnya, Taufik Basari menjelaskan keputusan untuk tak masuk dalam kabinet pemerintahan Prabowo menjadi keputusan yang sejak lama telah dibahas di internal partai.
Bahkan, saat Ketua Umum Surya Paloh menemui Prabowo di Kertanegara pada 15, Agustus lalu, Surya menyampaikan sikap NasDem ke hadapan Prabowo langsung. "Jadi ini bukan hal baru. Sudah dibahas lama dan disampaikan lama pada Pak Prabowo," ujar Taufik.
Pernyataan NasDem tak bakal masuk kabinet pemerintahan Prabowo mencuat manakala Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim dan Wakil Ketua Umum, Saan Mustopa menyatakan sikap tersebut ke hadapan publik.
Pada Senin lalu, Saan mengatakan jika sikap ini diambil NasDem dengan mempertimbangkan azas etika dan kepatutan, mengingat posisi NasDem sebagai partai yang bukan menjadi pengantar Prabowo sejak awal berkontestasi.
Adapun NasDem merupakan partai pesaing koalisi Prabowo di pemilihan presiden lalu. NasDem bersama PKS dan PKB mengusung pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Pilihan Editor: Sekjen Partai NasDem Ungkap Isi Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo di Kemhan