Tiga Pilar Pertumbuhan Ekonomi Digital Vietnam: Adopsi Teknologi, Inisiatif Pemerintah, dan Meningkatnya Pendapatan

1 month ago 12

Selular.ID – Ekonomi digital Vietnam semakin berkembang pesat, mencapai nilai US$30 miliar pada 2023.

Jumlah itu diproyeksikan meningkat sebesar 20% hingga mencapai US$43 miliar pada 2025.

Menurut laporan terbaru Acclime Vietnam, penyedia layanan profesional dari Kota Ho Chi Minh, pertumbuhan itu didorong oleh adopsi teknologi di seluruh bisnis, munculnya sektor-sektor utama termasuk fintech, serta meningkatnya pendapatan kelas menengah.

Dirilis pada September 2024 dan didukung oleh United Overseas Bank (UOB) Singapura, laporan tersebut mengeksplorasi transformasi ekonomi digital Vietnam.

Sekaligus menyoroti penyokong utama yang mendorong pertumbuhan dan tren yang muncul dalam membentuk industri tersebut.

Lihat Juga:

Bisnis Vietnam Merangkul Teknologi

Laporan tersebut mencatat bahwa Vietnam telah mengalami transformasi teknologi selama beberapa tahun terakhir, dengan populasi mudanya yang dengan cepat mengadopsi layanan internet seluler.

Bisnis juga merangkul transformasi digital dengan cepat, mendigitalkan data, menstandardisasi proses yang sebelumnya terbilang rumit, dan menggabungkan teknologi baru.

Survei usaha kecil dan menengah (UKM) pada 2023 oleh Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam (Ministry of Planning and Investment/MPI) menemukan peningkatan kesiapan transformasi digital di semua sektor, dengan skor naik sebesar 0,7 hingga 1,4 poin dari 2022 – 2023.

Studi UOB Vietnam juga menyoroti tren ini, dengan 87% dari 525 bisnis yang disurvei mengadopsi digitalisasi dalam bisnis mereka.

Selain itu, lebih dari 8 dari 10 bisnis di Vietnam mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengeluarkan lebih banyak biaya untuk upaya digitalisasi bisnis mereka pada 2024.

Demi mendorong efisiensi dan produktifitas, sebagian besar responden bersedia menganggarkan peningkatan biaya sebesar 10% hingga 25%.

GenAI, Keberlanjutan Sebagai Tren yang Muncul

Dalam ekonomi digital Vietnam yang sedang berkembang pesat, beberapa tren tengah muncul.

Khususnya, kecerdasan buatan generatif (genAI), yang merujuk pada sistem AI yang dapat menghasilkan konten baru seperti teks, gambar, atau audio, tengah mendapatkan perhatian yang signifikan.

Survei Finastra pada 2023 menemukan bahwa lembaga keuangan Vietnam memimpin adopsi genAI secara global.

Sebanyak 40% responden Vietnam yang disurvei mengatakan bahwa organisasi mereka telah meluncurkan atau meningkatkan kemampuan mereka dalam NPL (natural language processing) atau pemrosesan bahasa alami termasuk genAI.

Jumlah itu adalah yang tertinggi di antara semua pasar yang diteliti dan mengungguli Arab Saudi (39%), AS (24%) dan Inggris (24%).

Sebanyak 91% pengambil keputusan di lembaga keuangan di Vietnam mengatakan bahwa mereka mengadopsi atau terbuka untuk mengadopsi genAI.

Para pemimpin lembaga keuangan itu juga menyatakan minat untuk menggunakan teknologi tersebut untuk berbagai aplikasi.

Baca Juga: Di Indonesia Dapat Karpet Merah, Starlink Harus Rogoh Rp22 T di Vietnam

Termasuk meningkatkan layanan pelanggan, meningkatkan operasi TI, serta mengumpulkan, memproses, dan menganalisis data untuk klasifikasi kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).

Menariknya, sebanyak 45%, 44%, dan 44% para responden memprioritaskan tiga area itu secara berurutan.

Menandakan kesadaran yang tinggi para pengambil keputusan dalam mengembangkan TI sebagai basis pertumbuhan.

