Studi Ungkap Operasi Caesar Tak Direncanakan Tingkatkan Risiko Depresi Pasca Melahirkan

2 months ago 40

Jakarta -

Depresi pasca melahirkan atau depresi postpartum tidak boleh disepelekan ya, Bunda. Bila tidak segera ditangani, depresi pasca melahirkan dapat mengganggu pola asuh hingga kondisi mental ibu.

Sudah banyak studi meneliti penyebab dari depresi pasca melahirkan. Terbaru, peneliti Nicola F. Tavella, MPH dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai mengungkap kaitan antara risiko depresi pasca melahirkan dengan operasi caesar.

Pada pertemuan di SMFM 2025 Pregnancy Meeting, Tavella mempresentasikan penelitian inovatif tentang hubungan antara depresi pasca persalinan dan persalinan caesar yang tidak direncanakan. Perlu diketahui, depresi pasca persalinan dapat memengaruhi 10 hingga 15 persen individu.

Studi yang dilakukan untuk memahami faktor-faktor yang berkontribusi sangat penting untuk meningkatkan hasil kesehatan mental ibu. Secara detail, studi menganalisis kumpulan data kehamilan nasional yang besar untuk mengeksplorasi bagaimana pengalaman intrapartum memengaruhi perkembangan depresi pasca melahirkan dan keterlibatan pasien dalam perawatan pasca persalinan, khususnya kehadiran pada kunjungan tindak lanjut enam minggu.

"Sumber utama stres biopsikososial dalam kebidanan adalah perubahan dalam perencanaan persalinan, karena berbagai faktor klinis yang dapat muncul bisa mempersulit persalinan pervaginam yang direncanakan," ungkap Travella, dilansir laman Contemporary Obgyn.

"Bagi pasien hamil yang bermaksud dan ingin melahirkan pervaginam, kebutuhan mendesak untuk operasi caesar menghadirkan stres multifaktorial, karena selain menjalani prosedur bedah yang tidak direncanakan dan mendesak, pasien juga harus menyesuaikan diri dengan rencana persalinan sebelumnya. Kami berhipotesis bahwa stres multifaktorial ini membuat pasien ini berisiko lebih tinggi mengalami depresi pasca melahirkan," sambungnya.

Faktor-faktor yang berpengaruh

Tavella mengatakan bahwa tim peneliti tidak dapat menyimpulkan terlalu banyak dari temuan ini. Sebab, tim peneliti tidak memiliki banyak detail mengenai penerimaan perawatan pasca persalinan.

Meski begitu, temuan ini mungkin menunjukkan bahwa menjalani operasi caesar yang tidak direncanakan dapat memberikan rasa urgensi dan kerentanan intrapartum yang lebih besar, sehingga pasien melakukan upaya yang lebih terpadu untuk menghadiri kunjungan klinis pasca persalinan yang dijadwalkan 6 minggu setelah melahirkan.

Dalam studi ini, tim peneliti menggunakan model regresi untuk memeriksa hubungan antara persalinan caesar yang tidak direncanakan dan depresi pasca melahirkan, yang disesuaikan dengan variabel khusus berbeda, seperti kelompok usia dan pendapatan rumah tangga.

"Secara khusus, tim mengetahui bahwa pasien dengan usia, ras, dan etnis yang berbeda, serta sumber daya sosial ekonomi memiliki pengalaman melahirkan yang berbeda dan menghadapi perawatan berbeda dari penyedia layanan klinis. Perbedaan tersebut kemungkinan membuat kelompok pasien tertentu lebih mungkin mengalami operasi caesar yang tidak direncanakan, serta depresi pasca persalinan," ujar Tavella.

Lebih lanjut, Travella mengatakan bahwa temuan ini menunjukkan tentang proses persalinan yang sudah sangat rumit, dapat membuat ibu hamil terpapar stres psikososial yang merugikan melalui perubahan mendesak dalam perencanaan persalinan, yang berujung pada operasi caesar.

"Kesehatan psikososial pasien setelah persalinan tersebut dapat membaik bila mereka terhubung dengan dukungan kesehatan mental pada periode pasca persalinan," ujar Travella.

Apa itu depresi pasca melahirkan?

Menurut ulasan di March of Dimes, depresi pasca melahirkan adalah perasaan sedih, cemas atau rasa khawatir, dan lelah yang berlangsung lama setelah melahirkan. Kondisi tersbut dapat membuat seorang ibu kesulitan mengurus diri sendiri dan bayinya.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa seseorang dengan depresi postpartum tidak dapat melakukan tugas sehari-hari, termasuk mengasuh anaknya. Kondisi ini dapat terjadi hingga 1 tahun setelah melahirkan, namun paling sering dimulai sekitar 1 sampai 3 minggu setelah melahirkan.

Penelitian menunjukkan bahwa semakin lama seseorang mengalami depresi pasca melahirkan, maka semakin besar mereka mengalami depresi kronis. Misalnya, dalam sebuah penelitian di JAMA Psychiatry tahun 2018 menemukan bahwa sebagian besar perempuan yang mengalami depresi berat pada 2-8 bulan pasca persalinan akan terus mengalami gejala depresi lebih dari 10 tahun kemudian.

Tanpa pengobatan, depresi pasca melahirkan dapat memburuk. Dampak paling berbahaya dari kondisi ini dapat mengarah pada pemikiran untuk melukai diri sendiri atau melukai orang lain, hingga berujung pada kematian.

Untuk meminimalkan risiko depresi pasca melahirkan, ada baiknya Bunda mencari tahu tentang dampak serta gejalanya sebelum melahirkan. Bila khawatir pilihan melahirkan caesar dapat meningkatkan risiko depresi, Bunda dapat membicarakannya dengan dokter atau pakar terkait.

Demikian penjelasan studi tentang kaitan operasi caesar dan risiko depresi pasca melahirkan. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online