TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Pramono Anung-Rano Karno, Chico Hakim, mengaku terkejut dengan hasil survei pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta yang dikeluarkan oleh Poltracking Indonesia. Hasil survei teranyar dari Poltracking itu berbeda dengan yang dirilis Lembaga Survei Indonesia atau LSI.
"Dengan survei Poltracking yang jaraknya berdekatan namun hasilnya berbeda ini cukup mengejutkan ya, karena menurut kami ada beberapa hal yang sifatnya anomali terkait dengan itu," kata Chico saat dihubungi Tempo, Jumat, 25 Oktober 2024.
Sebelumnya pada LSI pada Rabu, 23 Oktober 2024 merilis hasil survei elektabilitas Pilkada Jakarta 2024. Dalam survei itu, pasangan calon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno unggul dengan elektabilitas 41,6 persen.
Raihan ini membuat Pramono-Rano menyalip pasangan nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono yang meraih elektabilitas 37,4 persen, dan pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana 6,6 persen.
Namun hanya berselang sehari, Poltracking mengeluarkan rilis hasil survei terbaru mereka di Pilkada Jakarta. Dalam survei itu, Poltracking mencatat, elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono justru unggul ketimbang Pramono-Rano.
Dalam survei Poltracking, Ridwan Kamil meraih elektabilitas 51,6 persen. Angka ini berada di atas Pramono Anung yang mendapat 36,4 persen. Sedangkan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana tetap di urutan paling bawah dengan raihan 3,9 persen.
Menurut Chico, perbedaan hasil survei yang dikeluarkan oleh dua lembaga survei ternama di Indonesia itu menjadi tanda tanya, terutama bagi tim pemenangan Pramono Anung-Rano Karno. Chico bahkan meragukan hasil survei elektabilitas yang dikeluarkan oleh Poltracking itu.
"Pendukung Mas Pram dan Bang Doel (sapaan Rano Karno) meningkat signifikan, sehingga agak mengejutkan ketika Poltracking menyampaikan hasil totalnya berbeda cukup jauh," ujar Chico. "Kalau dilihat tren kenaikan elektabilitas, selama ini yang punya tren naik hanyalah Mas Pram dan Bang Doel, dan kenaikan sedikit di paslon 2."
Iklan
Metode Survei LSI dan Poltracking
LSI menggunakan metode multistage random sampling, dengan toleransi kesalahan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Ada 1.200 warga Jakarta yang memiliki hak pilih, dijadikan sebagai responden.
Lembaga survei ini menggunakan teknik perolehan data berupa wawancara terhadap 20 persen dari total responden oleh supervisor lapangan dengan kembali mendatangi responden terpilih. Survei dilakukan selama delapan hari, yakni pada 10-17 Oktober 2024.
Adapun Poltracking juga menggunakan metode yang sama dengan LSI, yaitu multistage random sampling. Namun, besaran margin of error pada survei ini berada di kisaran 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Jumlah responden yang digunakan oleh Poltracking juga lebih banyak, yakni 2.000 responden warga Jakarta berusia 17 tahun ke atas dan sudah menikah. Survei dilakukan dengan metode wawancara tatap muka dari periode 10 hingga 16 Oktober 2024.
Pilihan Editor: Survei Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta: Kalah di LSI, Unggul di Poltracking