Keberlanjutan adalah tren lain yang muncul di Vietnam, di mana investor dan pelanggan semakin mengintegrasikan faktor ESG ke dalam proses pengambilan keputusan mereka.

Selain itu, kawasan industri pintar, yang memanfaatkan teknologi digital canggih dan praktik berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kinerja lingkungan, menjadi lebih umum, didorong oleh kebijakan pertumbuhan yang mendukung.

Menurut laporan dari MPI, Vietnam kini menjadi rumah bagi 416 kawasan industri dan lebih dari 1.000 klaster industri, yang berkontribusi terhadap sekitar setengah dari omzet ekspor negara tersebut.

Ekosistem Start Up, Kelas Menengah, dan Keterlibatan Pemerintah

Transformasi digital Vietnam didukung oleh sejumlah faktor. Salah satunya, negara ini menjadi rumah bagi ekosistem startup yang sedang berkembang yang kini mencakup sekitar 3.800 usaha, menurut Kementerian Sains dan Teknologi.

Lebih jauh, pandemi COVID-19 mempercepat digitalisasi dengan mendorong konsumen Vietnam untuk menggunakan platform e-commerce, layanan keuangan digital, pendidikan daring, dan bekerja jarak jauh.

Hal ini menghadirkan peluang baru bagi banyak bisnis dan mendorong mereka untuk mempercepat inisiatif transformasi digital.

Selain itu, peningkatan daya beli kelas menengah telah menghadirkan peluang dalam ekonomi digital Vietnam, yang meningkatkan permintaan akan produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pariwisata digital, dan layanan yang diberikan melalui platform digital.

Terakhir, pemerintah juga secara aktif mendorong pertumbuhan ekonomi digital.

Pada 2019, Pusat Inovasi Nasional (National Innovation Center/NIC) didirikan untuk mendukung perusahaan rintisan inovatif dan wirausahawan digital, dengan fokus pada industri seperti manufaktur cerdas, kota cerdas, keamanan siber, dan semikonduktor.

Setahun kemudian, pemerintah menyetujui Program Transformasi Digital Nasional pada 2025, yang bertujuan untuk mengubah Vietnam menjadi ekonomi, masyarakat, dan pemerintah digital.

Program itu juga menargetkan ekonomi digital mampu menyumbang 30% dari keseluruhan produk domestik bruto (PDB) pada 2030.

Pertumbuhan Signifikan Sektor Fintech

Terakhir, laporan Acclime Vietnam menyoroti fintech sebagai segmen startup terkemuka di negara tersebut. Sektor ini didominasi oleh pembayaran dan dompet selular.

Vietnam memiliki 32,77 juta dompet elektronik aktif pada akhir 2023, dengan transaksi pembayaran melalui internet dan saluran selular tumbuh masing-masing sebesar 52% dan 103,3% per tahun dari 2021 hingga 2023.

Pertumbuhan fintech di Vietnam didorong oleh aktivitas pendanaan yang sedang berkembang pesat.

Laporan Inovasi dan Investasi Teknologi Vietnam pada 2024 memperkirakan bahwa sejak 2013 hingga 2023, investasi yang cukup besar sebesar US$1,04 miliar telah diinvestasikan pada startup fintech pembayaran di Vietnam.

Sementara, sebanyak US$495 juta dana investasi diarahkan pada layanan keuangan, yang menggarisbawahi dinamika yang berkembang dalam industri fintech di Vietnam.

Dengan semakin berkembangnya ekonomi berbasis digital, khususnya sektor fintech, kepercayaan para investor pun semakin meningkat.

Pada September lalu, perusahaan ekuitas swasta NextBold Capital mengumumkan bahwa mereka ingin mengumpulkan dana sebesar US$100 juta untuk mendukung UKM di Vietnam, Kamboja, dan Laos.

Dana tersebut akan menyasar berbagai bisnis di bidang pendidikan, perawatan kesehatan, barang konsumsi, teknologi, dan agribisnis, yang selanjutnya akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sektor teknologi di Vietnam.

Baca Juga: Terungkap Penyebab Gojek Hengkang Dari Vietnam, Salah Satunya Kalah Saing dengan Pemain Lokal Be Group

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online